Nahwu Wadhih - Dalam hiruk-pikuk kehidupan, sering kali kita terjebak dalam mencari pengakuan dan pujian dari sesama manusia. Namun, apakah ini benar-benar sumber kebahagiaan yang hakiki? Artikel ini akan mengajak kita semu untuk merenungkan pentingnya mencari keridhoan Allah sebagai landasan kebahagiaan yang sejati.
Keridhoan manusia merupakan sebuah harapan yang sia-sia
Banyak di antara kita yang menghabiskan waktu dan energi untuk memenuhi ekspektasi orang lain, berharap akan mendapatkan pujian dan pengakuan. Namun, realitas sering kali menunjukkan bahwa pujian manusia bersifat sementara dan mudah berubah. Sebagaimana dikatakan, manusia cepat melupakan, dan apa yang hari ini dianggap sebagai prestasi, esok mungkin sudah tidak berarti lagi.
Keridhoan allah merupakan kunci kebahagiaan abadi
Sebaliknya, keridhoan Allah adalah tujuan yang harus kita kejar. Allah ta’ala berfirman:
وَاللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَحَقُّ اَنْ يُّرْضُوْهُ اِنْ كَانُوْا مُؤْمِنِيْنَ
“Allah dan Rasul-Nya yang lebih berhak untuk mereka cari keridhoan-Nya.” (QS 9:62)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa keridhoan Allah adalah yang paling berharga dan harus menjadi prioritas utama dalam setiap tindakan kita.
Mengatasi Beban Pikiran
Salah satu penyebab kita merasa tidak bahagia adalah karena kita terlalu memikirkan omongan orang lain. Kita harus ingat bahwa:
فَلَا تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Maka janganlah kalian takut kepada mereka tapi takutlah kalian kepadaKu.” (QS 3:175)
Dari ayat di atas kita dapat mengetahui bahwasanya kita harus bersegera untuk melepaskan beban pikiran yang disebabkan oleh kekhawatiran akan pandangan manusia dan menggantinya dengan ketakwaan kepada Allah azza wa jalla.
Kebahagiaan yang sejati tidak ditemukan dalam pujian sementara dari manusia, tetapi dalam keridhoan Allah yang abadi. Mari kita renungkan kembali prioritas kita dan mengarahkan usaha kita untuk mencapai keridhoan-Nya. Dengan demikian, kita akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang hakiki, yang tidak tergoyahkan oleh perubahan dunia.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita kekuatan untuk selalu berorientasi pada keridhoan-Nya dan menjauhkan kita dari kecenderungan mencari pengakuan semu yang sudah jelas sia-sia. Amin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store