My Blog

  • 29-08-2024

Jangan Pernah Berharap Kematian

Kitab tashrif -  Dalam kehidupan ini, tidak jarang seseorang menghadapi cobaan dan musibah yang membuatnya merasa putus asa. Di tengah kesulitan yang tampaknya tidak ada jalan keluar, kadang muncul keinginan untuk mengakhiri penderitaan tersebut dengan kematian. Namun, Islam sebagai agama yang sempurna memberikan arahan yang jelas mengenai hal ini, Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam 

 bersabda, 

لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمُ المَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ مُتَمَنِّيًا لِلْمَوْتِ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي  

“Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.” (HR. Bukhari no. 6351, 5671 dan Muslim no. 2680) 

Dari Amar bin Yasir radhiallahuanhu, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengajarkan doa berikut 

اللهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ، وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ، أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي  

“Ya Allah, dengan ilmu ghaib-Mu dan kekuasaanmu atas seluruh makhluk, hidupkanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa kehidupan itu lebih baik untukku, dan wafatkanlah aku jika kematian itu lebih baik untukku … “ (HR. Ahmad 30: 265, shahih) 

Hadits ini mengajarkan kepada kita pentingnya sikap sabar dan tawakal dalam menghadapi ujian hidup. Ketika seseorang berada dalam situasi yang sangat sulit, hingga ia merasa lebih baik mati daripada terus hidup, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menasihati kita untuk tidak berangan-angan mati. Sebab, kehidupan dan kematian adalah urusan Allah yang Maha Mengetahui. Kita tidak tahu apa yang terbaik bagi kita dalam jangka panjang, sehingga sebaiknya kita memasrahkan urusan hidup dan mati kepada Allah dengan mengucapkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tersebut. 

Doa ini menunjukkan betapa pentingnya berserah diri kepada Allah azza wa jalla. Kita diajarkan untuk memohon agar Allah memberikan yang terbaik bagi kita, baik dalam hidup maupun mati. Ini merupakan bentuk kepasrahan yang tulus, dimana seorang hamba meyakini bahwasanya hanya Allah satu-satunya yang mengetahui apa yang terbaik untuknya. 

Lebih lanjut, dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,  

لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ  

Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah berdoa meminta mati sebelum datang waktunya.” (HR. Muslim no. 2682) 

Hadits ini menegaskan kembali larangan untuk berharap mati atau berdoa meminta kematian. Hal ini karena berharap mati bisa mencerminkan kurangnya kesabaran dan ketidakikhlasan dalam menerima takdir Allah. 

Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam memberikan solusi yang lebih baik ketika kita merasa tidak sanggup menghadapi ujian hidup. Alih-alih meminta mati, kita diajarkan untuk memohon kepada Allah agar Dia menghidupkan kita selama kehidupan itu baik bagi kita, dan mematikan kita jika kematian itu lebih baik. Dengan doa ini, seorang Muslim menyerahkan sepenuhnya keputusan hidup dan mati kepada Allah, dengan keyakinan bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik. 

Selain itu, Nabi shalallahu alaihi wa sallam juga mengajarkan kita untuk memohon kekuatan iman dan perlindungan dari segala bentuk fitnah yang dapat menyesatkan. Ini termasuk permohonan untuk diberikan ketenangan dalam menghadapi berbagai ujian, serta kemantapan hati dalam keimanan. 

اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ، وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ، أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي، أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، وَكَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا، وَالْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى، وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَمِنْ فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مَهْدِيِّينَ 

Ya Allah, dengan ilmu-Mu terhadap perkara yang ghaib, dan dengan kekuasaan atas segala makhluk, hidupkanlah aku selagi Engkau mengetahui bahwa kehidupan tersebut adalah baik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu adalah baik bagiku. Aku memohon kepada-Mu, rasa takut kepada-Mu dalam keadaan bersendirian dan terang-terangan, ucapan yang haq dalam marah dan ridha, hemat dalam kefakiran dan kaya, kelezatan melihat wajah-Mu, dan rindu bertemu dengan-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan yang membahayakan, dan dari fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan perhiasan iman, dan jadikanlah kami orang-orang yang memberikan petunjuk yang diberi petunjuk.” (HR. Ahmad dan an-Nasaiy) 

Dalam doa yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, kita juga diajarkan untuk memohon agar Allah menghiasi kita dengan perhiasan iman dan menjadikan kita orang-orang yang memberi petunjuk dan mendapat petunjuk. Ini adalah pengingat bahwa sebagai Muslim, kita tidak hanya harus bertahan dalam iman, tetapi juga berusaha untuk menjadi teladan bagi orang lain. 

Dengan demikian, meskipun hidup ini penuh dengan ujian dan cobaan, kita diajarkan untuk tidak berputus asa atau berharap kematian sebagai jalan keluar. Sebaliknya, kita harus terus berserah diri kepada Allah, memohon yang terbaik dari-Nya, dan berusaha menjadi hamba yang sabar dan ikhlas dalam menghadapi setiap takdir yang Allah tetapkan. Semoga Allah memberikan kita kekuatan iman dan petunjuk dalam setiap langkah hidup kita. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store   

admin
Admin