Arabiyah linnasyiin - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan orang lain melalui berbagai cara, salah satunya adalah berbicara. Berbicara adalah salah satu sarana untuk menyampaikan informasi, pendapat, perasaan, atau keinginan kepada orang lain. Namun, berbicara tidak hanya sekadar mengeluarkan suara, melainkan juga memerlukan adab atau etika yang baik agar komunikasi berjalan lancar dan harmonis.
Salah satu adab berbicara yang penting adalah tidak menyela atau memotong pembicaraan orang lain tanpa alasan yang dibenarkan. Memotong atau menyela pembicaraan orang lain adalah perbuatan yang tidak sopan dan tidak menghargai hak orang lain untuk didengarkan dan perbuatan ini adalah perbuatan yang tidak beradab. Hal ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Berikut adalah beberapa alasan mengapa memotong pembicaraan orang lain bukan adab yang baik.
Memotong pembicaraan orang lain menunjukkan bahwa kita tidak sabar dan tidak menghormati orang yang sedang berbicara. Kita seolah-olah merasa bahwa apa yang kita katakan lebih penting dan lebih benar daripada apa yang orang lain katakan. Padahal, setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk didengarkan. Jika kita memotong pembicaraan orang lain, kita telah mengganggu hak tersebut dan mengecilkan harga diri orang lain.
Memotong pembicaraan orang lain dapat menyakiti perasaan dan membuat orang lain tersinggung. Orang yang sedang berbicara mungkin memiliki sesuatu yang penting atau menarik untuk dibagikan kepada kita, tetapi kita tidak memberikan kesempatan untuk mendengarkannya. Hal ini dapat membuat orang tersebut merasa tidak dihargai, tidak dianggap, atau bahkan diremehkan. Orang tersebut mungkin juga merasa bahwa kita tidak tertarik atau tidak peduli dengan apa yang ia bicarakan. Akibatnya, orang tersebut dapat merasa kecewa, marah, atau benci kepada kita.
Memotong pembicaraan orang lain dapat menghilangkan kesempatan untuk belajar dan mendapatkan informasi baru. Orang yang sedang berbicara mungkin memiliki pengetahuan, pengalaman, atau sudut pandang yang berbeda dari kita, yang dapat memberikan kita wawasan atau inspirasi baru. Jika kita memotong pembicaraan orang lain, kita telah menutup pintu untuk belajar dan memperkaya diri kita sendiri. Kita juga dapat kehilangan informasi yang berguna atau penting yang mungkin dapat membantu kita dalam berbagai hal.
Memotong pembicaraan orang lain dapat membuat komunikasi tidak efektif dan tidak menyenangkan. Komunikasi yang baik memerlukan keseimbangan antara berbicara dan mendengarkan. Jika kita terlalu banyak berbicara dan tidak mau mendengarkan, kita akan mengganggu alur dan konteks pembicaraan. Jika kita suka menyela atau memotong pembicaraan orang lain sebelum mereka selesai berbicara, kita mungkin tidak mendapatkan informasi yang lengkap atau benar. Orang lain yang mendengarkan akan salah paham atau salah tafsir terhadap apa yang mereka katakan. Hal ini dapat menimbulkan konflik, perselisihan, atau perdebatan yang tidak perlu
Memotong pembicaraan orang lain mencerminkan kepribadian yang buruk dan menurunkan kredibilitas diri. Orang yang suka memotong pembicaraan orang lain dapat dianggap sebagai orang yang sombong, egois, kasar, atau tidak beradab. Orang tersebut juga dapat dianggap sebagai orang yang tidak cerdas, tidak berpengetahuan, atau tidak berwawasan. Hal ini dapat mempengaruhi citra diri dan reputasi kita di mata orang lain. Orang lain mungkin tidak mau berbicara, bekerja sama, atau bersahabat dengan kita.
Kalaupun seandainya kita mendapati bukti-bukti yang kuat bahwa orang yang berbicara dihadapan kita berusaha berdustah dan menebarkan fitnah diantara kita, kita boleh menyela pembicaraan orang tersebut. Dan itupun harus dilakukan dengan cara yang baik, kalau kita memiliki bukti-buktinya, kita harus tunjukkan. Namun hal ini mungkin akan sulit dilakukan karena keterbatasan ilmu dan keterbatasan adab.
Dari yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa memotong pembicaraan orang lain bukan adab yang baik dan dapat membawa dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, kita harus menghindari perbuatan tersebut dan berusaha untuk menjadi pendengar yang baik. Kita harus menghargai hak dan perasaan orang lain yang sedang berbicara, serta memberikan kesempatan dan perhatian yang sama kepada mereka. Kita juga harus menunggu giliran kita untuk berbicara dan tidak menyela tanpa izin. Walaupun memang ada momen-momen dimana kita harus menyela pembicaraan orang lain untuk mencegah tersebarnya fitnah. Dengan demikian, kita dapat menjalin komunikasi yang efektif, harmonis, dan menyenangkan dengan orang lain.
Kitab Arabiyah linnasyiin – Fikar store