Arabiyah Linnasyiin – Bahasa Arab adalah salah satu bahasa dengan sintaksis dan morfologi yang paling kompleks dan kaya. Sintaksis mempelajari hubungan antara kata dalam kalimat, sedangkan morfologi mempelajari bentuk dan makna kata. Dalam bahasa Arab, sintaksis dan morfologi berdampak satu sama lain.
Morfologi bahasa Arab dikenal dengan istilah ilmu al-sharf, yaitu ilmu yang mengkaji akar kata untuk mengetahui bentuk-bentuk kata Arab dengan segala hal-ihwalnya di luar i'rab dan bina. I'rab adalah perubahan akhiran kata yang menunjukkan fungsi gramatikalnya dalam kalimat, sedangkan bina adalah perubahan vokal atau konsonan dalam kata yang menunjukkan makna gramatikalnya. Pembahasan kali ni bertujuan agar mempermudah kita dalam mempermudah belajar kitab Arabiyah Nasyi’in.
Dalam morfologi bahasa Arab, terdapat dua jenis perubahan morfologis, yaitu derivasi dan infleksi. Derivasi adalah proses pembentukan kata baru dari akar kata atau kata dasar dengan menambahkan afiks (awalan, sisipan, atau akhiran) atau mengubah pola (wazn) atau forma (shi'il) kata. Infleksi adalah proses perubahan bentuk kata yang tidak menghasilkan kata baru, tetapi hanya menunjukkan kategori gramatikal seperti jenis kelamin, jumlah, waktu, aspek, modus, atau kasus.
Contoh derivasi dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:
- Dari akar kata ك-ت-ب (k-t-b), dapat dibentuk kata-kata seperti: كاتِب (kaatib, penulis), كِتاب (kitaab, buku), مَكْتَب (maktab, kantor), مَكْتُوب (maktuub, tertulis), يَكْتُبُ (yaktubu, ia menulis), اُكْتُبْ (uktub, tulislah), كُتِبَ (kutiba, ditulis), dan sebagainya.
- Dari kata dasar جَمِيل (jamiil, indah), dapat dibentuk kata-kata seperti: تَجْمِيل (tajmiil, memperindah), مُجَمِّل (mujammil, pemperindah), مُجْمِل (mujmil, ringkas), اِجْمَلْ (ijmal, ringkaslah), جُمِلَ (jumila, diringkas), dan sebagainya.
Contoh infleksi dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:
- Kata كِتاب (kitaab, buku) dapat mengalami perubahan akhiran menjadi كِتابٌ (kitaabun) jika berfungsi sebagai mubtada' (subjek) atau na'at (sifat), كِتابًا (kitaaban) jika berfungsi sebagai khabar (predikat) atau maf'ul bih (obyek langsung), atau كِتابٍ (kitaabin) jika berfungsi sebagai mudhaf ilaih (genitif) atau maf'ul fih (obyek tidak langsung).
- Kata يَكْتُبُ (yaktubu, ia menulis) dapat mengalami perubahan vokal menjadi يَكْتُبَ (yaktuba) jika berada dalam kalimat lampau atau syarat, يَكْتُبِ (yaktubi) jika berada dalam kalimat larangan atau permintaan, atau يَكْتُبْ (yaktub) jika berada dalam kalimat perintah.
Sintaksis bahasa Arab dikenal dengan istilah ilmu al-nahw, yaitu ilmu yang mengkaji i'rab atau perubahan akhiran kata yang menunjukkan fungsi gramatikalnya dalam kalimat. I'rab dapat berupa harakat ('a'-irab ṣowtiyyah) seperti fathah, kasrah, dhommah, sukun, tanwin; atau huruf ('a'-irab ḥurufiyyah) seperti alif, nun, ya', dan hamzah.
Dalam sintaksis bahasa Arab, terdapat beberapa jenis kalimat yang memiliki aturan i'rab yang berbeda-beda. Jenis-jenis kalimat tersebut antara lain:
- Kalimat ismiyyah: kalimat yang diawali dengan isim (kata benda) sebagai mubtada' dan diikuti oleh khabar. Contoh: القَمَرُ جَمِيلٌ (al-qamaru jamiilun, bulan itu indah). Mubtada' القَمَرُ beri'rab ḍommah karena berfungsi sebagai subjek tunggal laki-laki. Khabar جَمِيلٌ beri'rab tanwin ḍommah karena berfungsi sebagai predikat sifat tunggal laki-laki.
- Kalimat fi'liyyah: kalimat yang diawali dengan fi'il (kata kerja) sebagai fi'il muḍari' atau fi'il maḍi> dan diikuti oleh fa'il dan/atau maf'ul. Contoh: ذَهَبَ الطّالِبُ إلى المدرسةِ (dhahaba al-thaalibu ilaa al-madrasati,
siswa itu pergi ke sekolah). Fi'il maḍi> ذَهَبَ tidak mengalami i'rab karena sudah tetap bentuknya. Fa>il الطّالِبُ beri'rab ḍommah karena berfungsi sebagai pelaku tunggal laki-laki. Maf'ul bih المدرسةِ beri'rab kasrah karena berfungsi sebagai obyek langsung tunggal perempuan.
- Kalimat inshaa'iyyah: kalimat yang diawali dengan huruf inshaa'iyyah seperti لا، لم، أ، هل، إن، وغيرها yang menyatakan larangan, penolakan,
perintah, pertanyaan, penegasan, dan sebagainya. Contoh: لا تنسى الصلاةَ (laa tansaa aṣ-ṣalaata,
jangan lupa sholat). Huruf inshaa'iyyah لا menyebabkan fi'il muḍa>ri' تنسى menjadi majzum atau sukun. Maf'ul bih الصلاةَ beri'rab fathah karena berfungsi sebagai obyek langsung tunggal perempuan.
Berdasarkan penjelasan yang disebutkan di atas, jelas bahwa sintaksis dan morfologi adalah dua bidang ilmu bahasa yang saling terkait dan berpengaruh satu sama lain dalam bahasa Arab. Berbeda dengan sintaksis, morfologi mempelajari hubungan antara kata dalam kalimat. Sistem derivasi dan infleksi bahasa Arab sangat kompleks. Menurut jenis dan fungsi kalimat, sistem i’rab dalam sintaksis bahasa Arab berbeda. Kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk berbicara dan berbicara dalam bahasa Arab dengan memahami konsep morfologi dan sintaksisnya.
Rekomendasi kitab pelajaran bahasa Arab untuk santri - arabiyah linnasyiin – arabiyahlinnasyiin.com
Sumber:
(1) MORFOLOGI ARAB PENDAHULUAN - Direktori File UPI. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195307271980111-MAMAT_ZAENUDDIN/MORFOLOGI_ARAB.pdf.
(2) Morfologi Bahasa Arab: Reformulasi Sistem Derivasi dan Infleksi. https://journal.walisongo.ac.id/index.php/alsina/article/download/2599/Morfologi%20Bahasa%20Arab%3A%20Reformulasi%20Sistem%20Derivasi%20dan%20Infleksi.
(3) PEMBENTUKAN ISTILAH LINGUISTIK DALAM BAHASA ARAB (Analisis Morfologis .... http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/57651.