Arabiyah linnasyiin - Allah memiliki nama yang mulia, yaitu Al-‘Afuwwu — Yang Maha Pemaaf. Betapa agung dan luas makna dari nama ini. Namun, sering kali kita lalai untuk benar-benar merenungkannya. Kita mungkin bisa merasakan kekuasaan Allah yang Maha Perkasa, atau rezeki-Nya yang melimpah, tetapi memahami betapa sempurnanya sifat pemaaf-Nya adalah sesuatu yang sangat dalam.
Malu dan takutlah berbuat dosa kepada Allah. Bagaimana mungkin kita dengan berani bermaksiat kepada Dzat yang justru membuka pintu maaf-Nya selebar-lebarnya untuk kita? Marilah kita renungkan bersama tentang keindahan sifat Allah yang Maha Pemaaf.
1. Pengampunan Allah Mencakup Semua Dosa
Pengampunan Allah tidak terbatas pada dosa kecil saja, tetapi juga dosa besar (dengan syarat bertaubat bersungguh-sungguh) — bahkan dosa sebesar gunung, setinggi langit sekalipun — jika pelakunya bertobat dengan ikhlas.
Allah berfirman:
فَإِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
"Maka sungguh, Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa."
(QS. An-Nisa: 149)
2. Pengampunan Allah Terus Berlanjut Tanpa Batas
Sesungguhnya Allah azza w jalla mampu menghukum siapa saja sesuai kehendak-Nya, namun kasih sayang-Nya mengalahkan murka-Nya. Ini adalah bukti betapa sempurnanya ampunan Allah.
Setiap pagi dan petang, kita dianjurkan untuk senantiasa memohon ampunan kepada-Nya. Allah mencintai hamba-hamba yang bertobat, yang selalu kembali kepada-Nya dengan istighfar.
Allah berfirman pula:
وَكَفٰى بِرَبِّكَ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۢ بَصِيْرًا
"Dan cukuplah Rabbmu yang Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa-dosa hamba-Nya."
(QS. Al-Isra: 17)
Allah mengetahui seluruh dosa kita, bahkan yang tersembunyi dalam hati, dan meski demikian, Dia membuka pintu maaf-Nya seluas-luasnya bagi hamba yang mau bertobat.
3. Pengampunan Allah Sempurna dalam Ilmu dan Kekuasaan
Berbeda dengan manusia yang terkadang memaafkan karena tidak tahu atau tidak berdaya, Allah memaafkan dalam kondisi:
Dia mengetahui semua dosa kita.
Dia memiliki kekuasaan penuh untuk menghukum kita.
Tetapi Dia memilih untuk memaafkan. Ini menunjukkan betapa besar dan mulianya sifat Al-‘Afuwwu. Oleh karena itu justru karena Allah Maha pemaaf Seharusnya Kita Malu ketika Berbuat maksiat kepada-Nya dan Menangis menyesali kemaksiatan kita
4. Allah Maha Kaya, Tidak Membutuhkan Hamba
Manusia sering memaafkan demi memperoleh ketenangan atau keuntungan, tetapi Allah, Dzat Yang Maha Kaya, tidak membutuhkan apa pun dari kita. Pengampunan-Nya murni berasal dari rahmat-Nya, bukan karena ada manfaat yang kembali kepada-Nya.
Allah tetap mengampuni, padahal kita lemah, bergantung kepada-Nya, dan penuh kekurangan. Ini semakin memperjelas betapa agungnya sifat Al-‘Afuwwu.
5. Hakikat Pengampunan Allah: Menghapuskan Dosa Sepenuhnya
Ketika Allah mengampuni seorang hamba, dosa tersebut dihapuskan seolah-olah ia tidak pernah berbuat dosa sama sekali. Ini adalah karunia besar yang hanya bisa diberikan oleh Rabb semesta alam.
Maka dari itu, menangislah di hadapan Allah, akuilah dosa-dosa kita, dan rendahkanlah diri memohon agar Dia memaafkan kita. Tidak ada Dzat yang lebih pantas untuk kita gantungkan harapan selain Allah Al-‘Afuwwu.
Sifat Allah yang Maha Pemaaf seharusnya membuat kita malu berbuat maksiat. Seharusnya kita menjadi lebih sering menangis karena takut kepada-Nya dan semakin giat bertobat. Jangan sampai kemurahan Allah membuat kita berani bermaksiat, tetapi jadikanlah ia sebagai pendorong untuk semakin taat dan cinta kepada-Nya.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store