My Blog

  • 03-10-2023

Golongan yang Selamat dari 73, Mengimani Sebuah Hadist Shahih

Kitab Grosir Pesantren – Satu perkara yang wajib benar-benar kita pahami, dalam perkara agama, adalah wajibnya kita mengikuti pemahaman Al-Quran dan As-Sunnah dari para salafusshalih, yaitu para sahabat Radhiallahu anhu. Diantara para sahabat ada yang dijamin Allah Ta’ala dan Rasul-Nya masuk surga. Dari hal ini kita mengingatkan firman Allah Ta’ala:

 وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam), di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya, selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (Q.S. At-Taubah:100)

Salah satu hadits yang sangat terkenal dan sering dikutip oleh umat Islam adalah hadits tentang perpecahan umat Islam menjadi 73 golongan, di mana hanya satu golongan yang akan selamat dan masuk surga, sedangkan 72 golongan lainnya akan masuk neraka. Hadits ini diriwayatkan oleh banyak sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti Abu Hurairah, Mu’awiyah, 'Abdullah bin 'Amr, 'Auf bin Malik, Abu Umamah, dan lain-lain. Salah satu redaksi hadits ini adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan."

Hadits ini menunjukkan bahwa umat Islam tidak akan selalu bersatu dalam kebenaran, tetapi akan mengalami perbedaan dan perselisihan dalam berbagai masalah agama. Namun, di antara perbedaan dan perselisihan tersebut, ada satu golongan yang tetap berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni dan asli, yaitu ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan diikuti oleh para sahabatnya radhiyallahu 'anhum. Golongan inilah yang disebut sebagai al-Jama’ah atau Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ما أنا عليه وأصحابي

"(Golongan yang selamat itu adalah orang-orang yang berpegangan pada) semua perbuatan yang telah aku lakukan, serta semua perbuatan yang dikerjakan oleh sahabat-sahabatku." 

Ahlussunnah wal jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih, yaitu generasi terbaik umat Islam yang terdiri dari para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tabi’in (murid-murid sahabat), dan tabi’ut tabi’in (murid-murid tabi’in). Mereka adalah orang-orang yang paling mengetahui makna dan hikmah dari wahyu Allah Ta’ala dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang paling jujur, paling ikhlas, paling wara’, paling zuhud, paling berilmu, paling beramal, dan paling bertakwa. Mereka adalah orang-orang yang dicintai oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, dan menjadi panutan bagi umat Islam sepanjang zaman.

Ahlussunnah wal jama’ah disebut juga as-Salafiyyuun karena mereka mengikuti manhaj salafus shalih dari sahabat dan tabi’ut tabi’in. Kemudian setiap orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan manhaj mereka -di sepanjang masa-, mereka ini disebut Salafi, karena dinisbatkan kepada Salaf. Salaf bukan kelompok atau golongan seperti yang difahami oleh sebagian orang, tetapi merupakan manhaj (sistem hidup dalam ber-‘aqidah, beribadah, berhukum, berakhlak dan yang lainnya) yang wajib diikuti oleh setiap Muslim. 

Mengimani hadits tentang satu golongan yang selamat dari 73 berarti mengakui bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan lengkap, yang tidak membutuhkan tambahan atau pengurangan dari siapa pun. Mengimani hadits tersebut juga berarti mengakui bahwa hanya ada satu jalan yang benar dan lurus menuju surga, yaitu jalan yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu 'anhum. Mengimani hadits tersebut juga berarti mengakui bahwa semua golongan yang menyimpang dari jalan tersebut, baik dalam akidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah, adalah golongan yang sesat dan celaka, yang akan mendapatkan murka dan siksa dari Allah Ta’ala.

Hanya satu golongan yang selamat, dan sudah dijelaskan dari Nabi kita sendiri, shalallahu alaihi wa sallam, sebagai umat Islam kita wajib untuk mengenal dan mengikuti golongan yang selamat tersebut, yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kita harus menuntut ilmu agama dari sumber-sumber yang shahih dan terpercaya, seperti al-Qur’an, hadits-hadits sahih, dan kitab-kitab ulama salafus shalih. Kita harus mengamalkan ilmu agama dengan konsisten dan istiqamah, sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Kita harus menjauhi segala bentuk bid’ah, khurafat, syirik, nifak, dan maksiat, yang bisa merusak iman dan amal kita. Kita harus bersabar dan tabah menghadapi segala cobaan, godaan, fitnah, dan ujian yang mungkin menimpa kita karena mengikuti jalan kebenaran. Kita harus saling tolong-menolong, bahu-membahu, dan bersatu padu dalam kebaikan dan takwa. Kita harus berdoa dan berharap kepada Allah Ta’ala agar kita termasuk golongan yang selamat dari 73 tersebut. Aamiin.

Kitab Grosir Pesantren – Fikar Store

admin
Admin