Grosir kitab arab online - Syarat paling utama untuk masuk surga adalah tauhid. Yakni kesempurnaan tauhdi Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa Sifat. Jadi tauhid tidak cukup hanya dengan keimanan dan pengakuan (Ruubiyah) saja, tetapi dengan tauhid beribadah dan beramal hanya untuk Allah Semata dan sesuai dengan apa yang diperintahkan saja (Rububiyah) dan beriman kepada nama-nama Sifat-Nya (Asma wa sifat). Dalam hadist riwayat Abu Dawud no. 3116, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah ’laa ilaaha illallah’(tiada sesembahan yang hak selain Allah), pasti dia akan masuk surga” (HR. Abu Dawud no. 3116. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).
Akal pikiran manusia tidak akan sanggup membayangkan keindahan surga. Sang Pencipta Allah merahasiakan kenikmatan pailin puncak ini, yakni surga firdaus. Membuat orang semakin penasaran dan selalu berharap untuk mendapatkannya. Sebagai seorang Muslim, sadar akan kehidupan setelah kematian, dia saling berlomba untuk mendapatkan ganjaran yang terbaik dari Allah subhanahu wa ta'ala. Surga adalah balasan bagi orang yang beriman dan ta’at hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasulnya. Surga merupakan janji Allah yang nyata. Dikatakan sejak 14 abad yang lalu bahwa surga Firdaus adalah surga yang paling tinggi tingkatannya dan kita dianjurkan untuk meminta surga Firdaus, dari Abu Hurairahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa:
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِى سَبِيلِهِ ، كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ ، وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
“Sesungguhnya di surga itu ada 100 tingkatan yang telah Allah janjikan bagi para mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua tingkatan adalah bagaikan jarak antara langit dan bumi. Jika kalian ingin meminta pada Allah, mintalah surga Firdaus. Surga Firdaus adalah surga yang paling utama dan paling tinggi, di atasnya adalah ‘Arsy Ar-Rahman, darinya pula mengalir sungai surga.” (HR. Bukhari, no. 7423) Sumber :https://rumaysho.com/26441-khutbah-jumat-amalan-penghuni-surga-firdaus.html
Kunjungi kami di Grosir kitab arab online di alfikar.com
Allah subahanahu wa ta’ala juga menyebutkan terkait luas surga-Nya:
سَابِقُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۙ اُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖۗ ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
Berlombalah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang lebarnya (luasnya) selebar langit dan bumi, yang telah disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Itulah karunia Allah yang dianugerahkan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah adalah Pemilik karunia yang agung. (Al-Hadid-57:21)
Dan Allah Subahanahhu wa ta’ala menjanjikan Surga Firdaus pada hambanya di dalam Al-Qur’an surah Al-Mu’minun ayat 1-11:
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ ١ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ ٢ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ ٣ وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكٰوةِ فٰعِلُوْنَ ۙ ٤ وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَ ۙ ٥ اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ ٦ فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعَادُوْنَ ۚ ٧ وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ۙ ٨ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ ۘ ٩ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْوٰرِثُوْنَ ۙ ١٠ الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ١١ ( المؤمنون/23: 1-11)
1.Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin. 2. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, 3. orang-orang yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, 4. orang-orang yang menunaikan zakat, 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki. Sesungguhnya mereka tidak tercela (karena menggaulinya). Hamba sahaya dalam ayat ini adalah hamba sahaya yang didapat dari peperangan agama atau yang lahir dari ibu yang berstatus hamba sahaya. Hal ini sesuai dengan kebiasaan yang berlaku pada masa itu. 7. Maka, siapa yang mencari (pelampiasan syahwat) selain itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. 8. (Sungguh beruntung pula) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka. 9.Orang-orang yang memelihara salat mereka. 10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. 11. (Yaitu) orang-orang yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.(Al-Mu'minun/23:1-11).
Dari ayat di atas , disebutkan bahwa orang yang mewarisi (menggapai) surga firdaus adalah orang yang beriman, orang yang khusyuk dalam sholat yaitu tunduk, tenang dan merendahkan diri (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5: 448.). khusyuk dalam shalat dapat digapai dengan fokuskan hati dan pikiran dengan hanya memikirkan segala hal yang terkait hanya dalam shalat saja bukan pada hal yang lain (tafsir Ibnu Katsir). Khusyuk juga adalah totalitas dalam menggapai kesempurnaan dalam niat dan pelaksanaan dari awal hingga akhir shalat, yaitu menyempurnakan wudhu, memakai pakaian yang terbaik untuk berjalan ke masjid dan tidak memikirkan hal yang lain kecuali shalat dan berusaha menyempurnakan shalatnya dan menjaga shalatnya tepat pada waktunya.
Kemudian meninggalkan hal yang sia-sia yaitu meninggalkan hal-hal yang tidak berguna bagi dirinya dan agamanya. Yaitu meninggalkan perkataan dan perbuatan yang haram. Juga termasuk meninggalkan perkataan dan perbuatan yang tidak berfaedah.
Selanjutnya ialah menunaikan zakat ini mengacu pada pembayaran Zakat Maal, yaitu nominal zakat pada saat mencapai nishab dan syarat keluar terpenuhi (durasi satu tahun). Perintahnya yaitu menunaikan zakat dengan khusyu’ berharap pahala dan balasan hanya dari Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara menolong orang-orang yang susah (yang berhak menerima zakat) (Lihat Tafsir As-Sa’di, hal. 576) Sumber :https://rumaysho.com/16042-khutbah-idul-fitri-bada-ramadhan-meraih-surga-firdaus.html. Kunjungi Grosir kitab arab online di alfikar.com
Menurut Syaikh As-Sa’di rahimahullah, menjaga kemaluan yang disebut pada ayat di atas adalah menjauhkan diri dari perbuatan zinah dan ha-hal yang menghantarkan diri dari perbuatan zinah. Kemaluan ini dijaga kecuali pada budak dan istri yang halal untuknya. Juga termasuk menjauhkan diri dari perbuatan LGBTQ seperti zaman Nabi Luth alaihissalam, ini menurut Ibnu Katsir. Dan salah satu sifat orang beriman yang mewarisi surga firdaus yang telah disebutkan pada ayat diatas adalah menjaga amanah, menepati janji dan menjauhkan diri dari sifat munafik.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menyampaikan sebuah riwayat hadits bahwasanya suatu ketika Rasulullah ﷺ menemuinya dan para sahabat lainnya, lalu beliau bersabda,
عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ، فَجَعَلَ يَمُرُّ النبيُّ معهُ الرَّجُلُ، والنبيُّ معهُ الرَّجُلَانِ، والنبيُّ معهُ الرَّهْطُ، والنبيُّ ليسَ معهُ أحَدٌ، ورَأَيْتُ سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الأُفُقَ، فَرَجَوْتُ أنْ تَكُونَ أُمَّتِي، فقِيلَ: هذا مُوسَى وقَوْمُهُ، ثُمَّ قيلَ لِي: انْظُرْ، فَرَأَيْتُ سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الأُفُقَ، فقِيلَ لِي: انْظُرْ هَكَذَا وهَكَذَا، فَرَأَيْتُ سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الأُفُقَ، فقِيلَ: هَؤُلَاءِ أُمَّتُكَ، ومع هَؤُلَاءِ سَبْعُونَ ألْفًا يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ بغيرِ حِسَابٍ
Telah ditampakkan kepadaku umat-umat, maka aku melihat seorang Nabi lewat bersama satu orang, seorang Nabi bersama dua orang saja, seorang Nabi bersama sekelompok orang dan seorang Nabi tanpa seorang pun bersamanya. Lalu tiba-tiba ditampakkan kepadaku kumpulan manusia yang banyak memenuhi ufuk, aku berharap mereka adalah umatku, namun dikatakan padaku, Ini adalah Musa dan kaumnya, lalu di katakana pula kepadaku, ‘Tapi lihatlah di ujung sebelah sana.’ Ternyata aku melihat ada sekumpulan orang yang sangat banyak, kemudian dikatakan lagi padaku, ‘Lihat juga yang sebelah sana. Ternyata aku juga melihat ada sekumpulan orang yang sangat banyak lagi, lalu dikatakan padaku, Ini adalah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang akan masuk surga tanpa hisab.
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
هُمُ الَّذِينَ لا يَتَطَيَّرُونَ، ولَا يَسْتَرْقُونَ، ولَا يَكْتَوُونَ، وعلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah bertathayyur (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak pernah meminta untuk diruqyah dan tidak mau menggunakan Kay (pengobatan dengan besi panas), dan kepada Tuhan merekalah mereka bertawakal. (riwayat lengkapnya di sebutkan di https://bekalislam.firanda.com/6080-amalan-agar-masuk-surga-tanpa-hisab.html)
Dari hadist diatas disebutkan bahwasanya orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta diobati dengan kay (besi yang dipanaskan), tidak bertathayur (beranggapan sial dari apa yang diketahui berdasarkan apa dilihat dan didengar) dan bertawakal hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dan berdasarkan sifat-sifat yang telah disebutkan sebelumnya adalah sebab-sebab seseorang masuk kedalam surga firdaus tanpa hisab karena memasukkan seseorang kedalam surga adalah hak Allah subahanahu wa ta’ala. Jadi kita seharusnya membentuk sifat-sifat diri sesuai dengan sifat-sifat yang disebutkan sebelumnya, melakukan amal sholeh dan menjauhi segala larangan-larangan Allah subahanahu wa ta’ala.
Seseorang tidak mampu mewujudkan tauhidnya dengan sempurna, percaya bahwa segala sesuatu ada di tangan Allah ﷻ, percaya bahwa Allah ﷻ berbelas kasih kepada hamba-hambanya, percaya kepada Allah ﷻ ketika menginginkan sesuatu, percaya bahwa seluruh alam semesta ada di bawah kehendak Allah ﷻ dan juga di bawah kendali Allah ﷻ, kecuali dengan adanya iman kepada Allah ﷻ dan ketundukan hati atau iman yang luar biasa kepada Allah ﷻ dengan mempelajari dan mengamalkan ilmu-ilmu yang diturunkan-Nya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah melalui nabi-Nya. Oleh karena itu, tiga sifat awal yang disebutkan di atas yaitu tidak meminta ruqyah, tidak meminta pengobatan kay dan tidak tathayyur dan kembali ke sifat keempat yaitu bertawakal hanya kepada Allah ﷻ dan dengan khusyuk dalam shalat, meninggalkan hal-hal yang sia-sia, menunaikan zakat menjaga kemaluan, memegang amanah dan menepati janji dan tepat waktu dalam shalat (berjamaah di masjid bagi leki-laki), dengan begitu insya Allah kita dapat menggapai sebab-sebab masuk surga Firdaus tanpa hisab. Wallahu a’lam bisshawab.
Sumber: