My Blog

  • 30-09-2024

Kunci Sukses dan Keberkahan dalam Kehidupan

Al-arabiyah linnasyiin -    Kesuksesan tidak hanya diukur dari harta, jabatan, atau pencapaian di dunia, melainkan juga dari kebahagiaan dan ketenangan batin. Namun, dalam mencapai semua itu, kita membutuhkan satu elemen penting yang sering dilupakan—tawakal kepada Allah. Tawakal adalah wujud ketergantungan kita kepada Allah, menyerahkan segala urusan dan hasil kepada-Nya setelah kita berusaha dengan sebaik-baiknya. 

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah menyampaikan bahwa sekelompok orang akan masuk surga karena hatinya seperti burung, 

يدخل الجنةَ أقوامٌ أفئدتهم مثل أفئدة الطير 

Akan masuk surga sekelompok orang yang hatinya seperti burung.” (HR. Muslim) 

Karena sifat tersebut, seperti burung yang selalu keluar dari sarangnya dengan penuh harapan untuk mencari rezeki, dan kembali dengan perut yang kenyang berkat karunia Allah. Dari sini, kita dapat belajar bahwasanya tawakal adalah sikap yang tak terpisahkan dari proses menuju kesuksesan dalam kehidupan. 

Tawakal bukan berarti hanya berdiam diri dan menunggu hasil datang dengan sendirinya. Tawakal adalah kejujuran hati untuk sepenuhnya bergantung kepada Allah dalam semua urusan, baik yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat. Tawakal adalah usaha untuk menggapai maslahat dan menjauhkan diri dari bahaya dengan keyakinan penuh bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa atas segala sesuatu. 

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا 

Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah Subhanahu Wata’ala), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah). 

Ibnu Rajab Al Hambali menyatakan bahwasanya tawakal adalah bentuk ketulusan dalam hati untuk bergantung kepada Allah demi mencapai kebaikan atau mencegah keburukan. Manusia, betapapun ia memiliki ilmu, pengalaman, dan relasi yang luas, tetaplah makhluk yang lemah tanpa pertolongan Allah. Karena itu, kita harus belajar untuk memasrahkan hasil dari setiap usaha kita kepada-Nya, disertai dengan usaha maksimal. 

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: 

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ 

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal." (QS. Al-Anfal: 2) 

Ayat ini menjelaskan bahwa tawakal adalah bagian dari iman yang sejati. Orang yang bertawakal adalah mereka yang memiliki keyakinan bahwa Allah-lah yang mencukupi segala keperluan hidupnya. Allah juga menegaskan dalam ayat lain: 

وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ 

Siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Surat Ath-Thalaq: 3) 

Sesungguhnya orang yang benar-benar bertawakal kepada Allah akan menemukan ketenangan dalam hidupnya. Ia tidak mudah terguncang oleh berbagai cobaan yang datang, karena tahu bahwa apapun yang terjadi adalah bagian dari ketetapan-Nya, dan pasti ada hikmah di baliknya. 

Mengapa tawakal menjadi kunci utama dalam meraih kesuksesan? Karena dalam setiap langkah menuju tujuan, ada hal-hal yang berada di luar kendali kita. Kita tidak bisa menjamin hasil dari setiap usaha yang kita lakukan. Meski sudah bekerja keras, ada kalanya kegagalan datang tanpa kita duga. Inilah pentingnya tawakal—menyerahkan urusan akhir kepada Allah setelah berikhtiar maksimal. 

Seseorang yang bertawakal tidak akan mudah putus asa ketika rencana yang disusunnya tidak berjalan sesuai harapan. Ia percaya bahwa Allah punya rencana yang lebih baik untuknya. Sikap tawakal ini membuat seseorang lebih tegar dalam menghadapi kegagalan dan tetap bersyukur dalam segala keadaan, karena ia yakin bahwa apa yang diberikan Allah adalah yang terbaik untuknya. 

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa ada sekelompok orang yang akan masuk surga karena hati mereka seperti burung. Para ulama memahami bahwa hati burung yang dimaksud di sini memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 

Tawakal yang Sempurna 
Burung keluar dari sarangnya setiap pagi tanpa tahu di mana ia akan mendapatkan makanan, namun ia tetap terbang dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan rezekinya. Begitulah seharusnya kita menjalani hidup—dengan bekerja keras dan sepenuhnya yakin bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan kita. 

Hati yang Lembut dan Penuh Kasih 
Hati yang lembut adalah hati yang jauh dari kebencian dan penuh kasih. Ini adalah salah satu karakter yang akan membawa seseorang kepada kesuksesan sejati, baik di dunia maupun di akhirat. Seseorang yang hatinya lembut akan lebih mudah berempati kepada orang lain dan lebih mudah untuk menerima nasihat. 

Hati yang Mudah Takut kepada Allah 
Burung adalah makhluk yang mudah takut, ia akan segera terbang menjauh ketika ada gangguan. Begitu pula hati seorang mukmin harus memiliki rasa takut kepada Allah, takut akan azab-Nya, sehingga menjauhkan diri dari dosa dan perbuatan maksiat. 

Hati yang Tenang dan Khusyu 
Orang yang tawakal akan merasakan ketenangan hati, karena ia tidak lagi cemas dengan urusan dunia yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya. Hati yang tenang akan memudahkan seseorang untuk beribadah dengan lebih khusyu, mendekatkan dirinya kepada Allah, dan menambah kualitas keimanannya. 

Hati yang Mudah Tersentuh oleh Nasehat 
Salah satu tanda hati yang baik adalah mudah tersentuh oleh nasihat dan peringatan. Seperti burung yang cepat merespon setiap perubahan di sekitarnya, orang yang memiliki hati yang tawakal juga akan cepat merespon kebaikan dan peringatan yang datang padanya, sehingga lebih mudah untuk memperbaiki diri. 

Tawakal, kelembutan hati, dan rasa takut kepada Allah adalah tiga karakter yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Tingginya rasa tawakal kepada Allah akan melahirkan kelembutan hati dan rasa takut kepada-Nya. Orang yang bertawakal akan merasa selalu berada dalam pengawasan Allah, sehingga ia akan menjaga setiap tindakannya dan menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa mendatangkan murka Allah. 

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa hati burung adalah hati yang cepat merespon peringatan dan bebas dari sifat keras dan kebencian. Begitulah seharusnya hati seorang mukmin mudah tergerak oleh nasehat, tidak keras, dan selalu dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang. 

Demikian, tawakal merupakan salah satu ibadah hati yang sangat agung. Orang yang mampu bertawakal sepenuhnya kepada Allah akan merasakan manisnya iman dan ketenangan dalam hidupnya. Tawakal bukan hanya tentang menyerahkan segalanya kepada Allah tanpa berusaha, tetapi tawakal adalah usaha maksimal yang dibarengi dengan ketundukan penuh kepada kehendak-Nya. 

Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang senantiasa bertawakal kepada Allah azza wa jalla, memiliki hati yang lembut, tenang, dan selalu takut akan murka-Nya. Dengan begitu, dengan izin Allah kita akan menjadi pribadi yang sukses, bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Aamiin. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store       

admin
Admin