My Blog

  • 21-05-2024

Cerdas Bukan Berarti Pasti Mendapat Hidayah Tetapi Memohon Hidayah yang Dari Hidayah Tersebut Menjadikan Seseorang Berpikir Cerdas

Nahwu Wadhih -  Kecerdasan sering kali dianggap sebagai alat untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, pada kenyataannya, kecerdasan bukanlah jaminan untuk mendapatkan hidayah atau petunjuk dari Allah Azza wa jalla. Akan tetapi dari hidayah tersebut menjadikan seseorang dapat berpikir lebih cerdas dan lebih bijak dalam menjalani kehidupan beragamanya. Hidayah adalah cahaya yang Allah berikan kepada hati-hati yang Dia kehendaki, dan seringkali, hati yang tulus lebih mudah menerima hidayah daripada pikiran yang hanya mengandalkan logika yang cenderung dibayangi oleh hawa nafsu. 

Pada intinya hidayah merupakan petunjuk dan bimbingan Allah azza wa jalla yang merupakan kebutuhan utama bagi manusia untuk mencapai keselamatan dan kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Hidayah adalah anugerah Allah azza wa jalla yang hanya Dia yang dapat memberikannya kepada siapa pun yang Dia kehendaki, dan merupakan sebab utama seseorang dapat meraih keberuntungan yang besar.   

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk senantiasa memohon kepada Allah azza wa jalla agar diberikan hidayah dan keistiqomahan, yaitu keteguhan dalam menjalankan kehidupan beragama dengan menjalankan perintah-Nya dan menegakkan sunnah Rasul-Nya, untuk diri kita sendiri, orang tua, anak keturunan, guru, lingkungan sekitar, dan orang-orang yang kita sayangi. Dua doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dapat menjadi sarana bagi kita untuk memohon petunjuk dan keistiqomahan ini: 

Doa Memohon Hidayah Ketakwaan, Kehormatan, dan Kekayaan: 

“اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى” 

“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqa wal ‘afaafa wal ghina.” 

Artinya: “Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kehormatan, dan kekayaan (jiwa).” (HR. Muslim) 

Doa ini mengajarkan kita untuk memohon empat hal penting yang menjadi dasar kehidupan yang baik: petunjuk untuk mengetahui jalan yang benar, ketakwaan untuk menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang, kehormatan untuk menjaga diri dari perbuatan yang tidak pantas, dan kekayaan jiwa untuk merasa cukup dan tidak bergantung pada yang lain. 

Doa Meminta Keistiqomahan: 

“يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ” 

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik.” 

Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad dan Hakim) 

Doa ini merupakan permohonan agar Allah  menjaga hati kita agar tetap teguh dan tidak goyah dalam menjalankan ajaran agama-Nya, terlepas dari godaan dan cobaan yang mungkin kita hadapi. 

Kedua doa ini mengingatkan kita bahwa dalam mencari hidayah, kita harus mengakui keterbatasan akal dan kecerdasan kita dan menyerahkan diri kepada kehendak Allah azza wa jalla. Kita diajarkan untuk tidak hanya mengandalkan kemampuan berpikir kita, tetapi juga memperkuat hubungan kita dengan Allah melalui doa dan permohonan yang tulus. 

Semoga Allah Azza wa jalla mengabulkan doa kita, memberikan kita petunjuk, ketakwaan, kehormatan, dan kekayaan jiwa, serta keistiqomahan dalam menjalankan ajaran-Nya. Amin. 

Kitab Nahwu Wadhih  - Fikar Store  

admin
Admin