Nahwu Wadhih - Dalam kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian dan cobaan, ibadah doa bagi setiap mukmin merupakan senjata, obat, dan cahaya bagi setiap Mukmin. Doa merupakan sebuah jalan yang diberikan oleh Allah subahanu wa ta’ala kepada hambanya. Doa adalah komunikasi langsung kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebuah sarana yang diberikan kepada kita untuk meminta, berharap, dan memohon perlindungan serta bimbingan.
Dalam ajaran Islam, doa dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah yang paling kuat. Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa Rasulullah shalalllahu alaihi wa sallam bersabda,
الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ، وَعِمَادُ الدِّينِ، وَنُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Doa adalah senjata kaum Mukminin dan merupakan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi.”
Hadist ini menunjukkan betapa pentingnya doa dalam kehidupan seorang Muslim.
Ketika menghadapi musibah, doa memiliki tiga kemungkinan kondisi:
Doa Lebih Kuat daripada Musibah: Dalam kondisi ini, doa mampu mencegah terjadinya musibah.
Doa Lebih Lemah daripada Musibah: Meskipun doa tidak dapat mencegah musibah, ia dapat meringankan dampak dari musibah yang dialami seorang mukmin.
Doa dan Musibah Saling Bertarung sama kuatnya: Terkadang, doa dan musibah saling bertarung saling melawan.
Aisyah radhiallahuanha meriwayatkan bahwa Rasulullah shalalllahu alaihi wa sallam bersabda,
لَا يُغْنِي حَذَرٌ مِنْ قَدَرٍ. وَالدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلُ، وَإِنَّ الْبَلَاءَ لَيَنْزِلُ فَيَلْقَاهُ الدُّعَاءُ فَيَعْتَلِجَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Sikap waspada tidak mampu menolak takdir. Doa memberikan manfaat kepada hal-hal yang telah terjadi dan yang belum terjadi. Pada saat musibah itu turun, doa segera menghadapinya. Keduanya saling bertarung hingga tiba hari Kiamat.” (Al-Hakim)
Ibnu Umar juga meriwayatkan bahwa Nabi shalalllahu alaihi wa sallam bersabda,
الدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ، فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ
“Doa akan memberikan manfaat terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Maka hendaklah kalian semua berdoa, wahai hamba-hamba Allah.”
Tsauban menambahkan bahwa Nabi shalalllahu alaihi wa sallam bersabda,
لا يرد القدر إلا الدعاء، ولا يزيد في العمر إِلَّا البَر، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرّاق
“Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa. Tidak ada yang bisa menambah usia kecuali kebajikan. Sungguh, seseorang benar-benar akan terhalang dari rizkinya karena dosa yang ia kerjakan.”
Dari hadits-hadits diatas , kita dapat memahami bahwa doa memiliki kekuatan yang luar biasa. Doa tidak hanya sebagai permohonan atau harapan, tetapi juga sebagai bentuk tindakan preventif dan kuratif terhadap berbagai masalah yang kita hadapi. Doa mengajarkan kita untuk selalu bergantung kepada Allah azza wa jalla, memohon pertolongan-Nya, dan mempercayai bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya.
Doa juga mengingatkan kita bahwa kita tidak memiliki kendali penuh atas hidup kita. Kita diajarkan untuk berusaha sebaik mungkin, namun pada akhirnya, kita harus menyerahkan hasilnya kepada Allah azza wa jalla. Ini adalah pelajaran tentang kerendahan hati dan kepercayaan, yang merupakan inti dari keimanan seorang Muslim. (Baca kitab Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa', Ibnul Qayyim Al-jauziyyah)
Mari kita jadikan doa sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, sebagai obat ketika kita sakit, sebagai senjata ketika kita lemah, dan sebagai cahaya yang menerangi jalan kita menuju kebaikan dan kebenaran. Aamiin.
kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store