Kitab tashrif - Banyak orang mengira bahwa kebahagiaan hidup itu bisa dicapai hanya dengan menikmati kemudahan, kenyamanan, dan bersantai sepanjang waktu. Padahal, kenikmatan yang hakiki justru tidak mungkin diraih dengan jalan penuh kenikmatan. Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan bahwa semua manusia yang memiliki akal memahami dengan jelas bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat dicapai melalui jalan penuh kenikmatan semata. Kenikmatan memerlukan usaha, perjuangan, dan pengorbanan untuk benar-benar diraih. (Ibnul Qayyim, Miftah Dar as-Sa’adah, 2/15)
Artinya, kenikmatan abadi, baik di dunia apalagi di akhirat, hanya bisa diraih dengan perjuangan, kesabaran, dan pengorbanan. Bukan dengan duduk santai, bersenang-senang, atau tenggelam dalam dunia. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata pula bahwa:
"Kebahagiaan dan kenikmatan sesuai dengan perjuangan yang berat. Tak ada kebahagiaan bagi orang yang tak bersungguh-sungguh, tak ada kenikmatan bagi yang tak mau sabar, dan tak ada kebahagiaan bagi yang tak mau bersusah payah.”
Allah pun telah mengabarkan dalam Al-Qur’an bahwa jalan menuju surga dipenuhi oleh perkara-perkara yang berat dan bertentangan dengan hawa nafsu. Namun di balik itu, Allah menjanjikan ganjaran yang besar bagi mereka yang sabar dan bersungguh-sungguh.
Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, pasti Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-‘Ankabut: 69)
Ibnul Qayyim berkata:
"Jika hamba mau bersabar sebentar, maka ia akan istirahat panjang. Jika ia tahan menanggung beban kesabaran sejenak, itu akan membawanya kepada kehidupan yang abadi.”
Benar sekali. Dunia ini hanyalah waktu sebentar. Kesabaran di dalamnya hanya diminta untuk beberapa tahun saja, namun balasannya adalah kebahagiaan abadi di surga.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
“Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.”
(HR. Muslim no. 2956)
Terakhir, Ibnul Qayyim mengutip syair al-Mutanabbi:
وإذا كانت النفوس كباراً، تعبت في مرادها الأجسام
“Apabila seseorang berjiwa besar, maka badannya akan lelah untuk meraih cita-citanya.”
Orang yang bercita-cita tinggi—ingin mendapatkan surga, rida Allah, dan kedudukan mulia di sisi-Nya—maka pasti badan dan waktunya akan tergerus oleh perjuangan dan pengorbanan. Namun semuanya akan terbayar dengan kebahagiaan sejati.
Jika hari ini kita harus bangun di malam hari untuk shalat, atau harus lelah bekerja untuk sedekah, atau harus menahan nafsu dari maksiat… maka semua itu akan dibalas oleh Allah dengan kebahagiaan yang tidak bisa dibayangkan.
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَىٰ
“Dan sungguh akhirat itu lebih baik bagimu daripada dunia.”
(QS. Adh-Dhuha: 4)
Bersabarlah, berjuanglah, berlelah-lelahlah sedikit… dan nikmatilah kebahagiaan yang panjang di sisi Rabbmu.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ تَعَبَنَا فِي طَاعَتِكَ، وَرَاحَتَنَا فِي لِقَائِكَ
"Ya Allah, jadikanlah kelelahan kami dalam ketaatan kepada-Mu, dan istirahat kami ketika berjumpa dengan-Mu."
Wallahu a’lam.
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store