Kitab tashrif - Memang, jika hati ini, jika kita menyadari bahwasanya hati ini keras akan terasa sulit untuk melaksanakan amalan-amalan kebaikan, kondisi hati menjadi pusat perhatian yang sangat penting, karena niat berasal dari hati. Kualitas suatu amalan dipengaruhi oleh niat yang berasal dari hati. Hati yang keras, yaitu hati yang jenuh, malas, lalai dan kesombongan dapat menjadi penghalang dalam mencapai kedekatan dengan Allah azza wa jalla dan menghambat kita dalam menjalankan amalan-amalan kebaikan dengan ikhlas. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan hati menjadi keras, dan bagaimana kita dapat mengatasinya?
Kerasnya Hati ada penyebabnya,
Menurut pendapat para ulama terdahulu, ada beberapa perkara yang dapat menyebabkan hati manusia menjadi keras,
Perbuatan dosa dan maksiat: Setiap kali seseorang melakukan dosa, titik hitam tertoreh di hati, dan jika terus berlanjut, hati tersebut menjadi tertutup oleh dosa sehingga menutup mata, telinga dan hati manusia dari kebenaran.
Banyak lalai: Lalai dari mengingat Allah azza wa jalla dan kewajiban-kewajiban dalam beragama membuat hati menjadi lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya. Maka kita kembali pada poin di atas penyebab manusia lalai adalah karena dosanya dan ambisi berlebihan terhadap perkara-perkara dunia sehingga sedikit-sedikit melupakan perkara akhirat padahal nikmat surga jauh lebih baik dari nikmat dunia.
Berteman dengan orang yang lalai dan fasik: Teman sejati adalah mereka yang membawa kita lebih dekat kepada kebaikan, bukan yang menjerumuskan ke dalam kelalaian dan kemaksiatan.
Hati yang keraspun ada obatnya,
Ada beberapa amalan yang dapat melembutkan hati, mari kita perhatikan dan renungi poin-poin berikut,
Taat kepada Allah 'Azza Wa Jalla: Ketaatan dan ibadah yang ikhlas adalah kunci untuk membuka pintu rahmat dan kasih sayang Allah. Kunci ikhlas adalah niat yang beramal hanya untuk mendapat balasan dari Allah Ta’ala semata dan mengikuti sepenuhnya ajaran-ajaran autentik dari Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam (ittiba’). Allah azza wa jalla berfirman,
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.(al-Hasyr :7)
Berteman dengan orang-orang baik (sholih): Mereka yang memiliki kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya akan selalu mengingatkan kita pada kebaikan dan keutamaan. Sesungguhnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad)
Menjaga waktu dengan berdzikir: Dzikir adalah pengingat yang konstan akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
Membaca al-Quran dan beristighfar: Al-Quran adalah petunjuk bagi hati, dan istighfar adalah cara untuk membersihkan hati dari dosa-dosa yang telah lalu.
Seperti apa yang dikatakan oleh Allah azza wa jalla dalam Al-Quran:
اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
“Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang…” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Syaikh Abdul 'Aziz bin Baaz -rahimahullah- menjelaskan pentingnya menjaga hati dari kerasnya dunia dan godaan-godaan yang dapat memalingkan kita dari jalan yang lurus. Dengan mengikuti petunjuk dan nasihat dari para ulama, kita dapat berharap untuk memiliki hati yang lembut, bening, dan tenang, yang selaras dengan kehendak Ilahi.
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk mengatasi kerasnya hati dan diberikan hati yang lembut yang selalu terpaut pada cinta dan taqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Amin.
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store