Kitab tashrif - Pernahkah kita membayangkan apa yang akan terjadi setelah kehidupan dunia ini berakhir? Al-Qur’an memberikan gambaran jelas tentang masa depan, sebuah berita dari akhirat yang seharusnya membuat kita merenung dan bersiap. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلْمُجْرِمُونَ نَاكِسُواْ رُءُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَآ أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَٱرْجِعْنَا نَعْمَلْ صٰلِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat mereka, ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhan-nya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh; sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin".(Qs. As Sajdah 32:12)
Ayat ini adalah potret nyata dari penyesalan para pendosa yang menyadari kebenaran saat segalanya telah terlambat. Dengan penuh rasa malu dan tunduk, mereka memohon kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia agar bisa memperbaiki kesalahan. Namun, apa daya, pintu kesempatan telah tertutup rapat.
Pikirkan sejenak, bagaimana jika sosok yang digambarkan dalam ayat itu adalah diri kita sendiri? Tunduk di hadapan Allah, menyesali segala waktu yang telah terbuang sia-sia. Kita berkata:
"Ya Allah, aku telah melihat dan mendengar kebenaran. Kini aku yakin. Kembalikan aku ke dunia, aku akan beramal saleh!”
Namun, permohonan itu sia-sia. Tidak ada lagi jalan kembali, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Yang tersisa hanyalah penyesalan penderitaan.
Hari ini, kita masih memiliki waktu. Kita masih bisa melihat mentari pagi, mendengar panggilan azan, dan merasakan nikmat sehat. Semua itu adalah kesempatan yang Allah berikan agar kita memperbanyak amal saleh. Jangan tunggu sampai kesempatan itu diambil, karena ajal tidak akan menunggu kita siap.
Penyesalan adalah hal yang pasti dirasakan oleh orang yang menyia-nyiakan hidupnya tanpa amal saleh. Maka mari kita perhatikan firman-Nya,
حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ. لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّا ۗاِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ.
hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia). agar aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Di hadapan mereka ada (alam) barzakh513) sampai pada hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mu’minun: 99-100)
Mari kita renungkan, apakah kita sudah memanfaatkan waktu dan nikmat yang Allah berikan dengan baik? Atau justru kita tenggelam dalam kesibukan dunia yang melalaikan?
Mulailah dengan langkah-langkah sederhana:
Perbaiki Salat
Jadikan salat sebagai prioritas utama. Salat adalah pengingat harian kita untuk kembali kepada Allah.
Perbanyak Dzikir dan Doa
Mengingat Allah akan memberikan ketenangan jiwa dan menguatkan hati untuk terus beramal.
Sedekah dan Kebaikan
Jangan tunda untuk membantu orang lain, karena setiap kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita sebagai amal di akhirat.
Tobat dan Muhasabah
Perbaiki diri dengan bertobat atas dosa-dosa yang telah lalu dan berkomitmen untuk menjadi lebih baik setiap hari.
Hari ini adalah waktu yang Allah masih berikan kepada kita. Jangan tunggu sampai berita dari masa depan menjadi kenyataan yang kita sesali. Gunakanlah hidup ini untuk memperbanyak amal saleh, karena hanya amal kita yang akan menemani kita di akhirat.
Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk terus beramal saleh, memanfaatkan waktu dengan bijak, dan menjauhkan kita dari penyesalan di akhirat. Aamiin.
Wallahu a’lam.
Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store