Nahwu Wadhih - Bertani bukan hanya pekerjaan yang bermanfaat di atas bumi Allah ini, tetapi juga memiliki nilai yang tinggi di sisi Allah. Siapa sangka, menanam dan merawat tanaman yang tampak sederhana bisa menjadi ladang pahala yang terus mengalir?
Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةً وَ لاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً
“Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya, dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.”
(HR. Muslim)
Dari hadis ini, kita diajarkan untuk melihat sisi lain dari kehilangan hasil tanaman, seperti dicuri atau dimakan binatang. Meskipun tampak dimata terasa seperti kerugian, sejatinya hal tersebut merupakansedekah yang Allah catat sebagai amal kebaikan.
Ketika tanaman kita menjadi sumber manfaat bagi makhluk hidup lain, Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa pahala akan terus mengalir hingga hari kiamat. Dalam riwayat hadis lain disebutkan:
Dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita,
دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أُمِّ مَعْبَدٍ حَائِطًا فَقَالَ يَا أُمَّ مَعْبَدٍ مَنْ غَرَسَ هَذَا النَّخْلَ أَ مُسْلِمٌ أَمْ كَافِرٌ فَقَالَتْ بَلْ مُسْلِمٌ قَالَ فَلاَ يَغْرِسُ الْمُسْلِمُ غَرْسًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلاَ دَابَّةٌ وَلاَ طَيْرٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memasuki kebun Ummu Ma’bad, kemudian beliau bersabda, “Wahai Ummu Ma’bad, siapakah yang menanam kurma ini, seorang muslim atau seorang kafir?” Ummu Ma’bad berkata, “Seorang muslim.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu dimakan oleh manusia, hewan atau burung kecuali hal itu merupakan shadaqah untuknya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim)
Artinya, bertani bukan hanya tentang panen dan hasilnya, tetapi juga tentang keberkahan yang terus mengalir dari manfaat yang diberikan kepada makhluk lain.
Mengapa harus bertani?
- Manfaat yang Luas
Setiap tanaman yang tumbuh memberikan manfaat tidak hanya kepada manusia, tetapi juga hewan dan lingkungan. Dengan niat yang ikhlas, semua itu akan menjadi amal yang dicatat Allah.
-Ladang Sedekah Tanpa Henti
Ketika hasil tanaman kita dimakan oleh manusia, binatang, atau burung, semuanya adalah sedekah. Bahkan, meskipun hasilnya dicuri, Allah tetap mencatatnya sebagai sedekah.
-Pahala yang Kekal
Keberkahan bertani tidak berhenti pada saat tanaman berbuah saja. Selama manfaatnya masih dirasakan makhluk hidup, pahalanya terus mengalir hingga hari kiamat.
Kemudian dalam riwayat lain yang mempertegas penjelasan-penjelasan sebelumnya, pada sebuah hadist riwayat Muslim lain disebutkan,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman tersebut akan menjadi sedekah baginya. Apa yang dicuri dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh binatang buas dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Tidaklah dikurangi atau diambil oleh seseorang dari tanaman tersebut kecuali merupakan sedekahnya.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bagaimana Islam memuliakan aktivitas bercocok tanam, menjadikannya amal yang bernilai tinggi.
Sebagai seorang muslim, bercocok tanam tidak hanya dilihat sebagai pekerjaan duniawi, tetapi juga bentuk ibadah. Dengan niat yang ikhlas dan tujuan untuk memberi manfaat, pekerjaan ini menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla.
Bahkan, saat tanaman kita dirusak, dicuri, atau dimakan binatang, kita tetap mendapat pahala sedekah. Bukankah ini menjadi motivasi besar untuk terus menanam dan berbagi manfaat?
Jadi, teruslah menanam, merawat, dan memberi manfaat, karena setiap pohon yang tumbuh bisa menjadi saksi amal kebaikan kita di akhirat kelak. Semoga kita semua dimudahkan untuk menanam kebaikan, baik secara fisik maupun spiritual, di bumi Allah ini.
Wallahu a'lam.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store