My Blog

  • 31-07-2024

Empat perkara yang Menjadikan Kehormatan Seseorang Sempurna

Kitab tashrif -  Kehormatan atau muruah merupakan sifat yang penting dimiliki oleh setiap muslim. Kehormatan mencerminkan kebaikan, kesopanan, dan keadilan dalam interaksi dengan sesama. Selain itu, kehormatan juga mencerminkan keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Seorang ulama besar yang banyak di jadikan rujukan oleh banyak ulama saat ini adalah Al Hasan al-Bashri rahimahullah. Beliau adalah seorang tabi’in yang belajar dari beberapa sahabat Nabi Shalallahu alaihi wa sallam seperti Ibnu ‘Abbas, Jabir bin Abdillah, dan Anas bin Malik radhiallahu’anhum. Al Hasan al-Bashri dikenal sebagai ahli ibadah, tafsir, hadits, dan fiqih. 

Beliau menjelaskan empat poin yang merupakan ciri khas kehormatan seseorang, yaitu: 

Kejujuran Lisan, Kejujuran adalah sifat mulia yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kejujuran berarti berkata sesuai dengan kenyataan, tanpa berdusta, berbohong, atau menipu. Kejujuran adalah bukti dari kesetiaan dan kepercayaan seseorang. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu, Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:  

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا  

Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607) 

Kerelaan dalam Memenuhi Kebutuhan Saudara-saudaranya, Sifat ini menunjukkan kemurahan hati dan kepedulian terhadap sesama. Kerelaan tersebut berarti bersedia membantu, memberi, dan berbagi dengan orang lain tanpa mengharapkan balasan. Hal ini merupakan bukti dari keikhlasan dan ketaatan seseorang.  

عَنْ  أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ  مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًـا ، سَهَّـلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَـى الْـجَنَّةِ ، وَمَا اجْتَمَعَ قَـوْمٌ فِـي بَـيْتٍ مِنْ بُـيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ ، وَيَتَدَارَسُونَـهُ بَيْنَهُمْ ، إِلَّا نَـزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ ، وَغَشِـيَـتْـهُمُ الرَّحْـمَةُ ، وَحَفَّـتْـهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ ، وَذَكَـرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ، وَمَنْ بَطَّـأَ بِـهِ عَمَلُـهُ ، لَـمْ يُسْرِعْ بِـهِ نَـسَبُـهُ  

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dâwud, Tirmidzi, Dll.) 

Kesungguhan dalam Menuangkan Kebaikan untuk Orang Lain Sifat ini menunjukkan kewajiban dan tanggung jawab dalam melakukan amal saleh. Kesungguhan berarti berusaha sebaik mungkin dalam berbuat baik, baik secara lahir maupun batin. Hal ini merupakan bukti dari keikhlasan, kemuliaan, dan tingginya kehormatan seorang muslim. Allah ta’ala berfirman:  

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ  

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.” (QS. An-Nisa’: 36) 

Menahan Diri agar Tidak Mengganggu Tetangga-tetangganya Sifat ini menunjukkan kesabaran dan keteraturan dalam bersosial. Menahan diri berarti tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan, menyakiti, membahayakan, atau mengganggu orang lain, terutama tetangga. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ  

Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari 6016 dan Muslim 46).  

Dari Abdullah bin ‘Umar radhiallahuanhu, Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:  

مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِى بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ  

Jibril tidak henti-hentinya mengingatkan padaku untuk berbuat baik pada tetangga, sampai-sampai aku menyangka bahwa Jibril hendak menjadikannya sebagai ahli waris.” (HR. Bukhari, no. 6015 dan Muslim, no. 2624) 

Demikianlah empat perkara yang merupakan pembentuk kehormatan seseorang yang diajarkan oleh Al Hasan al-Bashri rahimahullah. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari beliau dan berusaha meneladani sifat-sifat tersebut. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store 

admin
Admin