My Blog

  • 28-08-2023

Mengapa Harus Menyingkat Tulisan Shalawat Nabi?

Arabiyah Linnasyiin  –  Shalawat adalah doa yang kita panjatkan kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala agar memberikan rahmat, keberkahan, kemuliaan, dan kedudukan yang tinggi kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam. Shalawat adalah salah satu ibadah yang paling dicintai oleh Allah Subahanahu wa Ta’ala dan paling bermanfaat bagi kita. Dengan shalawat, kita akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam di hari kiamat, dosa-dosa kita akan dihapuskan, dan hati kita akan menjadi tenang.

Dalam Islam, kita diperintahkan untuk menghormati dan mencintai Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, Allah Subahanahu wa Ta’ala, dan para sahabat Radhiallahu anhu. Salah satu cara untuk menunjukkan penghormatan dan cinta kita adalah dengan menyebut nama mereka dengan lengkap dan tidak menyingkatnya. 

Menyingkat nama Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam menjadi nabi Muhammad SAW dikhawatirkan akan menjadi sebuah bentuk penghinaan dan pengurangan hak beliau, di sisi lain jika menyingkat maka itu merupakan bentuk apatisme terhadap doa, shalawat dan pujian terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan nabi-Nya dan para sahabat. Karena dengan menyingkat, kita seolah-olah menganggap bahwa nama beliau tidak penting dan tidak layak untuk disebut dengan penuh. Padahal, nama beliau adalah nama yang paling mulia dan paling agung di sisi Allah Subahanahu wa Ta’ala. Allah Subahanahu wa Ta’ala sendiri telah memilih nama beliau dan menyebutnya dalam Al-Quran. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam juga bersabda bahwa barangsiapa yang menyebut namanya, maka malaikat akan memberkati orang tersebut.

Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis:

من صلى علي واحدة صلى الله عليه بها عشرا

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim no. 408)

Dari ayat dan hadis di atas, kita dapat mengetahui bahwa shalawat adalah sebuah kewajiban dan keutamaan bagi kita sebagai umat Islam. Oleh karena itu, kita harus selalu menyebut nama Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam dengan lengkap dan tidak menyingkatnya menjadi SAW. Kita harus mengucapkan shalawat dengan penuh keikhlasan dan kecintaan kepada beliau.

Namun, dalam kenyataannya, banyak orang yang menyingkat tulisan shalawat Nabi, penyucian nama Allah dan para sahabat dengan menggunakan huruf-huruf singkatan seperti SAW, SWT, atau RA. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan adab dan hikmah dari shalawat, pujian, doa dan penyucian itu sendiri. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kita tidak boleh menyingkat tulisan shalawat Nabi:

  1. Pertama, menyingkat tulisan shalawat Nabi dikhawatirkan akan menjadi sebuah bentuk penghinaan dan pengurangan hak beliau karena sikap apatisme terhadapnya. Karena dengan menyingkat, kita seolah-olah menganggap bahwa nama beliau tidak penting dan tidak layak untuk disebut dengan penuh. Padahal, nama beliau adalah nama yang paling mulia dan paling agung di sisi Allah Subahanahu wa Ta’ala. Allah Subahanahu wa Ta’ala sendiri telah memilih nama beliau dan menyebutnya dalam Al-Quran. 
  2. Kedua, menyingkat tulisan shalawat Nabi adalah sebuah bentuk kemalasan dan ketidakpedulian terhadap ibadah ini. Karena dengan menyingkat, kita seolah-olah menganggap bahwa shalawat adalah sesuatu yang ringan dan tidak membutuhkan usaha. Padahal, shalawat adalah sesuatu yang berat dan membutuhkan kesungguhan hati. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa orang-orang yang paling dekat dengannya di hari kiamat adalah orang-orang yang paling banyak bershalawat kepadanya. Jika kita benar-benar mencintai beliau, maka kita tidak akan merasa berat untuk menyebut nama beliau dengan lengkap.
  3. Ketiga, menyingkat tulisan shalawat Nabi adalah sebuah bentuk ketidaktahuan dan ketidakpahaman terhadap makna dan hukum dari shalawat ini. Karena dengan menyingkat, kita seolah-olah menganggap bahwa shalawat adalah sekedar ucapan yang tidak memiliki dampak apa-apa. Padahal, shalawat adalah doa yang memiliki makna dan hukum yang sangat dalam. Shalawat memiliki makna bahwa kita memohon kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala agar memberikan rahmat, keberkahan, kemuliaan, dan kedudukan yang tinggi kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam. Shalawat juga memiliki hukum bahwa kita wajib mengucapkannya setiap kali menyebut nama beliau, baik secara lisan maupun tulisan.
  4. Dan kita lihat para perawi hadist shahih, mereka tidak pernah bosan-bosanya bershalawat. Di setiap hadist yang mereka tulis selalu terdapat shalawat untuk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, penyucian, pujian dan doa kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala. Mereka tidak pernah bosan melakukannya dan apa salahnya kita meniru mereka dalam bershalawat, berdoa dan memuji, kepada Allah ta’ala, kepada Rasul-Nya dan para sahabat radhiallahu anhu?. Dan  kita harus menyadari bahwa ada ibadah dari apa yang kita tulis asalkan dengan niat dan cara yang sesuai syariat.

Oleh karena itu, kita harus menghindari menyingkat tulisan shalawat Nabi dan berusaha untuk menulisnya dengan lengkap dan benar. Kita harus menulis shalawat dengan huruf Arab atau Latin yang sesuai dengan lafazhnya. Kita harus menulis shalawat dengan huruf besar atau kecil yang sesuai dengan kaidah bahasa. Kita harus menulis shalawat dengan tanda baca yang sesuai dengan kaidah penulisan. Kita harus menulis shalawat dengan rapi dan indah sebagai bentuk penghormatan dan Shalawat yang sesungguhnya kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu menghormati dan mencintai Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, beriman dan bertakwa kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala, dan mencintai dan meneladani para sahabat Radhiallahu anhu. Aamiin. Arabiyah linnasyiin

Sumber:

https://konsultasisyariah.com/17512-hukum-menyingkat-tulisan-shalawat-nabi.html , https://bimbinganislam.com/hukum-menyingkat-tulisan-sholawat-nabi/, 

https://bbg-alilmu.com/archives/1186

admin
Admin