My Blog

  • 22-10-2024

Keutamaan Menyembunyikan Amal Shalih 

Kitab tashrif - Dalam Islam, agama yang Allah ridhai ini, amal shalih adalah salah satu cara kita mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan ridha-Nya. Namun, ada satu prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam beramal, yaitu menyembunyikan amal kebaikan. Menyembunyikan amal shalih merupakan tanda ikhlas dan jauh dari penyakit hati seperti riya’ (beramal karena ingin dilihat manusia). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menganjurkan agar kita, jika memungkinkan, menyembunyikan amal-amal kebaikan yang bisa kita lakukan sendirian, seperti shalat sunnah, qiyamul lail, sedekah, dan amal-amal pribadi lainnya. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

من استطاع منكم أن يكون له خبيء من عمل صالح فليفعل 

"Siapa di antara kalian yang sanggup menyembunyikan amal salehnya maka hendaklah dia lakukan." 
(HR. Ibnu Abi Syaibah dalam "Al-Mushannaf" dan Ash-Shahihah, no. 2313) 

Hadits ini menjelaskan pentingnya menyembunyikan amal kebaikan. Semakin tersembunyi sebuah amal shalih, semakin besar keikhlasannya. Mengapa? Karena amal yang tersembunyi jauh dari pandangan manusia, sehingga hanya Allah-lah yang mengetahui niat dan keikhlasan di baliknya. Ini sangat berbeda dengan amal yang dikerjakan secara terang-terangan, yang berisiko diiringi rasa ingin dipuji atau diperhatikan oleh orang lain. 

Allah Ta’ala juga berfirman mengenai keutamaan menyembunyikan amal shalih: 

وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ 

"Dan jika kamu menyembunyikannya (sedekah) dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu." 
(QS. Al-Baqarah: 271) 

Amal yang dilakukan secara tersembunyi tidak hanya menjaga keikhlasan kita, tetapi juga lebih besar pahalanya. Allah menjanjikan bahwa menyembunyikan amal shalih, terutama sedekah, lebih baik daripada menampakkannya kepada manusia. Hal ini sangat berkaitan dengan sifat riya’, di mana seseorang melakukan amal dengan niat mendapatkan pujian dari orang lain. Menjauhkan diri dari riya’ adalah tanda orang beriman, sedangkan orang munafik cenderung menampakkan amal mereka untuk mendapatkan pengakuan dari manusia. 

Kemudian, salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat adalah mereka yang bersedekah secara tersembunyi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ 

"Seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya." 
(HR. Bukhari no. 1423 dan Muslim no. 1031) 

Dalam hadits ini, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menjelaskan betapa sempurnanya amal yang tersembunyi. Tangan kiri yang tidak mengetahui apa yang dilakukan tangan kanan merupakan simbol dari kesempurnaan menyembunyikan amal, sehingga bahkan diri kita sendiri tidak merasa sombong atau bangga dengan amal tersebut. Ini menunjukkan betapa Allah sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan tidak mencari perhatian dari sesama manusia dalam beramal. 

Menyembunyikan amal shalih juga menandakan bahwa kita lebih mengharapkan pahala dari Allah daripada pengakuan manusia. Imam Ibnu Qudamah menyebutkan dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul Qashidin: 

"Tidak sempurna amal kebaikan kecuali dengan tiga perkara; [pertama] tidak menganggap bahwa amal kita banyak, [kedua] segera melakukannya dan tidak menunda-nunda, [ketiga] menyembunyikannya/tidak memperlihatkan kepada manusia." 

Dari pernyataan ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa amal shalih yang sempurna adalah amal yang dilakukan dengan rendah hati, cepat dilakukan tanpa menunda-nunda, dan disembunyikan dari pandangan manusia. Amal yang demikian jauh dari riya’ dan lebih mendekatkan kita kepada keikhlasan. 

Menyembunyikan amal shalih adalah salah satu cara untuk menjaga keikhlasan dan menjauhkan diri dari riya’. Setiap muslim hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan amal-amal pribadinya, terutama yang bisa dilakukan sendiri tanpa melibatkan orang lain, seperti shalat sunnah, qiyamul lail, dan sedekah. Karena semakin tersembunyi amal tersebut, semakin dekat kita kepada Allah dan semakin besar pula pahalanya. 

Jangan sampai kita terjebak pada keinginan untuk dipuji oleh manusia atas amal kita, karena hal itu hanya akan mengurangi pahala kita di sisi Allah. Sebagaimana Allah berfirman: 

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ 

"Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya." 
(QS. Al-Kahfi: 110) 

Semoga Allah senantiasa memberikan kita kekuatan untuk melakukan amal shalih dengan ikhlas, jauh dari pandangan manusia, dan semata-mata mengharap ridha-Nya. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store     

admin
Admin