My Blog

  • 25-03-2024

Menavigasi Jalan Kehidupan: Antara Ridha Manusia dan Ridha Allah

Nahwu Wadhih -   Dalam perjalanan kehidupan, kita sering kali dihadapkan pada pilihan untuk membenarkan tindakan kita di hadapan orang lain. Namun, ada dua jenis manusia di mana usaha ini menjadi tidak perlu: sahabat yang sudah mengenalmu dengan baik dan musuh yang hanya menunggu kesalahanmu. 

Kita sering terjebak dalam keinginan untuk menjelaskan diri kita kepada orang lain, mencari validasi dan penerimaan dari orang lain. Namun, kita harus ingat bahwa kita lebih mengenal diri kita sendiri, dan yang terpenting, Allah lebih mengetahui isi hati kita, keadaan dan niat kita. Oleh karena itu, tidak perlu terlalu memikirkan apa yang dikatakan orang lain tentang kita. 

Mencari justifikasi atas setiap tindakan kita bisa menurunkan harga diri kita. Kegagalan dalam hidup sering kali berasal dari upaya terus-menerus untuk menyenangkan semua orang. Ini adalah tujuan yang tidak mungkin dicapai karena ridha manusia adalah sesuatu yang sulit untuk diraih sepenuhnya. 

Sebaliknya, mencari ridha Allah adalah tujuan yang harus diterapkan dan tidak boleh kita tinggalkan. Ini adalah pencapaian yang abadi dan harus selalu menjadi prioritas kita. Kita harus meninggalkan usaha yang sia-sia untuk menyenangkan semua orang tetapi kita harus fokus pada apa yang benar-benar penting yaitu ridha Allah azza wa jalla. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: 

مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ 

Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridho manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban, di shahihkan Syaikh Al-Albani)  

Dalam lafadz lain, 

مَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رضي الله عنه وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ ، وَمَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ 

Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan meridhoinya dan Allah akan membuat manusia yang meridhoinya. Barangsiapa yang mencari ridho manusia dan membuat Allah murka, maka Allah akan murka padanya dan membuat manusia pun ikut murka.” (HR. Ibnu Hibban) 

Orang yang paling merugi adalah mereka yang menghabiskan hidupnya mencoba menjadi seperti yang diinginkan orang lain. Mereka adalah orang yang mengutamakan persetujuan dan validasi orang lain yang kehilangan esensi diri mereka sendiri dalam prosesnya. Kita harus belajar untuk puas dengan menjadi diri kita sendiri, sesuai dengan nilai dan prinsip yang kita pegang, sambil tetap berusaha untuk kebaikan dan ridha Allah ta’ala. 

Maka dari itu mari kita jalani hidup ini dengan integritas, keaslian, dan kesadaran bahwa pada akhirnya, hanya Allah yang dapat memberikan segala kebaikan dan keberhasilan yang sejati. Semoga artikel ini bermanfaat.  

kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store          

admin
Admin