Kitab Grosir Pesantren – Salah satu hal yang menarik perhatian kita saat menghadiri atau menyaksikan kajian agama Islam adalah kebiasaan para ulama, khususnya da’i salaf, untuk selalu membawa kitab saat mengisi kajian. Kitab-kitab yang mereka bawa biasanya adalah kitab-kitab klasik yang berisi dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits yang mengandung penjelasan para sahabat Radhiallahu anhu hingga para ulama’ Tabi’in, serta penjelasan dan tafsiran dari para ulama terdahulu yaitu dari para sahabat hingga para ulama’ tabi’in. Mengapa mereka selalu membawa kitab, padahal mereka bisa dikatakan sangat mumpuni dalam ilmu agama Islam dan memahami 30 juz Al-Quran dan ribuan hadits dari sanad ,lafadz hingga maknanya sepenuhnya? Apa alasan dan hikmah di balik kebiasaan ini?
Ada beberapa alasan mengapa para ulama, khususnya da’i salafi, selalu membawa kitab saat mengisi kajian, baik online maupun offline. Berikut adalah beberapa alasan tersebut:
Alasan pertama mengapa para ulama selalu membawa kitab adalah untuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada para penulis kitab yang telah berjasa dalam menyampaikan ilmu agama Islam. Kitab-kitab yang dibawa oleh para ulama adalah kitab-kitab klasik yang merupakan hasil ijtihad dan penelitian dari para ulama terdahulu. Para penulis kitab ini adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan umat Islam, karena mereka telah mengabdikan diri mereka untuk menyebarluaskan dan menjaga kemurnian ilmu agama Islam. Mereka juga adalah orang-orang yang memiliki keilmuan yang luas dan mendalam, serta ketakwaan yang tinggi. Mereka telah mengorbankan banyak hal, seperti waktu, harta, keluarga, bahkan nyawa mereka, demi menulis kitab-kitab yang bermanfaat bagi umat Islam.
Dengan membawa kitab, para ulama ingin mengikuti jejak dan teladan dari para penulis kitab tersebut, serta menghargai jerih payah mereka dalam menyusun kitab. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa mereka tidak merasa lebih baik atau lebih pintar dari para penulis kitab, tetapi selalu merendahkan diri dan belajar dari mereka. Mereka juga ingin menegaskan bahwa ilmu agama Islam tidak berasal dari diri mereka sendiri, tetapi dari sumber-sumber yang shahih dan terpercaya, yaitu Al-Quran dan hadits yang berdasarkan pemahaman para sahabat Radhiallahu anhu,
Alasan kedua mengapa para ulama selalu membawa kitab adalah untuk menjaga keilmiahan dan keakuratan dalam menyampaikan materi kajian. Kitab-kitab yang dibawa oleh para ulama adalah kitab-kitab yang berisi dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits, serta penjelasan dan tafsiran dari para ulama salaf. Dengan membawa kitab, para ulama ingin memastikan bahwa apa yang mereka sampaikan adalah sesuai dengan sumber-sumber yang shahih dan terpercaya, serta bisa dipertanggungjawabkan. Mereka tidak ingin menyampaikan sesuatu yang tidak berdasar atau tidak jelas asal-usulnya, karena itu bisa menyesatkan atau menimbulkan kerancuan bagi umat Islam. Mereka juga tidak ingin menyampaikan sesuatu yang bertentangan atau menyelisihi dengan Al-Quran atau hadits, karena itu bisa menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan, kebatilan bahkan kekufuran.
Selain itu, membawa kitab juga membantu para ulama untuk menghindari kesalahan dalam mengutip atau meriwayatkan hadits. Hadits adalah perkataan, perbuatan, atau ketetapan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam yang menjadi sumber hukum kedua setelah Al-Quran dalam Islam. Hadits memiliki tingkat kekuatan hukum yang berbeda-beda, tergantung pada derajat keabsahan atau keotentikannya. Ada hadits yang shahih, hasan, dhaif, maupun maudhu. Untuk mengetahui derajat keabsahan atau keotentikan sebuah hadits, para ulama harus memeriksa sanad dan matan hadits tersebut. Sanad adalah rangkaian perawi atau orang-orang yang meriwayatkan hadits dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam hingga kepada kita. Matan adalah isi atau teks dari hadits itu sendiri.
Dengan membawa kitab, para ulama bisa memeriksa sanad dan matan hadits yang mereka kutip atau riwayatkan, serta mengetahui derajat keabsahan atau keotentikannya. Mereka juga bisa membandingkan hadits yang mereka kutip atau riwayatkan dengan hadits-hadits lain yang sejenis atau berkaitan, serta mengetahui pendapat dan penjelasan para ulama tentang hadits tersebut. Sehingga jika hadist itu dhaif maka mereka katakan dhaif dan memberikan penjelasannya, dan jika hadist itu shahih maka mereka katakan shahih dan memberikan penjelasannya. Dengan demikian, mereka bisa menyampaikan hadits dengan benar dan tepat,hingga menempatkan dalil pada tempatnya ketika menjelaskan suatu perkara serta menghindari kesalahan atau kekeliruan yang bisa merugikan diri mereka sendiri maupun para umat.
Alasan ketiga mengapa para ulama selalu membawa kitab adalah untuk memberikan contoh. Kitab-kitab yang dibawa oleh para ulama adalah kitab-kitab yang berisi ilmu-ilmu agama Islam yang terperinci dan terstruktur rapi hingga para da’i kita akan lebih mudah dalam menyiapkan materi yang akan dibahas dan bagaimana menyampaikannya. Dengan membawa kitab, para ulama ingin menunjukkan bahwa ilmu agama Islam tidak bisa dipelajari secara sekilas atau sembarangan, tetapi harus dengan tekun dan serius. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa ilmu agama Islam tidak ada habisnya atau tidak ada batasnya, tetapi selalu berkembang dan bertambah seiring dengan waktu dan perkembangan zaman. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa ilmu agama Islam adalah ilmu yang bermanfaat dan berguna, baik untuk dunia maupun akhirat. Agama Islam sudah sempurna dan para ulama salaf sudah menyampaikan ilmu-ilmunya sangat rinci dan terstruktur rapi sehingga kita hanya mempelajari berdasarkan metode para ulama salaf, yaitu para ulama beraqidah seperti aqidah para sahabat radhiallahuanhu.
Selain itu, membawa kitab juga bisa menarik minat dan rasa ingin tahu dari para jamaah atau pendengar kajian untuk mempelajari kitab-kitab tersebut dan motivasi kepada para jamaah atau pendengar kajian dan memotivasi para jama’ah juga untuk ikut membaca. Mereka bisa melihat sendiri bagaimana para ulama mengutip, meriwayatkan, menjelaskan, atau mengomentari kitab-kitab tersebut dengan penuh hikmah dan kefasihan. Mereka juga bisa mendengar sendiri bagaimana para ulama memberikan contoh-contoh nyata atau aplikasi dari kitab-kitab tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga bisa bertanya langsung kepada para ulama tentang hal-hal yang belum mereka pahami atau ingin mereka ketahui lebih lanjut dari kitab-kitab tersebut. Dengan demikian, mereka bisa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang ilmu agama Islam, serta merasakan manfaat dan keindahan dari ilmu agama Islam.
Mungkin inilah kira-kira beberapa alasan mengapa para ulama, khususnya da’i salaf, selalu membawa kitab saat mengisi kajian. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita. Amin. Kitab Grosir Pesantren – Fikar Store