My Blog

  • 02-09-2024

Mengajak Kepada Kebaikan dengan Ilmu dan Ikhlas

Kitab tashrif -   Setiap orang, baik Muslim maupun non-Muslim, pasti menginginkan kebahagiaan di akhirat, sebuah kehidupan abadi setelah kematian yang penuh dengan kebahagiaan. Namun, tidak semua orang berada di jalan yang benar menuju surga. Ada yang salah jalan, ada yang tidak paham, dan bahkan ada yang mencela orang-orang yang mengajak kepada jalan surga. Inilah ujian bagi kita yang ingin berada di jalan kebaikan. 

Ketika kita berbicara tentang mengajak kepada kebaikan, penting untuk memahami bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menetapkan syariat bagi setiap umat-Nya, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hajj: 67.  

لِّكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلۡنَا مَنسَكًا هُمۡ نَاسِكُوهُۖ  فَلَا يُنَازِعُنَّكَ فِي ٱلۡأَمۡرِۚ وَٱدۡعُ إِلَىٰ رَبِّكَۖ إِنَّكَ لَعَلَىٰ هُدًى مُّسْتَقِيمٍ  

"Bagi tiap-tiap umat, telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada agama Rabbmu. Sesungguhnya, kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus." (QS. Al-Hajj: 67) 

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk mengajak orang lain menuju kepada-Nya, bukan untuk berdebat dengan orang-orang yang tidak memahami syariat dengan baik. Kadang-kadang, berdebat dengan orang yang tidak berilmu hanya akan menghasilkan perdebatan kusir yang tidak membuahkan hasil. 

Apa yang harus kita lakukan? Berdakwah! Allah menyuruh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, dan juga kita, untuk mengajak orang lain kepada jalan Allah. Bukan mengajak kepada kelompok atau partai, tapi kepada Rabb kita yang Maha Pemurah. Ini adalah amanah yang harus dijalankan oleh setiap Muslim. 

Namun, mengajak kepada kebaikan itu ada syaratnya. Syarat utama adalah ilmu. Bagaimana mungkin kita bisa mengajak orang kepada kebaikan jika kita sendiri tidak paham tentang kebaikan tersebut? Dalam ayat ini, Allah menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam berada di atas "jalan yang lurus". Begitu juga kita, jika ingin berdakwah, harus berilmu terlebih dahulu. Jika tidak, bagaimana kita bisa mengajak kepada kebaikan? 

Kemudian, ingatlah pesan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, "Sampaikan dariku walau satu ayat." Artinya, jika kita mengetahui satu kebenaran, walaupun kecil, kita bisa mengajak orang lain. Namun, pastikan bahwa kita benar-benar memahami apa yang kita sampaikan. Jika kita tahu bagaimana cara berwudhu yang benar, ajak orang lain berwudhu dengan benar. Namun, jika kita belum paham, jangan memaksakan diri untuk mengajarkan hal yang belum kita kuasai. Ini bisa menyesatkan orang lain. 

Selain ilmu, syarat penting lainnya dalam berdakwah adalah ikhlas. Kita harus memastikan niat kita murni untuk mengajak orang lain kepada Allah, bukan kepada kelompok atau sekte tertentu. Ketika niat kita benar, Allah akan memberikan keberkahan dalam dakwah kita. 

Yang ketiga, berdakwah juga membutuhkan ilmu tentang tata cara mengajak orang lain. Cara kita mengajak sangat berpengaruh. Jangan sampai kita mengajak orang kepada kebaikan, tetapi karena cara kita salah, justru membuat orang semakin jauh dari kebaikan itu. Misalnya, ada seseorang yang tidak shalat tapi masih berpuasa. Jika kita tidak bijaksana dalam mengajaknya shalat, bisa jadi dia malah meninggalkan puasa juga. 

Oleh karena itu, mari kita berdakwah dengan penuh ilmu, keikhlasan, dan kebijaksanaan. Jangan pernah putus asa dalam mengajak orang kepada kebaikan. Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua dan menjadikan kita kunci-kunci pembuka kebaikan di dunia ini. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store 

admin
Admin