My Blog

  • 27-06-2024

Dunia Bagai Penjara bagi Orang Beriman

Kitab tashrif -   Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  

« الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ » 

Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 2392 

Hadis ini sering kali menimbulkan pertanyaan tentang maknanya yang mendalam dan bagaimana seorang muslim harus memahaminya dalam kehidupan sehari-hari. 

Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah, dalam menjawab pertanyaan tentang hadis ini, menguraikan bahwa dunia, dengan segala urusannya yang besar, hari-harinya yang baik, dan tempat-tempatnya yang indah, bagi seorang mukmin adalah tetap seperti penjara. Sebab, seorang mukmin selalu mencari kenikmatan yang lebih baik, lebih sempurna, dan lebih tinggi kedudukannya, yaitu kenikmatan akhirat yang abadi. 

Bagi orang kafir, dunia ini adalah surga karena mereka mendapatkan kesenangan di dalamnya dan melupakan kehidupan akhirat. Mereka hidup hanya untuk kesenang-senangan, seperti yang digambarkan Allah dalam Al-Qur’an,  

وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ 

Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (QS. Muhammad: 12).  

Kehidupan dunia bagi mereka adalah puncak kesenangan karena setelah kematian, mereka akan menghadapi azab neraka –wal ‘iyadzubillah-. 

Kisah dari Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah, penulis kitab Fathul Baari, memberikan contoh praktis dari pemahaman hadis ini. Ketika seorang Yahudi menanyakan kepada beliau tentang kebenaran hadis tersebut, mengingat Ibnu Hajar dalam keadaan kemewahan sementara si Yahudi dalam kemiskinan, Ibnu Hajar menjelaskan bahwa apa yang dialami di dunia tidak sebanding dengan kenikmatan surga yang akan didapatkan oleh orang beriman di akhirat. Sebaliknya, apa yang dialami oleh si Yahudi tidak sebanding dengan azab yang akan dirasakan oleh orang kafir di neraka. Jawaban ini membuat si Yahudi terkesan dan akhirnya memeluk Islam. 

Hadis ini mengajarkan kita bahwa sebagai orang beriman, kita tidak boleh terlalu terikat dengan dunia. Kita harus selalu ingat bahwa kehidupan ini hanyalah sementara dan bahwa kehidupan akhirat adalah tujuan akhir kita. Dunia hanyalah tempat ujian dan persiapan untuk kehidupan yang kekal. Oleh karena itu, kita harus menggunakan waktu dan sumber daya yang kita miliki di dunia ini untuk beribadah, berbuat baik, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang abadi di surga. 

Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari hadis ini dan menjadikan kehidupan dunia sebagai ladang untuk mengumpulkan bekal menuju kehidupan akhirat yang abadi. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store     

admin
Admin