My Blog

  • 04-12-2024

Istirahatkan Diri dengan Shalat

Nahwu Wadhih -  Shalat bukan hanya kewajiban bagi kaum muslimin, tetapi juga jalan menuju ketenangan jiwa. Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan kepada kita bahwasanya shalat adalah tempat istirahat dari segala kepenatan dunia. Beliau bersabda kepada Bilal radhiyallahu ‘anhu: 

يَا بِلَالُ ! أَرِحْنـــَا بِالصَّلَاةِ 
"Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat." 
(HR. Ahmad no. 23088 dan Abu Dawud no. 4985. Shahih Al-Jami’ no. 7892) 

-Sesungguhnya shalat merupakan obat dari hati dan pikiran yang penat, 

Ketika dunia terasa berat dan pikiran terasa kacau, shalat menjadi oase bagi jiwa. Shalat adalah tempat di mana kita berserah kepada Allah azza wa jalla, melaporkan keluh kesah kita, dan memohon kekuatan. Allah Ta’ala berfirman: 

وَاجْعَلُواْ بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ 
"Dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman." 
(QS. Yunus: 87) 

Lebih dari itu, Allah azza wa jalla mengingatkan kita untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong di saat-saat sulit: 

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ 
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." 
(QS. Al-Baqarah: 45) 

Shalat yang dilakukan dengan benar, khusyuk, dan ikhlas akan memberikan ketenangan, seperti yang dirasakan oleh Nabi ﷺ saat menghadapi kesulitan. Beliau bersabda: 

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى 
"Ketika Nabi ﷺ menghadapi suatu masalah, beliau langsung mengerjakan shalat." 
(HR. Ahmad dalam Musnad, 5/388) 

Dan sesungguhnya shalat adalah amalan pertama yang akan dihisab pada hari kiamat. Nabi ﷺ bersabda: 

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ 

"Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka ia akan sukses dan beruntung. Jika shalatnya rusak, maka ia akan celaka dan merugi." 

(HR. At-Tirmidzi no. 413) 

Orang yang menjaga shalatnya akan mendapatkan cahaya dan keselamatan pada hari kiamat, sebagaimana disebutkan: 

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ 

"Barangsiapa menjaga shalatnya, maka shalat itu akan menjadi cahaya, petunjuk, dan keselamatan baginya pada hari kiamat." 

(HR. Ahmad no. 6576) 

Sebaliknya, orang yang mengabaikan shalat akan kehilangan keselamatan dan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. 

Jika kita merasa shalat tidak memberikan ketenangan, mari kita introspeksi: 

Sudahkah kita melaksanakan shalat dengan khusyuk? 

Sudahkah kita memenuhi hak-hak Allah azza wa jalla dan manusia? 

Allah azza wa jalla  telah menyediakan shalat sebagai sarana penenang dan solusi atas berbagai kesulitan. Jangan mencari alternatif seperti meditasi atau praktik lain yang tidak sesuai dengan syariat. Shalat sudah cukup sebagai jalan menuju ketenangan jiwa. 

Dengan demikian shalat bukan sekadar rutinitas ibadah, tetapi anugerah dari Allah ta’ala untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jadikanlah shalat sebagai tempat mengadu, meminta pertolongan, dan menemukan ketenangan. Sebagaimana Nabi ﷺ, istirahatkanlah jiwa kita dengan shalat. 

Semoga Allah ta’ala menjadikan kita hamba yang khusyuk dalam shalat dan mendapatkan ketenangan yang hakiki. Aamiin. 

Kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store   

admin
Admin