My Blog

  • 29-01-2025

Fokus pada Hak-hak Allah, Rendah Hati kepada Makhluk-Nya

Nahwu Wadhih -   Dalam perjalanan hidup ini, manusia memiliki dua hubungan utama yang harus dijaga dengan baik: hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama makhluk. Setiap hamba yang ingin meraih kesuksesan hakiki harus mampu menjaga keseimbangan dalam kedua hubungan ini. 

Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani rahimahullah memberikan sebuah kaidah akhlak yang sangat mendalam: 

"Hendaklah saat bersama Allah, tanpa mengingat makhluk... dan saat bersama makhluk, tanpa mengikuti ego pribadi." 

Kalimat ini mengandung pelajaran yang sangat berharga tentang bagaimana seorang hamba harus bersikap dalam kehidupannya. 

Dalam beribadah dan bermunajat kepada Allah, seorang mukmin harus mengosongkan hatinya dari perhatian terhadap makhluk. Hendaknya ia beribadah dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ 

"Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan." 

(QS. Al-Fatihah: 5) 

Seorang hamba yang benar-benar ikhlas tidak akan terpengaruh oleh makhluk dalam ibadahnya. Ia hanya berharap kepada Allah, bukan kepada manusia. 

Ketika berinteraksi dengan sesama manusia, seorang mukmin hendaknya menanggalkan keegoisannya dan menempatkan adab serta akhlak mulia di atas kepentingan pribadinya. Kesombongan, keangkuhan, dan merasa lebih baik dari orang lain adalah penyakit hati yang harus dihindari. 

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: 

"Perhatikanlah betapa agungnya dua kalimat ini, padahal amat ringkas namun mencakup kaidah-kaidah suluk dan akhlak yang mulia. Karena rusaknya akhlak adalah akibat hubungan antara hamba dengan Allah dirusak oleh makhluk." 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ 

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri." 

(QS. Luqman: 18) 

Seorang mukmin sejati adalah mereka yang merendahkan dirinya di hadapan makhluk tanpa merendahkan prinsipnya, serta menjaga ketulusan hatinya dalam beribadah kepada Allah tanpa tergoda oleh manusia. 

Ibnul Qayyim rahimahullah melanjutkan penjelasannya: 

"Dan adanya ego pribadi saat berhubungan dengan makhluk. Saat engkau fokus kepada Allah dan tidak mengingat makhluk saat bermunajat kepada-Nya, dan engkau tinggalkan ego pribadi saat berhubungan dengan makhluk, maka engkau akan sukses." 

Kerusakan akhlak sering kali terjadi karena dua hal: 

Ketika seseorang beribadah kepada Allah tetapi hatinya masih terikat pada makhluk, sehingga keikhlasannya rusak oleh riya dan sum'ah. 

Ketika seseorang berinteraksi dengan makhluk tetapi masih dikuasai oleh ego pribadi, sehingga sulit untuk merendahkan diri, menerima nasihat, dan mengutamakan kepentingan orang lain. 

Seorang mukmin yang sejati akan berusaha untuk menjernihkan hubungannya dengan Allah serta merendahkan dirinya dalam berinteraksi dengan sesama. 

Dalam menjalankan ibadah kepada Allah, fokuslah hanya kepada-Nya dan jangan terpengaruh oleh makhluk. Dalam interaksi dengan sesama manusia, kendalikan ego dan jadilah pribadi yang rendah hati. Keikhlasan dalam beribadah dan ketawadhuan dalam bersosialisasi adalah kunci kesuksesan hakiki. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengajarkan kita untuk selalu menjaga niat yang tulus dan rendah hati dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan-Nya maupun dengan sesama manusia. Dengan demikian, kita dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا 

"Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya." 

(QS. Asy-Syams: 9-10) 

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang selalu ikhlas dalam ibadah dan rendah hati dalam bermuamalah. Aamiin. 

Allahu a’lam bish-shawab. 

Toko grosir kitab online - Nahwu Wadhih  - Fikar Store     

admin
Admin