My Blog

  • 12-12-2023

Ciri Orang Beriman Dalam Al-Quran

Kitab Grosir Pesantren – Mari kita renungkan apa yang Allah Ta’ala sebutkan tentang ciri orang beriman dalam AL-Qur’an:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚ

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal,  (yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Bagi mereka derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia. (Qs. Al-Anfal: 2-4)

Allah ta’ala telah menjelaskan ciri khas utama orang beriman dalam ayat-ayat diatas. Sebagai contoh, Ketika telah disebutkan ayat padanya ” اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ” (sesungguhnya azab Allah itu sangat pedih), seketika hatinya bergeter takut, membayangkan bagaimana dirinya diazab. Ini yang menjadikannya takut dan menambahkan imannya dalam hatinya. Kemudian mengingatnya dalam hati dan menjedikannya ia bertobat dan sarana menambah dan memperbaiki amal shalih. Inilah salah satu ciri orang yang beriman yang telah disebutkan Allah Ta’ala dalam surah Al-anfal diatas.

Ciri khas kedua, yang telah dijelaskan dalam ayat diatas adalah meningkatnya keimanan mereka karena mereka yakin dengan apa yang Allah sampaikan. Ketika Allah menceritakan dalam Al-Qur’an tentang surga, tentang neraka, mereka menambah iman. Ketika disampaikan hukum-hukum Allah, mereka patuh menerimanya tanpa bertanya apalagi membantah, “sami’na wa atha’na” kami mendengar dan kami taat. 

Orang yang beriman adalah orang yang memiliki sikap dan sifat tawakal kepada Allah Ta’ala. Ketika dalam praktiknya, mereka mendirikan shalat, mereka menjalani shalatnya tidaklah main-main. Mereka menjalani dengan sepenuh hati dan selalu memperbaiki kualitas dan meningkatkannya. Yakni menjalani ibadahnya dengan khusyuk, yaitu dengan tuma’ninah dan fokus didalamnya dengan berusaha menghilangkan pikiran-pikiran yang mengganggu. 

Dan ketika mereka berhubungan dengan sesama manusia, mereka suka menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah subhanahu wa ta’ala dengan mengikhlasan hanya kepada-Nya dan berharap balasan hanya dari-Nya tanpa sifat pamer dan berharap pujian dari manusia. Mereka suka membantu orang lain yang membutuhkan. Inilah contoh ciri yang ketiga.

Meningkatnya iman kalau ada dua hal. Ketika yang Allah sampaikan itu tentang hal-hal yang gaib, baik masa lampau dan masa mendatang, yang tidak pernah pernah tahu dengan kejadian tersebut, kemudian beriman dengan ini. Kisah para Nabi, berita tentang surga dan neraka, hari perhitungan dan hari pembalasan. Yakin, ini berita dari Allah Jalla Jalaluh. Ketika Allah berbicara tentang hukum, maka dia pun yakin kalau ini hukum Allah. Meningkat iman mereka. 

Namun, keimanan itu tidak cukup hanya dengan percaya saja. Orang beriman juga harus beramal shalih, yaitu melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Allah berfirman,

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ 

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 82)

Amal shalih adalah bukti dari keimanan yang ada di hati. Tanpa amal shalih, keimanan itu tidak sempurna dan tidak bermanfaat. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ  كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Saff: 2-3)

Oleh karena itu, orang beriman harus konsisten antara ucapan dan perbuatan, antara keyakinan dan amalan. Jangan sampai kita hanya mengaku beriman, tapi tidak menunjukkan buahnya dalam bentuk amal shalih. Amal shalih adalah jalan menuju ridha Allah dan surga-Nya. Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا 

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, bagi mereka surga Firdaus sebagai tempat tinggal.” (QS. Al-Kahfi: 107)

Semoga kita termasuk orang yang beriman yang dicirikan dalam Al-quran. Dan semoga kita menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa hingga mati kelak. Dan semoga kita berada diatas hidayah dan perlindungan-Nya. Kitab Grosir Pesantren – Fikar Store

admin
Admin