Debat adalah salah satu cara untuk bertukar pikiran, menyampaikan pendapat, dan mencari kebenaran. Namun, tidak semua debat itu baik dan bermanfaat. Ada debat yang tercela, yaitu debat yang tidak berdasar ilmu, tanpa dalil, dan hanya ingin menang sendiri. Debat seperti ini tidak hanya sia-sia, tetapi juga berbahaya bagi keimanan, akhlak, dan persaudaraan kita.
Debat yang tercela bisa terjadi di mana saja, termasuk di dunia internet dan media sosial. Di sana, kita sering menemukan orang-orang yang saling beradu argumen tanpa mengindahkan etika dan kaidah ilmiah. Mereka hanya mengandalkan emosi, otot, atau hawa nafsu mereka. Mereka tidak peduli apakah pendapat mereka benar atau salah, asal bisa menang dan merendahkan lawan bicaranya. Debat seperti ini tidak ada gunanya sama sekali. Bahkan, ia bisa menimbulkan banyak kerugian bagi kita, antara lain:
- Membuang-buang waktu yang berharga. Waktu adalah anugerah Allah yang sangat berharga. Kita harus memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermanfaat dan mendekatkan kita kepada Allah. Debat yang tidak ada ujungnya hanya akan menyia-nyiakan waktu kita yang tidak akan kembali lagi.
- Mengeraskan hati karena sering sakit hati dan berniat membalas. Debat yang tercela sering menimbulkan perasaan negatif seperti marah, benci, iri, sombong, dan lain-lain. Perasaan-perasaan ini akan mengeras
kan hati kita dan menjauhkan kita dari rahmat Allah. Padahal, tujuan dakwah adalah menasihati dan menginginkan kebaikan bagi saudara seiman kita.
- Menimbulkan permusuhan di antara kaum muslimin. Debat yang tercela bisa memecah belah persatuan dan persaudaraan kita sebagai umat Islam. Kita bisa saling bermusuhan, mencela, menghina, bahkan saling memfitnah bahkan membunuh hanya karena perbedaan pendapat. Padahal, Allah berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara." (QS. Ali Imran: 103)
- Menghilangkan keberkahan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang dicintai. Ilmu adalah kunci untuk memahami agama dan mengamalkannya dengan benar. Ilmu adalah bekal untuk menghadapi segala tantangan dan masalah dalam hidup. Namun, ilmu bisa menjadi sia-sia atau bahkan menjadi bencana jika kita tidak menggunakannya dengan baik. Salah satu cara yang bisa menghilangkan keberkahan ilmu adalah dengan berdebat yang tercela. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ
"Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, kita harus menghindari debat yang tidak berdasar ilmu dan tidak bermanfaat. Kita harus bersikap bijak dan adil dalam menyikapi perbedaan pendapat. Kita harus bersikap rendah hati dan mau menerima kebenaran dari siapa pun. Kita harus bersikap santun dan sopan dalam berbicara dan berargumen. Kita harus bersikap toleran dan saling menghormati dalam berbeda pendapat.
Jika kita menemukan orang-orang yang berdebat dengan cara yang tidak baik, maka kita harus mengalah dan meninggalkan debat tersebut. Mengalah bukan berarti kalah, tetapi justru menunjukkan kebesaran jiwa dan kecerdasan akal kita. Mengalah bukan berarti lemah, tetapi justru menunjukkan kekuatan iman dan akhlak kita. Mengalah bukan berarti menyerah, tetapi justru menunjukkan kemenangan kita atas hawa nafsu dan setan.
Mengalah dari debat yang tidak berdasar ilmu dan tidak bermanfaat adalah salah satu cara untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
"Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Cara menghadapi orang yang suka berdebat kusir adalah sebagai berikut:
Jangan terpancing emosi dan jangan ikut-ikutan berdebat kusir. Tetap tenang dan sabar dalam menghadapi mereka. Jika mereka berdebat tentang masalah agama, maka tunjukkanlah dalil-dalil yang shahih dan jelas dari Al-Qur’an dan Sunnah. Jika mereka tidak mau menerima dalil-dalil tersebut, maka cukuplah Allah sebagai saksi atas kebenaran kita.
Jika mereka berdebat tentang masalah dunia, maka tunjukkanlah fakta-fakta yang nyata dan logis. Jika mereka tidak mau menerima fakta-fakta tersebut, maka biarkanlah mereka dalam kesesatan mereka.
Jika mereka berdebat tanpa tujuan yang jelas dan hanya ingin menunjukkan kehebatan diri mereka atau bahkan mencaci maki, maka abaikanlah mereka dan jangan buang-buang waktu kita untuk mendengarkan mereka.
Jika mereka berdebat dengan cara yang kasar, tidak sopan, dan menghina kita atau orang lain, maka ingatkanlah mereka akan akibat buruk dari ucapan dan perbuatan mereka. Jika mereka tidak mau mendengar nasihat kita, maka jauhilah mereka dan mintalah perlindungan Allah dari kejahatan mereka.
Jika mereka berdebat dengan cara yang baik, sopan, dan menghormati kita atau orang lain, maka hargailah pendapat mereka dan berikanlah tanggapan yang baik pula. Jika kita setuju dengan pendapat mereka, maka ucapkanlah terima kasih dan pujian kepada mereka. Jika kita tidak setuju dengan pendapat mereka, maka sampaikanlah pendapat kita dengan lembut dan bijak.
Jika kita merasa tidak mampu atau tidak kompeten untuk berdebat dengan mereka, maka akui saja kelemahan kita dan mintalah maaf kepada mereka. Jangan pura-pura tahu atau sok pintar dalam berdebat. Kita bisa mencari informasi atau bantuan dari orang-orang yang lebih ahli atau berpengalaman dalam masalah yang diperdebatkan.
Jika kita merasa sudah tidak ada manfaatnya untuk melanjutkan debat dengan mereka, maka akhiri saja debat tersebut dengan cara yang baik. Ucapkanlah salam kepada mereka dan doakanlah kebaikan untuk mereka. Jangan biarkan debat tersebut merusak hubungan baik kita dengan mereka. Ingatlah bahwa tujuan kita dalam berdebat adalah mencari kebenaran dan kebaikan, bukan mencari kemenangan dan kesombongan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Fikar store – alfikar.com
Sumber:
Ingin Berkah Ilmu, Tinggalkan Debat - Rumaysho.Com. https://rumaysho.com/13513-ingin-berkah-ilmu-tinggalkan-debat.html.
debat_ilmu - Rumaysho.Com. https://rumaysho.com/13513-ingin-berkah-ilmu-tinggalkan-debat.html/debat_ilmu.
Rumaysho.com - Ingin Berkah Ilmu, Tinggalkan Debat Debat... | Facebook. https://www.facebook.com/rumaysho/posts/10153695185216213.
"Mengalah" Dalam Debat yang Tidak Bermanfaat - Muslim.or.id. https://muslim.or.id/37204-mengalah-dalam-debat-yang-tidak-bermanfaat.html.