My Blog

  • 27-02-2024

Jangan Menyerah dan Terus Berdoa, Bagian Lanjutan

Arabiyah linnasyiin - Yang harus kita pahami adalah salah satunya doa terus tanpa berhenti dan terus berikhtiar tanpa bersuudzan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dan yang sebagaimana kita tahu berdoa merupakan ibadah sebagaimana yang dinyatakan oleh nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam: 

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ 

Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) 

dan beliau shalallahu alaihi wa sallam juga bersabda 

إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ 

Sesungguhnya doa itu bermanfaat (memberi kebaikan) untuk yang sudah terjadi dan yang belum terjadi. Karena itu, perbanyaklah berdoa, wahai hamba Allah” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi) 

Dari hadist diatas kita pahami bahwasanya kita tidak diperkenankan untuk berhenti berdoa karena bisa jadi kita kehilangan keutamaan-keutamaan dalam berdoa tersebut. Dengan demikian kita jangan sampai berhenti berdoa. 

Selain itu ada beberapa faktor-faktor yang menjadikan doa tidak terkabul sebagaiman apa yang dikatakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berikut: 

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ 

Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi) 

Dalam hadist lain beliau shalallahu alaihi wa sallam juga menyatakan: 

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ 

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.'” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya? (HR. Muslim no. 1015)

Don coba kita renungkan juga sabda Nabi shalallahu alaihi wa sallam: 

لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ قَالَ: يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِى فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ 

Do’a seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa. Mereka bertanya : Apa yang dimaksud tergesa-gesa ? Beliau menjawab : ” Dia berkata ; Saya berdoa berkali-kali tidak dikabulkan, lalu dia merasa menyesal kemudian meninggalkan doa“.(HR. Muslim) 

 

Dalam hal ini kita harus pastikan, apakah hati kita lalai, yaitu hati yang tidak khusyu’, tidak fokus, dan tidak menghayati doa yang dipanjatkan kepada Allah. Hati yang lalai adalah hati yang sibuk dengan hal-hal lain selain Allah, seperti dunia, hawa nafsu, atau masalah-masalah yang mengganggu pikiran. Hati yang lalai adalah hati yang tidak yakin akan kekuasaan, kebaikan, dan kemurahan Allah. Kita harus menghadirkan hati kita saat berdoa, dengan merasakan makna dan tujuan doa yang kita ucapkan. Kita harus memohon kepada Allah dengan penuh harap dan takut, dengan yakin bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Dekat, dan Maha Mengabulkan. 

Selanjutnya apakah yang harus kita pastikan adalah apakah kita mengonsumsi dan menggunakan sesuatu yang dari sumber haram, karena makanan yang haram adalah salah satu penghalang terkabulnya doa. Karena Allah Ta’ala itu baik dan hanya menerima yang baik. Allah Ta’ala juga telah memerintahkan kepada para Rasul dan orang-orang yang beriman untuk makan dari makanan yang halal dan baik, serta beramal shalih. Hal ini menunjukkan bahwa makanan yang halal adalah salah satu syarat diterimanya amal. 

Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan, minuman, dan pakaian yang kita konsumsi dan pakai. Kita harus memastikan bahwa semua itu halal dan baik, baik dari segi sumber, cara, maupun tujuan. Kita juga harus berusaha untuk beramal shalih dengan mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ. Kita juga harus berdoa dengan khusyu’, yakin, dan tawakkal kepada Allah Ta’ala. Dengan demikian, kita berharap agar doa dan amal kita diterima oleh Allah Ta’ala, dan agar kita mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.  

Dan hal yang kita tidak boleh lupa adalah kita harus pastikan jangan sampai kita menjadi pribadi yang tergesa-gesa dalam berdoa. Orang yang tergesa-gesa adalah orang yang ingin doanya segera dikabulkan tanpa memperhatikan hikmah dan kebijaksanaan Allah Ta’ala. Orang yang tergesa-gesa adalah orang yang tidak menghargai proses yang harus dilalui dalam berdoa, seperti bersyukur, bertaubat, beramal shalih, dan memenuhi syarat dan adab doa. Orang yang tergesa-gesa adalah orang yang mudah putus asa dan meninggalkan doa jika tidak segera mendapatkan jawaban dari Allah Ta’ala. 

Jadi kita harus berusaha untuk bersabar saat berdoa. Kita harus memahami bahwa Allah Ta’ala lebih mengetahui apa yang baik untuk kita, dan lebih berkuasa untuk memberikan apa yang kita minta. Kita harus berserah diri kepada Allah Ta’ala, dan menerima apa pun yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, baik itu kabul, tolak, atau tunda. Kita harus terus berdoa dengan khusyu’, yakin, dan tawakkal kepada Allah Ta’ala. Dengan demikian, kita berharap agar doa kita diterima oleh Allah Ta’ala, dan agar kita mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. 

Allah Ta’ala itu Maha Mengabulkan doa dari hamba-hamba-Nya yang beriman. Allah Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan doa yang dipanjatkan oleh orang yang memenuhi syarat dan adab dalam berdoa. Allah Ta’ala mengabulkan doa hamba-Nya dengan tiga cara yang semuanya baik bagi hamba-Nya, yaitu memberikan apa yang diminta secara langsung atau tertunda, sesuai dengan kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Kemudian menghindarkan dari kejelekan yang sebanding dengan doa yang diminta, baik di dunia maupun di akhirat. Dan menyimpan pahala yang sebanding dengan doa yang diminta, untuk diberikan di hari kiamat.  

Demikian semoga bermanfaat, dan semoga doa kita diterima dan dikabulkan Allah ta’ala, amin.  

Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store 

admin
Admin