My Blog

  • 07-05-2025

Jauhi Prasangka Buruk

Kitab tashrif -  Salah satu penyakit hati yang sering menimpa kita tanpa disadari adalah buruk sangka (su’uzh-zhann) terhadap sesama muslim. Penyakit ini sangat berbahaya karena bisa menimbulkan dosa besar, perpecahan, kebencian, dan saling menjatuhkan di antara saudara seiman. Padahal Islam sangat menjaga kehormatan seorang muslim, bahkan menjadikannya lebih mulia dari Ka'bah. 

Allah Ta’ala memperingatkan dalam firman-Nya: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ 

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentu kalian merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” 
(QS. Al-Hujurât: 12) 

Rasulullah ﷺ juga telah memperingatkan secara tegas dalam haditsnya: 

"إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا" 

“Jauhilah prasangka, karena prasangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kalian mencari-cari kesalahan, jangan memata-matai, jangan saling dengki, jangan saling membelakangi, jangan saling membenci, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” 
(HR. Bukhari no. 6064 dan Muslim no. 2563) 

Amirul Mukminin, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata: 

“Jangan engkau berprasangka terhadap perkataan saudaramu yang mukmin kecuali dengan prasangka yang baik. Carilah selalu sisi baiknya.” 
(Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya ketika menafsirkan QS Al-Hujurat: 12) 

Para ulama salaf juga memberikan banyak nasihat indah yang menegaskan betapa wajibnya berusaha menjaga hati dari su'uzh-zhann dan berusaha mencarikan alasan untuk saudara kita jika ia terlihat melakukan sesuatu yang kita tidak sukai. 

Abu Qilabah rahimahullah berkata: 

“Jika engkau mendengar kabar buruk tentang saudaramu, maka carikanlah untuknya alasan. Jika tidak kau temukan alasannya, maka katakanlah: ‘Barangkali dia punya alasan yang tidak aku ketahui.’” 
(Hilyatul Auliya’ 2/285) 

Setelah buruk sangka, biasanya akan muncul sikap tajassus, yaitu mencari-cari kesalahan saudara sendiri, dengan stalking, menyelidiki, menyimpan screenshot, mendengar-dengar info pribadi, lalu menyebarkannya. Ini adalah dosa besar yang bisa menjatuhkan kehormatan seorang muslim. 

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: 

“Siapa yang hatinya penuh dengan rasa ingin tahu tentang aib orang lain, maka dia akan dibutakan dari aibnya sendiri.” 

Imam Ibn Hibban rahimahullah berkata: 

“Orang yang cerdas akan menjaga keselamatannya dengan meninggalkan tajassus dan sibuk memperbaiki aibnya sendiri. Orang yang melupakan aibnya dan sibuk dengan aib orang lain, maka hatinya akan buta dan hidupnya tidak tenang.” 
(Raudhatul ‘Uqolaa’, hal. 131) 

Buruk sangka tidak hanya membuat hati kita gelisah, tapi juga menciptakan jurang permusuhan di tengah umat. Betapa indah jika kita kembali kepada ajaran Islam yang mendorong kita untuk menjadi hamba-hamba Allah yang saling menyayangi, menutupi aib, dan tidak mudah menghakimi. 

  • Mari kita mulai dari diri kita: 
  • Husnuzh-zhann kepada saudara. 
  • Tidak memata-matai. 
  • Tidak menyebar gosip. 
  • Tidak membicarakan kesalahan orang lain tanpa alasan syar’i. 

Sebaliknya, sibukkan diri dengan introspeksi dan memperbaiki kekurangan diri sendiri. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store   

admin
Admin