Kitab Arbain Nawawi atau Al-Arba’in An-Nawawiyah adalah kitab yang berisi 42 hadits pilihan yang disusun oleh Imam Nawawi, seorang ulama besar dari mazhab Syafi’i. Kitab ini termasuk salah satu kitab hadits yang sangat populer dan banyak dipelajari oleh umat Islam, khususnya di Indonesia. Kitab ini memiliki banyak keistimewaan dan keunggulan, di antaranya adalah:
Kitab Arbain Nawawi disusun oleh Imam Nawawi pada abad ke-7 H (13 M) di Damaskus, Syam. Beliau adalah seorang ulama yang ahli dalam bidang hadits, fiqh, tafsir, bahasa, sastra, dan tasawuf. Beliau juga dikenal sebagai seorang zuhud dan wara’, serta memiliki akhlak yang mulia. Beliau wafat pada tahun 676 H (1277 M) dalam usia 44 tahun.
Kitab Arbain Nawawi disebut demikian karena berisi 42 hadits. Namun sebenarnya ada beberapa versi kitab ini yang berbeda jumlah haditsnya. Ada yang berisi 40 hadits, ada yang 41 hadits, ada yang 42 hadits, ada yang 43 hadits, dan ada yang 50 hadits. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan atau pengurangan oleh para penyalin atau penyunting kitab ini. Namun versi yang paling masyhur dan diterima adalah versi 42 hadits.
Kitab Arbain Nawawi disusun berdasarkan kitab Al-Ahadits Al-Kulliyah karya Imam Abu Amr bin Ash-Shalah, seorang guru dari Imam Nawawi. Kitab tersebut berisi 26 hadits yang mencakup seluruh ajaran Islam secara global. Imam Nawawi kemudian menambahkan 16 hadits lagi untuk melengkapi kitab tersebut menjadi 42 hadits.
Kitab Arbain Nawawi menjadi favorit di kalangan santri untuk memulai menghafal hadits-hadits Nabi sebelum beralih ke kitab-kitab yang lebih besar. Kitab ini juga sering digunakan sebagai materi pengajian di bulan Ramadhan atau pada kesempatan lainnya. Banyak ulama-ulama besar yang memberikan syarah atau penjelasan atas kitab ini, seperti Ibnu Daqiqil 'Id, As-Suyuthi, Ibnu Hajar Al-Asqalani, As-Sa’di, Al-Utsaimin, dan lain-lain.
Salah satu contoh hadits yang terdapat dalam kitab ini adalah hadits pertama, yaitu:
عَنْ أَمِيرِ المُؤمِنينَ أَبي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوله فَهِجْرتُهُ إلى اللهِ وَرَسُوُله، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَو امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ» رواه إماما المحدثين أبو عبدالله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبه البخاري، وأبو الحسين مسلم بن الحجاج ين مسلم القشيري النيسابوري، في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة.
Artinya:
Dari Amirul Mukminin Abu Hafs Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya segala amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin ia raih atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia hijrahkan.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahih mereka, yang merupakan kitab yang paling shahih di antara kitab-kitab yang disusun).
Hadits ini menunjukkan bahwa niat adalah faktor penting yang menentukan nilai dan hukum suatu amal. Niat juga membedakan antara ibadah dan adat, antara taat dan maksiat, antara ikhlas dan riya. Niat juga harus sesuai dengan syariat Allah dan Rasul-Nya, tidak boleh menyelisihi atau menyalahi perintah dan larangan-Nya. Niat juga harus diperbaharui dan diperbaiki setiap saat, agar tidak tercemar oleh hal-hal yang dapat merusaknya. Jadi dalam menjalankan sebuah amal Shalih kita membutuhkan ilmu, niat yang ikhlas hanya kepada Allah Ta’ala semata dan tidak menyelisihi syariat
Berikut ulasan singkat dan penjelasan tentang kitab Arbain Nawawi, kitab hadits pilihan yang ditulis oleh Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan bin Husain bin Muhammad Jum’ah bin Hizam An-Nawawi. Kitab ini sangat layak untuk dipelajari dan diamalkan, karena mengandung ajaran-ajaran Islam yang mendasar dan universal. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari kitab ini dan mengamalkannya dengan niat yang ikhlas dan benar. Semoga Allah memberkahi kita semua dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih.