Nahwu Wadhih - Memang tak diragukan lagi, hidup sering kali menghadapkan kita pada berbagai kecemasan, terutama tentang masa depan. Ada yang khawatir akan rezekinya, takut menghadapi cobaan hidup, atau cemas tentang hal-hal yang belum terjadi. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberikan petunjuk bagi kita untuk mengatasi rasa was-was ini, agar hati tetap tenang dan jiwa tetap yakin kepada-Nya.
-Jangan Berburuk Sangka kepada Allah,
Rasa cemas yang berlebihan sering kali berasal dari buruk sangka kepada Allah azza wa jalla. Padahal, Allah adalah Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah, yang tidak pernah mengabaikan hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ
“Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, serta orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah.”
(QS. Al-Fath: 6)
Kita harus mengingat bahwa Allah telah menjaga kita sejak lahir. Ketika kita bayi, tidak mampu mencari makan atau melindungi diri, Allah-lah yang menjamin rezeki dan keselamatan kita. Kini, saat kita sudah dewasa, memiliki kemampuan dan sarana untuk berusaha, mengapa kita ragu akan kasih sayang-Nya?
Buruk sangka kepada Allah hanya akan menjadikan hidup semakin sulit. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, tetapi sering kali kita sendiri yang menjauh dari-Nya.
-Ketahuliah sesungguhnya ketakutan tersebut adalah bisikan setan,
Allah Ta’ala mengingatkan bahwa kecemasan tentang masa depan sering kali merupakan tipu daya setan. Firman-Nya:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَاءِ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kekejian.”
(QS. Al-Baqarah: 268)
Setan berusaha melemahkan keyakinan kita kepada Allah dengan menanamkan rasa takut akan kemiskinan dan kesulitan. Akibatnya, banyak orang kehilangan logika dan melakukan hal-hal yang dilarang demi mengatasi rasa cemas tersebut.
Ketahuilah, setan tidak memiliki kuasa apa pun atas kita jika kita bertawakal kepada Allah. Maka, jangan biarkan tipu daya setan menguasai hati kita.
-Berzikirlah agar hati tidak cemas,
Ibnu Aun rahimahullah pernah berkata:
“Mengingat manusia itu penyakit, dan mengingat Allah itu obat.”
Ketika kita terlalu sibuk memikirkan manusia, opini mereka, atau kekhawatiran duniawi, hati kita menjadi gelisah. Sebaliknya, ketika kita memperbanyak mengingat Allah (dzikir), hati menjadi tenang dan yakin akan janji-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Dzikir bukan hanya lafaz di lisan, tetapi juga perenungan mendalam atas nikmat-nikmat Allah azza wa jalla, membaca firman-Nya, dan merenungi kebesaran-Nya.
-Ingatlah Janji Allah kepada Orang yang Bertawakal,
Allah Ta’ala menjamin rezeki dan kemudahan bagi siapa saja yang bertawakal kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
(QS. Ath-Thalaq: 2-3)
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).”
(QS. Ath-Thalaq: 3)
Janji ini menunjukkan bahwa siapa saja yang bertawakal, Allah akan mencukupi segala keperluannya, bahkan dari arah yang tidak disangka-sangka.
-Cara Menghilangkan Kecemasan
Berikut beberapa langkah yang dapat membantu kita mengatasi kecemasan tentang masa depan:
*Perbanyak Dzikir dan Tilawah Al-Qur’an
Dzikir adalah obat hati yang gelisah. Perbanyak membaca ayat-ayat Allah untuk meneguhkan keyakinan kita kepada-Nya.
*Bertawakal kepada Allah
Serahkan segala urusan kepada Allah setelah melakukan usaha terbaik. Yakinlah bahwa Allah akan mencukupkan keperluan kita.
*Merenungi Nikmat-Nikmat Allah
Ingatlah bahwa Allah telah memberikan begitu banyak nikmat kepada kita di masa lalu. Jika Allah menjaga kita sebelumnya, mengapa kita ragu Dia akan menjaga kita di masa depan?
*Bertaubat dan Memperbaiki Hubungan dengan Allah azza wa jalla
Kecemasan sering kali muncul karena dosa-dosa yang kita lakukan. Bertaubat dan memperbaiki hubungan dengan Allah akan membuat hati menjadi lebih tenang.
*Bergaul dengan Orang yang Beriman
Berada di tengah orang-orang yang shalih akan membantu kita meningkatkan keimanan dan menjauhkan diri dari pikiran negatif.
Sesungguhnya Allah azza wa jalla tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang bertawakal dan bertakwa. Jangan biarkan kecemasan menguasai hati kita. Ingatlah janji Allah:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu ceritakan (syukuri).”
(QS. Adh-Dhuha: 11)
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa yakin kepada-Nya, bebas dari kecemasan, dan istiqamah di jalan-Nya. Aamiin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store