My Blog

  • 05-08-2024

Ilmu Adalah Petunjuk

Nahwu Wadhih -   Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  

إنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالعِلْمِ ؛ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا ، فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ ، وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ ، فَنَفَعَ اللهُ بِهَا النَّاسَ ، فَشَرِبُوا مِنْهَا وَسَقُوْا وَزَرَعُوْا ، وَأَصَابَ طَائِفَةً مِنْهَا أُخْرَى ؛ إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً ، وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللهِ ، وَنَفَعَهُ بِمَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ ، فَعَلِمَ وعَلَّمَ ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ 

"Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku adalah bagaikan air hujan yang turun ke tanah. Di antaranya akan mengenai bagian tanah yang subur, yang dengan mudah menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan tanaman yang banyak. Ada juga yang mengenai tanah tandus yang hanya dapat menahan air, sehingga orang-orang bisa memanfaatkannya untuk diminum, mengambilnya untuk memberi minum ternak mereka, dan mempergunakannya untuk menyiram tanaman. Ada juga yang mengenai tanah yang datar yang tidak dapat menampung air dan tidak pula menumbuhkan rerumputan. 

Demikian pula perumpamaan orang yang memahami agama Allah Subhanahu wa Ta'ala, lalu dia mengambil manfaat dari apa yang dengannya Allah mengutusku. Maka dia lantas belajar dan mengajarkannya, yakni seperti tanah yang subur. Sedang di sisi lain, tanah yang tandus yang menahan air adalah perumpamaan orang yang tidak mengambil manfaat darinya. Sementara yang satu lagi tanah yang tandus adalah perumpamaan orang yang sama sekali tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus." (Muttafaqun 'alaih) 

Perumpamaan pertama yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam adalah tanah yang subur. Tanah ini, ketika terkena air hujan, mampu menyerap air dengan baik dan menumbuhkan banyak tanaman yang bermanfaat. Yaitu orang yang memahami agama Allah, menghafal, memahami, dan mengamalkan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dalam kehidupannya. 

Orang seperti ini adalah mereka yang tidak hanya mempelajari dan berusaha memahami ilmu agama, tetapi juga menyebarkannya, menyampaikan ilmu yang dipelajarinya kepada orang lain. Mereka memberikan manfaat yang besar, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain. Mereka sebagai contoh sumber yang menginspirasi dan teladan yang baik sehingga patut kita tiru. 

Jenis tanah kedua adalah tanah tandus yang mampu menahan air, membentuk kolam, namun tidak bisa menumbuhkan tanaman. Yaitu orang yang menghafal dan mempelajari Al-Qur'an dan As-sunnah, namun tidak mampu memahami atau menyimpulkan hukum darinya. 

Orang ini tetap bermanfaat bagi orang lain karena hafalannya dapat bermanfaat bagi orang lain. Meski begitu, kemanfaatannya tidak sebanding dengan orang yang benar-benar memahami dan mengamalkan ilmu agama. Orang seperti ini harus terus berusaha untuk meningkatkan pemahaman mereka agar bisa menjadi lebih bermanfaat bagi sendiri dan orang lain. 

Jenis tanah ketiga adalah tanah datar yang tidak dapat menampung air dan tidak bisa menumbuhkan tanaman. Yaitu  orang yang tidak peduli dengan petunjuk Allah dan menolaknya. Mereka diberi ilmu dan petunjuk, tetapi tidak mau menerimanya (menolaknya). Mereka lebih memilih mencari petunjuk dari sumber lain yang sesuai dengan hawa nafsunya. 

Orang seperti ini tidak mendapatkan manfaat dari ilmu yang diberikan kepada mereka. Mereka menolak apa yang Allah jalla jalaluhu turunkan (Al- Quran dan sunnah Rasul-Nya) serta mementingkan hawa nafsunya sendiri sehingga mencari petunjuk dari tempat yang salah. Mereka tak hanya menghinakan diri bahkan memalingkan wajah orang lain sehingga menjauh dari jalan yang lurus dan diridhai Allah. 

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwasanya belajar kemudian mengamalkan sunnah Nabi shalallahu alaihi wa sallam serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah kewajiban kita. Jangan sampai kita menjadi yang ketiga, yaitu seperti tanah datar yang tidak mampu menampung air tidak pula menumbuhkan tanaman, yang tidak mendapatkan manfaat dari ilmu yang diberikan bagi sendiri maupun orang lain.  

Semoga bermanfaat dan dapat menambah pemahaman kita tentang pentingnya ilmu dan petunjuk dari Allah, semoga kita termasuk golongan orang yang dapat memahami dan mengamalkan ilmu agama dengan baik, serta menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang lain. Amin. 

Kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store  

admin
Admin