My Blog

  • 15-03-2024

Dua Kegembiraan Orang yang Berpuasa

Al-arabiyah linnasyiin  -  Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إذَا أفْطَرَ فَرِحَ، وإذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بصَوْمِهِ.

"Bagi yang berpuasa, ia akan meraih dua kegembiraan. Bila berbuka,  kegembiraan akan diraihnya. Kegembiraan lainnya, yaitu saat bertemu Rabb-nya (Allah Subhanahu) dengan sebab puasanya." ( HR. Al-Bukhari, no. 1904) 

Dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim, ibadah puasa di bulan Ramadhan memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu diatas, puasa membawa dua kegembiraan yang berbeda yakni saat berbuka dan satu lagi saat bertemu dengan Allah Subhanahu di akhirat. Bagi orang yang berpuasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 

Setiap orang berusaha mencapai kebahagiaan, karena tidak ada yang menginginkan kesedihan atau penderitaan. Meskipun demikian, hanya segelintir orang yang berhasil menemukan kebahagiaan yang autentik. Banyak yang terperangkap dalam ilusi kebahagiaan yang pada akhirnya hanya membawa penderitaan. Sesungguhnya kegembiraan muncul dari rasa puas dan kekuatan yang diperoleh dalam menjalankan ibadah yang menuntut pengorbanan, yaitu yang diikuti dengan keimanan dan keihklasan. 

Setiap hari selama bulan Ramadhan, kita semua sebagai seorang muslim menjalani puasa dari fajar hingga matahari terbenam. Momen berbuka, yang ditandai dengan adzan Maghrib, menjadi simbol kemenangan atas nafsu dan kepatuhan kepada perintah Allah ta’ala. Kegembiraan ini tidak hanya bersifat fisik karena terpenuhinya kebutuhan makan dan minum, tetapi juga emosional dan spiritual karena telah berhasil menjalankan salah satu rukun Islam dengan penuh kesabaran dan ketakwaan. 

Lebih jauh lagi, hadits tersebut mengingatkan kita pada kegembiraan yang lebih besar dan abadi di akhirat. Yaitu ketika seorang yang beriman bertemu dengan Rabb-nya, seorang Muslim yang berpuasa akan merasakan kebahagiaan yang tak terhingga karena puasanya. Setiap orang yang beriman tentu akan meyakini pertemuannya dengan Rab-nya kelak. Puasa di bulan Ramadhan adalah amal yang dinanti-nanti oleh orang-orang beriman, karena tidak hanya merupakan kewajiban tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan membersihkan jiwa dari dosa-dosa. 

Puasa Ramadhan lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, puasa juga merupakan latihan disiplin diri, pengendalian hawa nafsu, dan peningkatan  kualitas hidup. Dengan berpuasa, seorang Muslim berusaha untuk meningkatkan kualitas imannya, memperkuat hubungan sosial melalui kegiatan berbagi dan kepedulian, serta mengasah kesadaran akan keberadaan Allah ta’ala dalam setiap aspek kehidupan. 

Puasa mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat yang sering kita anggap remeh dan mengingatkan kita pada mereka yang kurang beruntung. Melalui puasa, kita belajar untuk lebih empati dan berbagi dengan sesama. Seperti yang pernah dikatakan ulama “puasa mengajarkan orang kaya merasakan apa yang dirasakan orang miskin yang kelaparan”. 

Semoga Allah subahanu wa ta’ala menerima ibadah kita semua, dan semoga tulisan ini menjadi pembelajaran untuk kita semua. Semoga kita semua mendapat kebahagiaan yang haqiqi yaitu kebahagiaan saat hidup dalam ketaatan di dunia dan kebahagiaan diakhirat saat bertemu dengan Tuhan semesta alam. Semoga bermanfaat  

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store  

admin
Admin