My Blog

  • 16-02-2024

Empat Poin yang Membentuk Kehormatan Seseorang 

Arabiyah linnasyiin Kehormatan atau muruah adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Kehormatan adalah sikap yang menunjukkan kebaikan, kesopanan, dan keadilan dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Kehormatan juga merupakan cerminan dari keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. 

Salah seorang ulama besar yang dikenal dengan kehormatan dan zuhudnya adalah Al Hasan al-Bashri rahimahullah. Beliau adalah seorang tabi’in yang sempat belajar kepada beberapa sahabat Nabi Shalallahu alaihi wa sallam diantaranya Ibnu ‘Abbas, Jabir bin Abdillah, Anas bin Malik radhiallahu’anhum. Beliau banyak belajar dari para sahabat tersebut dan mengambil ilmu dari mereka. Beliau juga dikenal sebagai seorang ahli ibadah, ahli tafsir, ahli hadits, dan ahli fiqih. 

Beliau sempat menjelaskan tentang empat poin yang merupakan bentuk atau ciri khas kehormatan seseorang, yaitu: 

Poin pertama, Kejujuran lisan. Kejujuran adalah sifat yang sangat mulia dan dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Kejujuran adalah berkata sesuai dengan kenyataan dan tidak berdusta, berbohong, atau menipu. Kejujuran adalah bukti dari kesetiaan dan kepercayaan seseorang. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu, Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: 

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا 

Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607) 

Poin kedua, kerelaan dalam memenuhi (menanggung) kebutuhan saudara-saudaranya. ini merupakan sifat yang menunjukkan kemurahan hati dan kepedulian seseorang terhadap sesama. Kerelaan tersebut yang dimaksud adalah bersedia membantu, memberi, dan berbagi dengan orang lain tanpa mengharapkan balasan atau imbalan. Hal ini merupakan bukti dari keikhlasan dan ketaatan seseorang. 

عَنْ  أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ  مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًـا ، سَهَّـلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَـى الْـجَنَّةِ ، وَمَا اجْتَمَعَ قَـوْمٌ فِـي بَـيْتٍ مِنْ بُـيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ ، وَيَتَدَارَسُونَـهُ بَيْنَهُمْ ، إِلَّا نَـزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ ، وَغَشِـيَـتْـهُمُ الرَّحْـمَةُ ، وَحَفَّـتْـهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ ، وَذَكَـرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ، وَمَنْ بَطَّـأَ بِـهِ عَمَلُـهُ ، لَـمْ يُسْرِعْ بِـهِ نَـسَبُـهُ 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dâwud, Tirmidzi, Dll.) 

Poin ketiga, berusaha sungguh sungguh dalam menuangkan kebaikan untuk orang lain. Ini adalah sifat yang menunjukkan kewajiban dan tanggung jawab seseorang dalam melakukan amal shaleh. Kesungguhan yang dimaksud adalah berusaha sebaik-baiknya dan semampunya dalam berbuat baik, baik secara lahir maupun batin. hal ini merupakan bukti dari keikhlasan, kemuliaan dan tingginya kehormatan seorang muslim. Allah ta’ala berfirman: 

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ 

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.” (QS. An-Nisa’: 36) 

Dan poin keempat adalah, Menahan diri agar tidak mengganggu tetangga-tetangganya. Menahan diri yang dimaksud diatas adalah sifat yang menunjukkan kesabaran dan keteraturan seseorang dalam bersosial. Menahan diri agar tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan, menyakiti, membahayakan, atau mengganggu orang lain, terutama tetangga-tetangganya. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ 

Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari 6016 dan Muslim 46). 

Dari Abdullah bin ‘Umar radhiallahuanhu, Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: 

مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِى بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ 

Jibril tidak henti-hentinya mengingatkan padaku untuk berbuat baik pada tetangga, sampai-sampai aku menyangka bahwa Jibril hendak menjadikannya sebagai ahli waris.” (HR. Bukhari, no. 6015 dan Muslim, no. 2624) 

Demikian empat poin yang merupakan ciri khas dari kehormatan seseorang yang diajarkan oleh Al Hasan al-Bashri rahimahullah. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dan teladan dari beliau dan berusaha untuk meneladani sifat-sifat tersebut. Aamiin. 

Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store 

admin
Admin