My Blog

  • 15-10-2025

Meneladani Para Sahabat Nabi

Bismillah... 

Nahwu Wadhih -   Wahai saudaraku seiman, 
di antara tanda keimanan yang lurus adalah kecintaan kepada para sahabat Rasulullah ﷺ — generasi terbaik umat ini, hati mereka bening, amal mereka jujur, dan pengorbanan mereka tak tertandingi. 

Mereka hidup bersama Nabi ﷺ, mendengar langsung wahyu, melihat cahaya kenabian, dan menjadi saksi turunnya petunjuk langit. Maka tidaklah heran jika Allah sendiri yang memuji mereka dalam firman-Nya: 

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ 

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.” 
(QS. At-Taubah: 100) 

Ayat ini menjadi penegasan agung bahwa ridha Allah bersama mereka yang mencintai dan mengikuti para sahabat. Sebaliknya, kebencian terhadap sahabat adalah tanda penyimpangan hati, bahkan kerusakan aqidah. 

Rasulullah ﷺ bersabda dengan tegas: 

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ 

“Janganlah kalian mencela para sahabatku. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya salah seorang dari kalian berinfak emas sebesar Gunung Uhud, maka tidak akan bisa menyamai satu mud atau setengah mud dari (infak) mereka.” 
(HR. Bukhari dan Muslim) 

Karena mereka adalah penjaga risalah Islam. Dari merekalah Al-Qur’an sampai kepada kita. Dari merekalah sunnah Nabi ﷺ diriwayatkan dengan amanah. Mereka adalah rantai emas yang menghubungkan kita dengan Rasulullah ﷺ. 

Imam Ahmad rahimahullah berkata: 
"Barangsiapa mencela para sahabat Nabi ﷺ, maka ia bukanlah ahli sunnah." 

Dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: 
"Barangsiapa menafsirkan agama ini tanpa menelusuri pemahaman para sahabat, maka ia telah tersesat dari jalan yang lurus." 

Maka, wahai saudaraku... 
Jika engkau ingin selamat dalam beragama, jadikanlah para sahabat sebagai teladan dan contoh amalmu. 
Jika engkau menemukan amalan yang tidak ada di masa mereka — tidak dilakukan, tidak diajarkan, dan tidak dikenal di zaman mereka — maka berhati-hatilah, sebab bisa jadi itu termasuk bid’ah, sesuatu yang diada-adakan dalam agama. 

Rasulullah ﷺ telah mengingatkan dengan sabda yang tegas: 

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ 

“Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan darinya, maka amalan itu tertolak.” 
(HR. Bukhari dan Muslim) 

Maka jalan keselamatan hanyalah satu: 
Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, dengan pemahaman para sahabat Nabi ﷺ. 
Sebab mereka-lah yang paling tahu bagaimana menafsirkan wahyu, paling paham maksud dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, dan paling tulus dalam menjalankan agama ini. 

Jadikan mereka panutan, bukan sekadar sejarah. 
Cintai mereka, doakan mereka, dan bela kehormatan mereka. 
Karena dengan mencintai sahabat, engkau sedang mencintai Rasulullah ﷺ. 
Dan dengan mencintai Rasulullah ﷺ, engkau sedang meniti jalan menuju cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Toko grosir kitab online - Nahwu Wadhih - fikar store   

admin
Admin