Al-arabiyah linnasyiin - Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, di mana kaum muslimin di seluruh dunia berpuasa, beribadah, dan berintrospeksi. Di bulan yang suci ini, kita diajak untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah jalla jalaluhu. Namun, penting juga untuk mengingat bahwa Ramadhan bukan hanya tentang ibadah pribadi, tetapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dengan sesama.
Saudaraku seiman yang semoga dirahmati Allah azza wa jalla, di bulan Ramadhan yang penuh kebaikan ini, marilah kita hindari memberikan tatapan sinis atau komentar yang merendahkan dan menghalangi semangat kepada mereka yang memilih untuk lebih mendekatkan diri kepada masjid, menutup aurat atau semua orang yang mulai melaksanakan kebaikan yang tampak di mata kita. Tidak ada seorang pun di antara kita yang memiliki hak untuk menilai atau menghakimi orang lain. Sebaliknya, kita harus fokus pada ibadah dan amalan kita sendiri, sambil mendoakan agar mereka yang berusaha meningkatkan ibadahnya dapat istiqomah dalam perjuangannya.
Seorang muslim sejati adalah cermin bagi saudaranya. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahuanhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ، إِذَا رَأَى فِيْهِ عَيْباً أَصْلَحَهُ
“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod)
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk saling membantu dan menginginkan kebaikan bagi satu sama lain, bukan sebaliknya, yaitu berkomentar sinis, nyinyir bahkan mencaci maki. Kita seharusnya dapat menahan lisan kita dari mengucapkan kata-kata tersebut. Karena seorang muslim yang beriman kepada Allah azza wa jalla tidak akan pernah berkomentar sinis, nyinyir atau mencaci maki saudaranya sesama muslim.
Oleh karena itu, mari kita sambut saudara-saudari kita yang mulai datang ke masjid, menutup aurat dan mulai berpenampilan syar’i dengan senyuman dan salam yang hangat. Saudara-saudara kita tersebut datang ke masjid bukan disebabkan oleh kita, melainkan karena mereka memenuhi panggilan Allah. Mereka mencari ampunan dan pahala dari Allah, bukan reaksi dan komentar dari kita.
Karena kita tidak tahu betapa berat perjuangan mereka melawan hawa nafsu mereka untuk memenuhi panggilan Allah azza wa jalla, untuk memenuhi perintah-Nya, dan untuk berhijrah ke jalan-Nya. Mereka meninggalkan kesenangan mereka yang hanya sesaat untuk menggapai kesenangan yang abadi kelak. Maka janganlah kita sampai mengatakan kata-kata yang membuat putus semangat, yang menyakitkan hati mereka, yang membuat mereka meninggalkan jalan yang Allah ridhai ini, yang membuat mereka meninggalkan hijrahnya. Maka jangan sampai kita melakukan hal ini.
Kehadiran bulan Ramadhan yang mulia ini adalah untuk semua hamba Allah, tidak terkecuali. Semoga kita semua dapat menjalani bulan ini dengan rendah hati, dan semoga kita mendapatkan ampunan serta limpahan pahala dari Allah jalla jalaluhu. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store