Al-arabiyah linnasyiin - Mari kita renungkan firman-Nya dalam surat Al-‘Ashr, di mana Allah dengan jelas memberi kita peringatan akan kerugian yang melanda umat manusia. Di sini, Allah mengungkapkan bahwa seluruh manusia berada dalam keadaan merugi, kecuali mereka yang memiliki empat karakter utama. Empat karakter ini adalah kunci keselamatan di dunia dan di akhirat, dan barangsiapa yang memilikinya, ia akan selamat dari kehancuran hidup dan rugi yang abadi.
Allah Ta’ala berfirman:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ (3)
"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran." (QS. Al-Ashr: 1-3)
Para mufassir menjelaskan, Allah mengingatkan kita dengan bersumpah atas nama waktu, masa yang tak pernah berhenti bergulir dan membawa kita dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Waktu adalah saksi bagi semua amal dan tindakan kita, dan kelak ia akan menjadi saksi bagi kita di akhirat.
Di antara manusia, hanya sedikit yang Allah kecualikan dari kerugian, yaitu mereka yang menghiasi diri dengan empat karakter ini:
Iman adalah pondasi pertama yang menyelamatkan kita dari kerugian. Bukan sekadar keyakinan tanpa dasar, melainkan iman yang berdiri di atas ilmu yang kokoh dan pemahaman yang benar. Iman yang tulus tidak dicampuri oleh keraguan atau kebimbangan. Betapa banyak manusia yang merugi karena menyangka bahwa iman adalah sekadar ucapan tanpa keyakinan lurus. Sedangkan iman sejati adalah keyakinan yang menggerakkan seluruh jiwa untuk berserah diri dan taat kepada Allah.
Mari kita bertanya pada diri kita, sudahkah kita memiliki iman yang kokoh? Ataukah selama ini kita hanya beriman secara lisan, tanpa mendalami keyakinan kita?
Iman tanpa amal adalah laksana pohon tanpa buah. Mereka yang selamat adalah mereka yang memperkuat imannya dengan amal saleh. Amal saleh di sini bukan sekadar perbuatan baik menurut pandangan manusia, tetapi perbuatan yang dilandasi keikhlasan hanya karena Allah, serta mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Amal yang terbangun di atas keikhlasan dan petunjuk adalah amal yang diterima di sisi-Nya.
Berapa kali kita mengerjakan sesuatu tanpa mengingat Allah, dan tanpa mengutamakan petunjuk Rasulullah? Ingatlah, amal saleh yang ikhlas inilah yang akan menerangi kehidupan kita dan memberatkan timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.
Kebenaran tidak akan tegak di muka bumi ini tanpa adanya mereka yang menjaga dan menegakkannya. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang saling mengingatkan untuk menaati kebenaran, yaitu kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Terkadang, kebenaran ini mungkin tidak populer atau bahkan bertentangan dengan kebiasaan banyak orang. Namun, kebenaran tetaplah kebenaran, dan kita diperintahkan untuk berani menyampaikannya dengan hikmah.
Oleh karena itu, mari kita tanyakan pada diri kita sendiri, sudahkah kita berani menasihati orang-orang terdekat kita? Ataukah kita justru menghindar dan membiarkan mereka tanpa ada yang menasihati? Nasihatilah dengan kasih sayang dan kelembutan, karena kebenaran itu laksana obat yang perlu disampaikan dengan bijak.
Sabar adalah pilar utama dalam menjalani kehidupan yang penuh ujian ini. Orang-orang yang selamat adalah mereka yang saling menguatkan dalam bersabar—baik dalam menjalankan ketaatan, menjauhi larangan, maupun dalam menghadapi takdir yang Allah tetapkan. Bersabarlah dalam ketaatan, karena ia adalah jalan menuju ridha Allah. Bersabarlah dalam menjauhi dosa, karena ia adalah bukti kesetiaan kita kepada Allah. Bersabarlah terhadap takdir, karena tidak ada yang datang kecuali dengan izin-Nya.
Sering kali, dalam ujian yang berat, kita merasa kehilangan pegangan. Maka di saat itulah nasihat dari saudara kita untuk bersabar menjadi penguat. Jangan enggan untuk saling mengingatkan, sebab nasihat kesabaran adalah bentuk kasih sayang yang mendalam.
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah pernah berkata, "Sekiranya Allah tidak menurunkan hujjah kepada hamba-Nya selain surat ini, tentulah yang demikian itu telah cukup bagi mereka." Surat Al-‘Ashr adalah nasihat yang ringkas namun sangatlah dalam. Jika kita menjadikan empat karakter ini sebagai prinsip hidup, niscaya kita akan terjaga dari kerugian dunia dan akhirat.
Maka, marilah kita perbaiki iman kita, istiqamah dalam amal saleh, ikhlas menasihati untuk kebenaran, dan teguh dalam kesabaran. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang diselamatkan dari kerugian yang Allah ancamkan, dan digolongkan dalam golongan yang menerima kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Aamiin.
Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store