My Blog

  • 06-10-2023

Ciri-ciri Seorang Mukmin yang Akan Diwarisi Surga Firdaus

Kitab Grosir Pesantren – Surga Firdaus adalah surga tertinggi dan terindah yang disediakan oleh Allah Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Surga Firdaus adalah surga yang paling dekat dengan Arsy Allah Ta’ala, tempat para nabi, rasul, syuhada, dan shalihin berada. Surga Firdaus adalah surga yang paling diidam-idamkan oleh setiap muslim. Kita membahas apa yang Allah Ta’ala sampaikan dalam surah Al-Mu'minun (23). 

Namun, siapakah sebenarnya orang-orang yang berhak mendapatkan Surga Firdaus? Apa saja ciri-ciri mereka? Bagaimana cara kita untuk menjadi salah satu dari mereka?

Dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan beberapa ciri-ciri seorang mukmin yang akan diwarisi Surga Firdaus. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  1. Orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. Shalat adalah tiang agama dan amalan pertama yang akan dihisab pada hari kiamat. Shalat adalah bukti keimanan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Shalat juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan memohon ampunan dari dosa-dosa. Allah Ta’ala berfirman:

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)

Khusyu’ berarti hati yang patuh dengan sikap badan yang tunduk. Khusyu’ juga berarti hati yang tenang, fokus, dan khidmat dalam melaksanakan shalat. Khusyu’ adalah sifat yang sangat penting dalam shalat, karena tanpa khusyu’, shalat akan menjadi kosong dan tidak ada nilainya.

  1. Orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ

“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS. Al-Mu’minun: 3)

Menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna berarti menjaga lisan, pandangan, pendengaran, dan anggota tubuh lainnya dari perkataan atau perbuatan yang tidak ada faedahnya, tidak ada nilainya, atau bahkan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Hal-hal seperti itu termasuk ghibah, namimah, dusta, candaan kotor, musik haram, film porno, judi, narkoba, dan sebagainya.

  1. Orang-orang yang menunaikan zakat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang memiliki harta mencapai nisab dan haul. Zakat adalah ibadah yang menunjukkan rasa syukur, cinta, dan kepedulian kepada Allah Ta’ala dan sesama makhluk. Zakat juga merupakan cara untuk membersihkan harta dan jiwa dari kikir, tamak, dan riya. Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكٰوةِ فٰعِلُوْنَ ۙ

“Dan orang-orang yang menunaikan zakat.” (QS. Al-Mu’minun: 4)

Menunaikan zakat berarti mengeluarkan sebagian harta yang telah ditetapkan oleh syariat kepada orang-orang yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin, amil zakat, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Menunaikan zakat juga berarti mengeluarkan zakat fitrah di akhir bulan Ramadhan sebagai penebus dosa-dosa selama bulan suci tersebut.

  1. Orang-orang yang menjaga kemaluannya. Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَ ۙ اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعَادُوْنَ ۚ

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Maka, siapa yang mencari (pelampiasan syahwat) selain itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Mu’minun: 5-7)

Menjaga kemaluan berarti menjaga diri dari perbuatan zina dan hal-hal yang mendekatkannya, seperti pacaran, pergaulan bebas, berdua-duaan dengan lawan jenis, melihat aurat, dan sebagainya. Menjaga kemaluan juga berarti memenuhi hak-hak pasangan dalam hal hubungan suami istri, tanpa melampaui batas syariat.

  1. Orang-orang yang menepati amanah. Allah Ta’ala berfirman: 

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ۙ

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS. Al-Mu’minun: 8)

Menepati amanah berarti menjaga dan melaksanakan apa yang telah dipercayakan kepada kita, baik berupa harta, ilmu, jabatan, tanggung jawab, atau lainnya. Menepati amanah juga berarti menunaikan janji yang telah kita ucapkan kepada Allah Ta’ala maupun kepada sesama manusia.

  1. Orang-orang yang mendirikan shalat. Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ ۘ

“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 9)

Mendirikan shalat berarti melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah di masjid bagi laki-laki, atau di rumah bagi perempuan, dengan sempurna rukun dan syaratnya. Mendirikan shalat juga berarti melaksanakan shalat sunnah rawatib, shalat dhuha, shalat tahajjud, dan shalat-shalat lainnya yang dianjurkan oleh syariat.

  1. Orang-orang yang mewarisi Surga Firdaus. Allah Ta’ala berfirman:

اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْوٰرِثُوْنَ ۙ الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

“Mereka itulah orang-orang yang diwarisi (oleh Allah), yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Mu’minun: 10-11)

Mewarisi Surga Firdaus berarti mendapatkan surga tertinggi dan terindah yang disediakan oleh Allah Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Mewarisi Surga Firdaus juga berarti mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak ada bandingannya di dalam surga tersebut.

Demikianlah beberapa ciri-ciri seorang mukmin yang akan diwarisi Surga Firdaus. Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki ciri-ciri tersebut dan bisa mengamalkannya dengan istiqomah. Aamiin. Kitab Grosir Pesantren – Fikar Store

admin
Admin