kitab tashrif - Dalam perjalanan mencari makna dan kebahagiaan hidup, seringkali kita terjebak dalam hiruk-pikuk dunia yang tak pernah memberikan ketenangan sejati. Kita berkelana dari satu tempat ke tempat lain, mencari sesuatu yang mungkin tidak pernah kita temukan dalam materi atau kesenangan duniawi. Namun, ada satu tempat yang sering terlupakan, namun sejatinya adalah sumber kebahagiaan yang hakiki pada majelis ilmu. Karena dengan majelis ilmu Allah azza wa jalla janjikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, dengan mengikuti majelis ilmu berarti kita mengikuti jalan menuju surga, karena Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga” (HR. At Tirmidzi & Abu Daud, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Majelis ilmu adalah tempat berkumpulnya para pencari kebenaran, di mana ilmu dibagi dan hikmah disebarkan. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita bahwa majelis ilmu adalah sumber cahaya dalam kehidupan yang seringkali gelap oleh kejahilan. Di majelis ilmu, kita menemukan ketenangan yang tidak hanya sementara, tetapi juga membawa dampak mendalam pada jiwa.
Namun, apa jadinya jika seseorang yang telah merasakan manisnya majelis ilmu memilih untuk meninggalkannya? Mereka yang menjauh dari majelis ilmu akan merasakan kegersangan dalam hidup, seolah-olah kebahagiaan telah lari meninggalkan mereka. Mereka mungkin ingin kembali, namun terhalang oleh rasa ragu dan ketidakpastian yang mendalam. Padahal sudah jelas bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).
Ketika seseorang telah terlalu jauh meninggalkan majelis ilmu, mereka mungkin merasa bahwa pintu untuk kembali telah tertutup. Mereka menyadari kesalahan mereka dan ingin kembali ke jalan yang benar, namun merasa terhalang oleh dinding tebal yang dibangun oleh keraguan dan kebiasaan lama.
Allah ta’ala berfirman bahwa, siapa yang Dia sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengambil risiko dengan menjauh dari majelis ilmu. Jangan biarkan rasa penasaran atau godaan dunia mengalihkan kita dari jalan yang telah diterangi oleh ilmu.
Mari kita berkomitmen untuk tidak pernah meninggalkan majelis ilmu. Karena di sanalah kita menemukan kebahagiaan yang tidak akan pernah pudar, dan ketenangan yang akan selalu menuntun kita kembali ke jalan yang benar. Di majelis ilmu, kita tidak hanya memperkaya diri kita sendiri, tetapi juga berkontribusi pada penyebaran cahaya ke seluruh dunia.
Jadi, peganglah erat-erat tali ilmu dan jangan pernah lepaskan. Karena di majelis ilmu, kita menemukan kebahagiaan yang hakiki dan kehidupan yang berkah.
Toko kitab online - kitab tashrif - fikar store