Kitab Nahwu Wadhih - Kali ini kita akan membicarakan tentang Overthinking dan berprasangka buruk yang dua hal tersebut sering dilakukan oleh sebagian besar orang. Overthinking, memikirkan sesuatu secara berlebihan hingga menganggu ketenangan dan aktivitas sehari-hari, baik itu tentang masa lalu maupun masa depan. Berprasangka buruk, menilai segala sesuatu dengan sudut pandang negatif tanpa bukti yang jelas. Kedua hal ini dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental dan hubungan sosial seseorang.
Overthinking dan berprasangka buruk dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengalaman yang menetap, pengalaman yang dirasakan, bujukan sosial, dan keadaan psikologis. Misalnya, seseorang yang pernah dikhianati oleh pasangan atau teman mungkin akan sulit mempercayai orang lain dan selalu curiga dengan niat mereka. Atau seseorang yang merasa tidak percaya diri mungkin akan merasa minder dan takut gagal dalam melakukan sesuatu. Dan coba kita renungkan efek dari overthinking dan berprasangka buruk secara bersamaan.
Hati selalu larut pada perasaan cemas, gelisah, dan tak tenang bahkan timbul perasaan amarah tanpa alasan yang jelas. Overthinking dan berprasangka buruk bisa menyebabkan seseorang larut pada rasa cemas berlebih, gelisah hingga perasaan tak tenang yang justru dapat menyiksa dan membuatnya tak nyaman. Sebagai contoh kita belajar bahasa arab dengan membahas kitab Nahwu Wadhih kemudian kita merasa kesulitan untuk mempelajarinya padahal kita belum mempelajarinya sama sekali, dan ini adalah jalan berpikir yang tidak dianjurkan.
Sulit mengambil keputusan dan bertindak. Overthinking dan berprasangka buruk bisa membuat seseorang ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan bertindak. Seseorang yang overthinking mungkin akan terlalu mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi dan takut salah. Sementara seseorang yang berprasangka buruk mungkin akan merasa tidak yakin dengan pilihan atau tindakan yang diambil.
Mengganggu hubungan dengan orang lain. Overthinking dan berprasangka buruk bisa mengganggu hubungan dengan orang lain. Seseorang yang overthinking mungkin akan sulit bersosialisasi dan menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain karena terlalu memikirkan apa yang harus dikatakan atau dilakukan. Sementara seseorang yang berprasangka buruk mungkin akan sulit menjaga keharmonisan dan kepercayaan dengan orang lain karena selalu menuduh atau mencurigai mereka.
Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa overthinking dan berprasangka buruk adalah hal yang tidak sehat. Langkah awal untuk mengatasi overthinking dan berprasangka buruk adalah menyadari bahwa hal tersebut adalah hal yang tidak sehat dan sangat merugikan. Kita harus mengakui bahwa kita tidak bisa mengendalikan segala hal yang terjadi di luar diri kita dan bahwa kita tidak bisa membaca pikiran atau hati orang lain. Kita harus belajar untuk melihat sisi baik dari setiap situasi dan orang. Kita harus bersikap husnudzon atau berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wa dan makhluk-Nya. Kita harus percaya bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan yang terbaik bagi kita dan bahwa setiap orang memiliki kebaikan di dalam dirinya. Kita beri contoh lain dengan ketika kita mempelajari kitab Nahwu Wadhih dengan pikiran yang tenang dan positif dengan berdoa agar kita dapat memahaminya, ini adalah jalan berpikir yang dianjurkan.
Langkah selanjutnya untuk mengatasi overthinking dan berprasangka buruk adalah mencari dukungan dari orang-orang terdekat. Dengan cara memperbaiki dan atau menjalin hubungan baik dengan orang lain menjalin kepercayaan dan meraih kepercayaan orang lain dengan menerima segala kekurangannya dan memperbaiki kekurangan diri sendiri. Kita juga dapat melakukan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat bersama orang lain atau sendiri.
Dan jika masih belum membantu, maka dengan mencari bantuan profesional jika perlu. Langkah terakhir untuk mengatasi overthinking dan berprasangka buruk adalah mencari bantuan profesional jika perlu. Jika kita merasa bahwa overthinking dan berprasangka buruk sudah mengganggu kualitas hidup kita dan tidak bisa diatasi sendiri, kita tidak perlu malu atau ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor yang kompeten. Mereka bisa membantu kita untuk menemukan akar masalah dan solusi yang tepat. Kitab bahasa arab populer untuk pesantren kitab Nahwu Wadhih.