My Blog

  • 05-04-2024

Menghidupkan Sunnah di Hari Raya Idul Fitri

Nahwu Wadhih -  Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu hari yang paling dinanti oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan, Idul Fitri menjadi simbol kemenangan spiritual. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan contoh bagaimana merayakan hari yang fitri ini dengan penuh syukur dan kegembiraan. Berikut adalah beberapa sunnah yang beliau ajarkan: 

Mandi Sebelum Shalat Idul Fitri Mandi sebelum shalat Idul Fitri merupakan sunnah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mandi tidak hanya sebagai bentuk penyucian fisik, tetapi juga sebagai persiapan mental untuk menyambut hari yang suci. Terdapat sebuah riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. 

عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى 

Dari Nafi’, (ia berkata bahwa) ‘Abdullah bin ‘Umar biasa mandi di hari Idul Fithri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang. (HR. Malik dalam Al-Muwatho’ 426. Imam Nawawi menyatakan bahwa atsar ini shahih) 

Para ulama bersepakat bahwasanya mandi merupakan bagian dari sunnah sebelum shalat ied. 

Berhias dan Memakai Pakaian Terbaik Berhias dan memakai pakaian terbaik merupakan bagian dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini adalah ekspresi rasa syukur dan kebahagiaan atas nikmat yang telah Allah berikan. Jabir radhiallahu anhu pernah berkata: 

كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُبَّةٌ يَلْبَسُهَا لِلْعِيْدَيْنِ وَيَوْمِ الجُمُعَةِ 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki jubah khusus yang beliau gunakan untuk Idul Fithri dan Idul Adha, juga untuk digunakan pada hari Jum’at.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya, 1765) 

Makan Sebelum Shalat Idul Fitri Berbeda dengan Idul Adha, di mana disunnahkan untuk makan setelah shalat, pada Idul Fitri dianjurkan untuk makan sebelum shalat. Ini menandakan bahwa bulan puasa telah berakhir dan kita kembali ke fitrah. Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan: 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ .. وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah keluar pada hari Idul Fithri (ke tempat shalat, pen.) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Bukhari, no. 953) 

Bertakbir, ini mengingatkan kita akan kebesaran Allah dan sebagai ungkapan rasa syukur atas kesempatan yang telah diberikan untuk beribadah selama Ramadan. Bertakbir ini dilakukan ketika berangkat dari rumah menuju ke tempat shalat id.  

Kemudian sunnah yang sudah umum kita ketahui adalah berangkat menuju shalat idul Fitri. Shalat Idul Fitri Shalat Idul Fitri dilaksanakan secara berjamaah di lapangan terbuka. Ini adalah sunnah yang mengumpulkan umat Islam untuk bersama-sama bersyukur kepada Allah. 

Saling mengucapkan selamat ketika di hari raya Idul Fitri tersebut. Mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri juga merupakan salah satu sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Akan tetapi akan lebih baik jika ucapan tersebut mengandung doa. Seperti “Taqaballahu minna wa minkum”. 

Menunaikan zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri adalah sunnah yang membersihkan jiwa dan membantu mereka yang membutuhkan. Tentu amalan ini jelas diwajibkan karena ini merupakan zakat yang sudah ditentukan takarannya dan waktunya dalam syariat.  

Dan salah satu sunnah yang mungkin terlewatkan diantara kita adalah berangkat ke masjid dan pulang dari masjid dengan menggunakan rute yang berbeda.  

عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ 

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di hari ied (ingin pergi ke tempat shalat, pen.), beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari, no. 986) 

Demikian, dengan menghidupkan sunnah-sunnah ini, kita tidak hanya mengikuti jejak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi juga memperkuat ikatan kebersamaan dan persaudaraan di antara kaum muslimin. Hari raya Idul Fitri menjadi saat yang tepat untuk merefleksikan diri, memperbaharui niat, dan memperkuat komitmen kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga bermanfaat.  

Kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store 

admin
Admin