My Blog

  • 24-06-2024

Kasih Sayang Allah

Kitab tashrif -  Dalam kehidupan ini, kita sering kali dihadapkan pada pilihan antara kebaikan dan keburukan. Sebuah hadist yang dapat kita jadikan sebagai bahan renungan, sebuah hadist qudsi yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahuanhu, Rasulullah shalallahu alaihia wa sallam bersabda, 

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ 

Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Bukhari no. 6491 dan Muslim no. 130) 

Ibnu Rajab menjelaskan bahwasanya yang dimaksud kata “hamm (هَم)/bertekad” yaitu sebuah tekad yang diikuti dengan semangat untuk melakukan sebuah amalan.  

Niat dan Amalan Kita di Mata Allah. 

Dalam hadits yang disampaikan di atas, kita diajarkan bahwa Allah mencatat setiap niat baik kita, bahkan jika kita tidak sempat merealisasikannya menjadi tindakan. Ini menunjukkan bahwa Allah menghargai usaha dan niat kita. Sebaliknya, jika kita berniat melakukan keburukan tetapi memilih untuk tidak melanjutkannya, Allah mencatatnya sebagai kebaikan. Ini adalah bukti dari kelembutan dan kasih sayang-Nya yang tak terbatas. 

Imam Nawawi, dalam penjelasannya, menekankan pentingnya memahami betapa Allah sangat memperhatikan setiap amalan hamba-Nya. Kata “kaamilah (كَامِلَةً)” atau “sempurna” yang digunakan dalam hadits menegaskan bahwa Allah subahanhu wa ta’ala tidak hanya mencatat amalan kita, tetapi juga memberikan nilai sempurna atas niat baik yang mungkin tidak terwujud. 

Dari hadist yang telah disebutkan di atas, kita dapat mengambil beberapa hikmah: 

Allah menghargai setiap niat baik kita, bahkan jika kita tidak dapat melaksanakannya kitapun tetap akan mendapatkan pahala. 

Ketika niat baik diwujudkan menjadi tindakan, pahalanya dilipatgandakan hingga tujuh ratus kali lipat atau lebih. 

Jika kita berniat melakukan kesalahan tetapi tidak jadi melakukannya, kita diberi kesempatan untuk bertaubat dan mendapatkan pahala. 

Allah mencatat kesalahan kita sebagaimana adanya, tanpa penambahan, yang menunjukkan keadilan-Nya. 

Hadits dan nasihat ini mengajarkan kita tentang pentingnya niat dalam hati kita dan bagaimana Allah dengan penuh kasih sayang memperhatikan, mengawasi dan mencatat setiap langkah kita, setiap ucapan kita, setiap pebuatan kita. Mari kita renungkan dan terapkan pelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari, dengan selalu berusaha untuk berniat baik dan melakukan kebaikan, serta menjauhi keburukan. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber inspirasi bagi kita semua untuk terus berusaha dalam kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah. Amin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store       

admin
Admin