My Blog

  • 30-01-2025

Cara Mengendalikan Amarah

Arabiyah linnasyiin -  Marah adalah emosi yang alami, tetapi jika tidak dikendalikan, bisa membawa dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Islam mengajarkan umatnya untuk menahan amarah sebagai salah satu ciri orang bertakwa. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan bahwa orang yang mampu mengendalikan marah dan memaafkan sesama termasuk dalam golongan yang dicintai-Nya. Allah berfirman: 

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ 

"Dan orang-orang yang menahan amarah dan suka memaafkan orang lain." (QS. Ali Imran: 134) 

Kemudian daalam sebuah hadits, seorang sahabat meminta wasiat kepada Rasulullah ﷺ, dan beliau hanya memberikan satu nasihat yang diulang berkali-kali: 

لَا تَغْضَبْ 

"Jangan marah." (HR. Bukhari no. 6116) 

Hadits ini menunjukkan bahwa mengendalikan amarah merupakan kunci bagi kehidupan yang lebih baik dan berkah. Untuk itu, Islam memberikan beberapa langkah syar'i dalam mengatasi amarah. 

berta’awudz 
Kemarahan berasal dari setan, sehingga kita dianjurkan untuk berlindung kepada Allah dengan membaca: 

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ 
"Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah (ta’awudz), sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui." (QS. Al-A’raf: 200) 

Rasulullah ﷺ bersabda: 

إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ 
"Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya, jika sekiranya ia mau membaca, A'udzu billahi minash-shaytanir-rajim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya." (HR. Bukhari no. 3282) 

Diam 
Rasulullah ﷺ bersabda: 

وَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ 
"Bila salah seorang di antara kamu marah, diamlah." (HR. Ahmad no. 2556) 

Wudhu 
Rasulullah ﷺ bersabda: 

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ 
"Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu." (HR. Ahmad no. 17985 dan Abu Dawud no. 4784) 

Ubah Posisi 
Rasulullah ﷺ bersabda: 

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ 
"Apabila kalian marah dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Jika belum juga hilang, hendaklah dia berbaring." (HR. Abu Dawud no. 4782) 

Mengingat Besarnya Keutamaan Menahan Amarah 
Rasulullah ﷺ bersabda: 

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنَفِّذهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ 
"Barangsiapa menahan amarahnya padahal mampu melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan." (HR. Abu Dawud no. 4777) 

Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga." Rasulullah ﷺ lantas bersabda: 

لَا تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ 
"Janganlah engkau marah, maka bagimu surga." (HR. Thabrani dalam Al-Kabir) 

Mengendalikan amarah adalah ciri utama orang bertakwa dan kunci ketenangan dalam hidup. Rasulullah ﷺ memberikan berbagai cara untuk mengontrol amarah, di antaranya membaca ta’awudz, diam, berwudhu, mengubah posisi, serta mengingat keutamaan menahan amarah. Jika kita mampu menahan amarah, insyaAllah kita akan mendapatkan pahala yang besar dan balasan surga. 

Semoga Allah menjadikan kita semua hamba yang mampu menahan amarah dan menghiasi diri dengan akhlak mulia. Aamiin. 

Kitab Bahasa Arab - Arabiyah linnasyiin – Fikar store   

admin
Admin