My Blog

  • 26-06-2024

Mengingat Kematian

Al-arabiyah linnasyiin -   Dalam kehidupan yang sementara ini, kita sering terjebak dalam kesibukan dunia yang tak berujung. Namun, sebuah nasihat bijak dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita akan hakikat kehidupan yang sesungguhnya. Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiallahuanhu, suatu ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam memegang pundak beliau seraya berkata, 

كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ ، أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ 

Hiduplah kalian di dunia seakan-akan seperti orang asing, atau seperti seorang pengembara.” (HR. Bukhari) 

Nasihat ini bukan sekadar kata-kata, melainkan sebuah panduan hidup yang ditujukan untuk kita semua sebagai seorang muslim. Dunia ini bukanlah tempat menetap, melainkan persinggahan sementara menuju alam akhirat yang kekal. Oleh karena itu, kita semua jangan sampai terlalu larut dalam persaingan duniawi yang seringkali membuat kita lupa akan tujuan akhir kita (kampung akhirat). 

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, seorang sahabat Nabi, menambahkan,   

Ibnu ‘Umar lantas berkata, 

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ 

Jika engkau berada di petang hari, janganlah tunggu sampai datang pagi. Jika engkau berada di pagi hari, janganlah tunggu sampai datang petang. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah pula waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari, no. 6416) 

ini adalah pengingat agar kita selalu siap dan tidak menunda-nunda dalam beramal baik, maka jangan sampai menunda-nunda apalagi meremehkannya. 

Al-Hasan Al-Bashri, seorang tabi’in yang terkenal dengan kezuhudannya, juga berkata,  

المؤْمِنُ فِي الدُّنْيَا كَالغَرِيْبِ لاَ يَجْزَع مِنْ ذُلِّهَا ، وَلاَ يُنَافِسُ فِي عِزِّهَا ، لَهُ شَأْنٌ ، وَلِلنَّاسِ شَأْنٌ 

“Seorang mukmin di dunia seperti orang asing. Tidak pernah gelisah terhadap orang yang mendapatkan dunia, tidak pernah saling berlomba dengan penggila dunia. Penggila dunia memiliki urusan sendiri, orang asing yang ingin kembali ke kampung akhirat punya urusan sendiri.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 379) 

Kemudian, dalam hadist lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, 

مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا 

Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi no. 2551.dishahihkan oleh Syaikh Al Albani) 

Dari nasihat-nasihat ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa sejatinya kita adalah pengembara di dunia ini. Kita harus mengumpulkan bekal, bukan harta benda, melainkan amal shalih yang akan menjadi penolong kita di akhirat kelak. Kita diajak untuk selalu ingat akan kematian, bukan sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai motivasi untuk terus berbuat baik dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. 

Mari kita renungkan, apakah kita telah cukup mempersiapkan bekal untuk perjalanan panjang kita? Ataukah kita masih terlena dengan gemerlap dunia yang fana? Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjadi pengembara yang bijaksana yang berjalan dimuka bumi ini untuk mengisi bekal untuk kehidupan yang sesungguhnya kelak, yaitu yang senantiasa mengingat akan kematian dan mengutamakan akhirat di atas segala-galanya. Amin. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store 

 

admin
Admin