Nahwu Wadhih - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menganggap rasa lapar sebagai sesuatu yang harus segera dihindari. Padahal, di balik rasa lapar, terdapat manfaat besar yang dapat memperbaiki hati, pikiran, dan jiwa kita. Para ulama terdahulu telah memberikan nasihat yang berharga tentang bagaimana rasa lapar dapat menjadi jalan untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla.
1. Lapar Membuka Pemahaman dan Menjaga Kejernihan Hati
Ibnu Abi ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan nasihat Muhammad bin Wasi’ rahimahullah:
“Siapa yang sedikit makannya, maka dia akan bisa memahami, membuat orang lain paham, bersih, dan lembut. Sungguh, banyak makan akan memberati seseorang dari hal-hal yang dia inginkan.”
Ketika perut kenyang, pikiran sering menjadi berat, tubuh terasa malas, dan semangat untuk mencari ilmu berkurang. Sebaliknya, rasa lapar yang terkendali menjadikan pikiran lebih tajam, hati lebih bersih, dan jiwa lebih ringan untuk merenungkan kebesaran Allah.
2. Menjaga Perut, Menjaga Agama
Ibrahim bin Adham rahimahullah berkata:
“Siapa yang menjaga perutnya, dia bisa menjaga agamanya. Siapa yang bisa menguasai rasa laparnya, dia akan menguasai akhlak yang terpuji. Sungguh, kemaksiatan akan jauh dari orang yang lapar, dekat dengan orang yang kenyang. Rasa kenyang akan mematikan hati. Akan muncul pula darinya rasa senang, sombong, dan tawa.”
Rasa lapar yang terkendali mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu. Ketika kita mampu menahan diri dari makan berlebihan, kita belajar untuk mengendalikan keinginan lain yang lebih besar, seperti nafsu syahwat dan keinginan terhadap hal-hal duniawi yang melampaui batas. Sebaliknya, kenyang berlebihan sering kali menjadi pintu masuk bagi kesombongan, kemalasan, dan kelalaian dalam ibadah.
3. Lapar Membersihkan Hati dan Melunakkan Jiwa
Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullah berkata:
“Jika jiwa merasakan lapar dan dahaga, kalbu akan bersih dan lembut. Jika jiwa merasakan kenyang dan puas minum, kalbu menjadi buta.”
Lapar membantu kita menyadari betapa lemahnya diri kita di hadapan Allah. Ia melunakkan hati sehingga lebih mudah tersentuh oleh nasihat dan ayat-ayat Allah. Hati yang lembut lebih mudah menerima kebenaran, sementara hati yang keras dan buta cenderung menjauh dari ketaatan.
4. Menghindari Lapar yang Berlebihan, Menghindari Kenyang yang Berlebihan
Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
“Rasa kenyang akan memberati badan, menghilangkan kewaspadaan, mendatangkan rasa kantuk, dan melemahkan pemiliknya dari beribadah.”
Makan secukupnya adalah kunci keseimbangan. Terlalu lapar bisa melemahkan tubuh, tetapi terlalu kenyang justru melemahkan jiwa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan yang dapat menegakkan punggungnya. Jika ia harus melakukannya (makan lebih banyak), maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk napasnya.”
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
5. Rasa Lapar Mengingatkan Kita pada Allah
Ketika kita merasakan lapar, kita diingatkan akan nikmat Allah yang sering kita abaikan. Lapar menjadi momen untuk bersyukur atas rezeki yang Allah berikan. Ia juga mengajarkan kita merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang kurang beruntung, sehingga menumbuhkan rasa empati dan kedermawanan.
Maka Jadikan Lapar Sebagai Jalan Menuju Kebaikan
Dengan demikian, rasa lapar yang terkendali bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang dapat membawa kita lebih dekat kepada Allah azza wa jalla. Belajarlah untuk mengendalikan makan, menjaga keseimbangan, dan memanfaatkan rasa lapar untuk memperbaiki hati, pikiran, dan akhlak kita.
Semoga Allah memberikan kepada kita kemampuan untuk menjaga hawa nafsu dan menjadikan kita hamba-Nya yang bersyukur dan bertakwa. Aamiin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store