My Blog

  • 30-04-2025

Jangan Kau Ganggu Tentanggamu

Kitab tashrif -    Islam adalah agama rahmat. Ajaran Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Rabb-nya, tetapi juga hubungan antar manusia. Salah satu bentuk hubungan yang sangat ditekankan dalam Islam adalah hubungan dengan tetangga. Islam menaruh perhatian besar terhadap adab bertetangga, karena merekalah yang paling dekat dalam kehidupan sehari-hari kita, baik dalam suka maupun duka. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa kemuliaan ibadah seseorang tidak akan bermanfaat, bila akhlaknya buruk kepada tetangganya. Bahkan, Rasulullah mengancam orang-orang yang suka mengganggu tetangganya, sekalipun orang tersebut tekun dalam ibadah sunnah seperti puasa dan shalat malam. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: 

أنَّ رجلًا قالَ: يا رسولَ اللَّهِ إنَّ فلانةَ تُصلِّي اللَّيلَ وتصومُ النَّهارَ وتفعَلُ وتتصدَّقُ، وتؤذي جارَها بلسانِها، قالَ: لا خيرَ فيها، هيَ في النَّارِ. قالوا: وفلانةُ تُصلِّي المكتوبةَ وتتصدَّقُ بأثوارٍ منَ الأقطِ ولا تؤذي أحدًا، قالَ: هيَ في الجنَّةِ 

“Ada seseorang berkata: 'Wahai Rasulullah, si fulanah sering shalat malam, berpuasa di siang hari, berbuat baik, dan bersedekah. Namun, dia suka mengganggu tetangganya dengan lisannya.' Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Tidak ada kebaikan pada dirinya, dia termasuk penghuni neraka.' Mereka berkata lagi: 'Ada seorang wanita lain yang hanya mengerjakan shalat fardhu dan bersedekah dengan sedikit susu kering, namun tidak pernah mengganggu siapa pun.' Beliau bersabda: *'Dia termasuk penghuni surga.'” 

(HR. Ahmad, shahih. Lihat Ash-Shahihah no. 190) 

Perhatikanlah, betapa Rasulullah tidak memandang banyaknya amalan sunnah si wanita pertama, karena ia merusaknya dengan gangguan kepada tetangga. Sementara wanita kedua, meski ibadahnya biasa-biasa saja, namun karena menjaga lisannya dan tidak mengganggu orang lain—terutama tetangganya—ia diganjar surga. 

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ 
“Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” 
(HR. Muslim, no. 46; Silsilah Ash-Shahihah no. 549) 

Ini adalah ancaman yang sangat berat. Orang tersebut dihalangi dari surga karena lisannya, perbuatannya, atau sikapnya yang membuat tetangganya tidak merasa aman. Padahal, salah satu bentuk kesempurnaan iman adalah membuat orang di sekitar kita merasa tenang dan selamat dari kejelekan kita. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ 
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.” 
(HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47) 

Hadits ini menunjukkan bahwa memuliakan tetangga adalah bagian dari tanda keimanan. Maka, seseorang yang berbuat sebaliknya—mengganggu dan merendahkan tetangganya—telah mencederai imannya sendiri. 

Sungguh celaka orang yang mengganggu tetangganya. Tak peduli seberapa rajin ia shalat malam, seberapa banyak ia berpuasa dan bersedekah—jika tetangganya tidak merasa aman dari lisannya, maka ia diancam dengan neraka. 

Mari kita jaga adab bertetangga: 

  • Berusaha menjadi pribadi yang menyenangkan dan menenangkan. 
  • Menjaga lisan dan perbuatan dari menyakiti orang lain. 
  • Membantu dan peduli jika tetangga kesulitan. 
  • Tidak mengumbar aib mereka atau membuat fitnah di sekitar lingkungan. 

Jadikan diri kita bermanfaat bagi sekitar, sebagaimana Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. 

Wallahu a’lam. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store   

admin
Admin