Kitabut Tashrif —Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam adalah suri tauladan bagi umat Islam di seluruh dunia. Beliau adalah orang yang paling mulia, paling utama, dan paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, setiap muslim wajib mencintai, mentaati, dan meneladani Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam dalam segala hal. Allah Subhanahu wa TA’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌbgvty6 حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu. (Yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga kalian menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dalam Kitab Al-Iman, Bab Hubbur Rasul minal Imaan, no. 14)
Dan kita juga jangan melupakan pernyataan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berikut,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu: (1) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api.” (HR. Bukhari no. 16, Muslim no. 43/67, At-Tirmidzi no. 2624, An-Nasa’i VIII/96, dan Ibnu Majah no. 4033)
Mengikuti sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hal yang wajib kita lakukan. Demikian juga dengan sunah para khalifah yang mendapat bimbingan (dalam ilmu dan amal). Gigitlah sunah tersebut dengan gigi kalian yang paling kuat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Berpegang teguhlah dengan sunahku dan sunah khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunah tersebut dengan gigi geraham kalian.” (HR. Bukhari no. 3093, Muslim no. 1759, dan Abu Daud no. 2970)
Mengamalkan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hal yang harus kita pertahankan. Serta dengan sunah para pemimpin yang mendapat hidayah (dalam ilmu dan amal). Kuatkanlah pegangan kalian pada sunah tersebut dengan gigi geraham kalian. Yaitu bertahanlah dan bersabarlah diatas sunnah walaupun seluruh manusia menentangnya, teruslah diatas jalan yang lurus hingga ajal.
Namun, bagaimana cara mencintai Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam dengan cara yang tepat? Apa saja tanda-tanda cinta yang benar kepada beliau? Dan apa saja akibat-akibat dari mencintai beliau?
Berikut adalah beberapa poin yang dapat membantu kita untuk mencintai Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam dengan cara yang tepat:
1. Mengimani dan mengakui bahwa beliau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diutus untuk seluruh manusia dan jin. Ini adalah rukun iman yang pertama dan dasar dari cinta kita kepada beliau.
2. Mengikuti ajaran dan sunnah beliau dalam perkataan, perbuatan, dan sikap. Ini adalah bentuk ketaatan dan penghormatan kita kepada beliau. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran: 31)
3. Membela kehormatan dan kemuliaan beliau dari segala bentuk penghinaan, penistaan, dan fitnah. Ini adalah bentuk loyalitas dan kesetiaan kita kepada beliau.
4. Menyebarkan dakwah dan syiar beliau kepada seluruh makhluk. Ini adalah bentuk pengabdian dan pengorbanan kita kepada beliau. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (QS. Fushshilat: 33)
5. Mendoakan beliau dengan shalawat dan salam. Ini adalah bentuk pengagungan dan penghormatan kita kepada beliau. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi, Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56)
Tanda-tanda cinta yang benar kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam antara lain:
- Pertama: Mengakui dan menghormati beliau sebagai Rasul Allah, yang diutus untuk seluruh alam. Ini adalah dasar dari iman dan cinta kita kepada beliau.
- Kedua: Mentaati beliau dalam semua hal yang beliau perintahkan dan menjalankan sunnah-sunnah beliau dalam ucapan, perbuatan, dan akhlak. Ini adalah wujud dari penghormatan dan pengagungan kita kepada beliau.
- Ketiga: Menjauhi semua hal yang beliau larang dan membenci apa yang dibenci oleh beliau. Ini adalah wujud dari kesetiaan dan loyalitas kita kepada beliau.
- Keempat: Membenarkan semua berita atau kabar yang beliau sampaikan. Karena Rasulullah tidaklah berbicara dari hawa nafsunya. Semua perkataan beliau, terbimbing oleh wahyu Allah yang telah diwahyukan-Nya kepada beliau.
- Kelima: Tidak mengada-adakan ibadah atau amalan baru yang tidak ada perintahnya dari beliau. Karena ibadah atau amalan yang tidak sesuai dengan tuntunan beliau, akan sia-sia dan tidak diterima oleh Allah. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa membuat-buat perkara baru dalam agama ini dengan sesuatu yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalannya tersebut terolak (tidak diterima oleh Allah)!” (HR Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim) . Dan dalam lafadz lainnya, beliau juga bersabda: “Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalannya tersebut tertolak (yakni tidak diterima oleh Allah).” (HR Imam Muslim, dari Aisyah radhiyallahu anha). Berikut dalilnya:
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda :
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
"Barangsiapa membuat-buat perkara baru dalam agama ini dengan sesuatu yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalannya tersebut terolak (tidak diterima oleh Allah) !" (HR Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim)
Dalam lafadz lainnya, beliau bersabda
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
“Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalannya tersebut tertolak (yakni tidak diterima oleh Allah).” (HR Imam Muslim, dari Aisyah rodhiyallohu anha).
Akibat-akibat dari mencintai Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam antara lain :
- Mendapatkan cinta dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan malaikat-malaikat-Nya.
- Mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Mendapatkan syafaat dan pertolongan dari beliau di hari kiamat.
- Mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat.
- Mendapatkan kehormatan dan kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dengan demikian lakukanlah, cintailah Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam dengan tata cara yang benar, sebagaimana ditunjukkan di dalam dalil-dalil yang shohih, baik dari Al-Qur'an maupun dari Sunnah Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam. Tiggalkan apa yang tidak dicontohkan para sahabat jalankan apa yang dicontohkan para sahabat tanpa mengurangi atau menambahkannya. Karena agama Islam adalah agama yang sempurna menjadikan kaum muslimin pada zaman setelah para sahabat harus mengikutinya tanpa mengada-adakan sebuah amalan baru yang tidak ada contohnya pada zaman para sahabat. Memurnikan ajaran agama Islam sesuai pemahaman para sahabat Radhiallahu anhu tanpa berkreasi atau membuat amalan-amalan baru yang tidak ada contohnya. Jika dengan sengaja mengadakan amalan-amalan yang tidak ada contohnya dari para sahabat maka sama saja menghianati ajaran-ajaran Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam dan menuduh islam belum sempurna.
Semoga kita diberi kemampuan untuk mengamalkan seperti tata cara tersebut di atas, hingga kita semua benar-benar menjadi umat Nabi Muhammad shollallhu alaihi wa sallam yang benar-benar tulus dalam mencintai beliau, bukan sekedar pengakuan saja, tetapi tanpa bukti yang sebenarnya. Toko Kitab Grosir Pesantren – Fikar Store
sumber:
https://muslim.or.id/79385-mencintai-nabi-dengan-cara-yang-tepat.html
https://almanhaj.or.id/3220-wajibnya-mencintai-mentaati-dan-meneladani-nabi.html