Arabiyah Linnasyiin - Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang merupakan kalam Allah Ta’ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melalui perantaraan malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah sumber hukum dan petunjuk bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan. Al-Qur’an juga mengandung berbagai macam ilmu, hikmah, dan rahasia yang tidak akan habis ditelusuri.
Untuk memahami makna dan pesan Al-Qur’an, kita membutuhkan ilmu tafsir, yaitu ilmu yang membahas tentang cara menafsirkan Al-Qur’an dengan benar dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh para ulama. Ilmu tafsir ini sangat penting, karena tanpa ilmu tafsir kita bisa salah dalam memahami Al-Qur’an dan tersesat dari jalan yang lurus.
Ada beberapa metode atau cara menafsirkan Al-Qur’an yang telah disepakati oleh para ulama, antara lain:
Dalam menafsirkan Al-Qur’an, kita harus berhati-hati dan tidak sembarangan, karena Al-Qur’an adalah kalam Allah yang suci dan mulia. Kita harus mengikuti metode-metode yang telah disebutkan di atas dan tidak mengikuti hawa nafsu, akal yang terbatas, atau pemahaman yang sesat. Kita juga harus menghormati pendapat-pendapat ulama yang berbeda dalam masalah tafsir, selama masih dalam koridor syar’i dan tidak menyimpang dari dalil-dalil yang shahih.
Sayangnya, di zaman sekarang ini banyak orang yang berani menafsirkan Al-Qur’an dengan semaunya tanpa ilmu dan tanpa mengikuti metode-metode yang benar. Mereka menafsirkan Al-Qur’an dengan otak-atik gatuk, yaitu dengan memotong-motong, merubah-rubah, menambah-nambah, atau mengurangi-ngurangi ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan kepentingan atau ideologi mereka. Mereka juga menolak atau menyelewengkan tafsir-tafsir yang telah disepakati oleh para ulama dan mengklaim bahwa tafsir mereka adalah yang paling benar dan paling sesuai dengan zaman.
Fenomena otak-atik gatuk menafsirkan Al-Qur’an ini sangat berbahaya dan merusak, karena bisa menyesatkan umat Islam dari jalan yang lurus dan bisa merendahkan martabat Al-Qur’an sebagai kalam Allah. Fenomena ini juga bisa menimbulkan perpecahan dan perselisihan di antara umat Islam dan bisa mengundang murka dan azab Allah.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus waspada dan kritis terhadap fenomena otak-atik gatuk menafsirkan Al-Qur’an ini. Kita harus belajar ilmu tafsir dari sumber-sumber yang terpercaya dan mengikuti pemahaman para ulama yang shalih. Kita juga harus menjaga kehormatan Al-Qur’an dan tidak membiarkan orang-orang yang tidak berilmu dan tidak bertakwa untuk mencampuri urusan tafsir Al-Qur’an.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang cara menafsirkan Al-Qur’an dengan benar dan fenomena otak-atik gatuk menafsirkan Al-Qur’an, Anda bisa membaca sumber-sumber berikut:
almanhaj.or.id/3982-yang-harus-dilakukan-untuk-menafsirkan-al-quran.html
konsultasisyariah.com/36000-cara-menafsirkan-al-quran-dengan-benar-dan-fenomena-otak-atik-gatuk-menafsirkan-al-quran.html