My Blog

  • 15-06-2023

Mengendalikan Marah dengan Petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

Marah adalah salah satu emosi yang dimiliki oleh manusia. Namun, marah yang tidak terkendali bisa membawa dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, Islam mengajarkan cara-cara untuk mengendalikan marah dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Salah satu petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengendalikan marah adalah dengan mengucapkan "A'udzu billahi minasy syaithanir rajim" (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk). Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لا تَغْضَبْ

"Ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam: "Berilah aku wasiat." Beliau menjawab: "Janganlah engkau marah." Laki-laki itu mengulangi permintaannya berkali-kali. Beliau menjawab: "Janganlah engkau marah." (HR. Bukhari no. 6116 dan Muslim no. 2613)

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa ketika laki-laki itu bertanya tentang sebab kemarahan, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

 

إِنَّهُ مِنْ شَيْطَانٍ يُوسِيسُ بِهِ فَإِذَا غَضِبْتُمْ فَقُولُوا أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

 

"Sesungguhnya itu dari syaitan yang membisikkan kepadamu. Maka jika kalian marah, ucapkanlah: Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk." (HR. Ahmad VI/367 dan Abu Dawud no. 4767)

Dengan mengucapkan kalimat ini, seseorang akan menyadari bahwa kemarahan adalah bujukan syaitan yang ingin merusak agama dan akhlaknya. Seseorang juga akan merasa lebih tenang dan bisa mengendalikan dirinya.

Petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang lain untuk mengendalikan marah adalah dengan berwudhu atau berbaring. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sulaiman bin Surad Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:

كُنَّا جُلُوسًا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فجاء رجلان يختصمان في حدود الله فأحدهما كان يتقرع وجهه وعروقه تنتفخ من الغضب فقال النبي صلى الله عليه وسلم إني لأعلم كلمة لو قالها لذهب عنه ما يجد قالوا وما هي يا رسول الله قال لو قال أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ذهب عنه ما يجد

"Kami sedang duduk bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba datang dua orang yang berselisih tentang hukum Allah. Salah seorang di antara mereka tampak wajahnya memerah dan urat-uratnya membengkak karena marah. Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat, jika ia mengucapkannya, niscaya akan hilang apa yang ia rasakan." Mereka bertanya: "Kalimat apa itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Jika ia mengucapkan: Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk, niscaya akan hilang apa yang ia rasakan." (HR. Bukhari no. 3282 dan Muslim no. 2610)

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ

 

"Jika salah seorang di antara kalian marah ketika ia sedang berdiri, maka hendaklah ia duduk. Jika amarahnya hilang, (alhamdulillah). Jika tidak, hendaklah ia berbaring." (HR. Abu Dawud no. 4782 dan Ahmad VI/456)

Dengan berwudhu atau berbaring, seseorang akan meredakan ketegangan otot-ototnya dan menurunkan denyut jantungnya. Hal ini akan membantu seseorang untuk berpikir lebih jernih dan rasional.

Petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang ketiga untuk mengendalikan marah adalah dengan mengingat akhirat dan ganjaran Allah bagi orang-orang yang menahan marahnya. Allah Ta'ala berfirman:

 

والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين

 

"Dan orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain; dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Ali Imran: 134)

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan orang lain sebagai orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk menjadi orang-orang yang termasuk dalam kategori ini.

Selain itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang menahan marahnya. Beliau bersabda:

ما مِنْ أحدٍ يُغالِبُ غيظهُ إلا دعاه الله عز وجل على رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره من الحور العين ما شاء

 

"Tidak ada seorang pun yang menahan marahnya, melainkan Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, hingga Allah memberinya pilihan dari bidadari-bidadari yang ia kehendaki." (HR. Abu Dawud no. 4777 dan Tirmidzi no. 2021)

Dengan mengingat akhirat dan ganjaran Allah, kita akan termotivasi untuk menahan marah kita dan tidak terbawa oleh hawa nafsu. Kita akan menyadari bahwa amarah kita adalah ujian dari Allah yang harus kita lalui dengan sabar dan ikhlas.

Demikianlah beberapa petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tentang amarah. Marah adalah emosi yang wajar dimiliki oleh manusia, namun harus dikendalikan agar tidak membawa mudharat. Islam mengajarkan kita untuk mengendalikan marah dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu dengan berlindung kepada Allah dari syaitan, berwudhu atau berbaring, dan mengingat akhirat dan ganjaran Allah. Dengan cara-cara ini, kita akan menjadi orang-orang yang berakhlak mulia dan mendapatkan ridha Allah. Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah-Nya. Amin. Fikar store – alfikar.com

 

Sumber: almanhaj.or.id

admin
Admin