Nahwu Wadhih - Kita meyakini dan tidak diragukan lagi bahwasanya menuntut ilmu merupakan salah satu jalan paling mulia yang Allah Azza wa jalla bukakan bagi kita sebagai hamba-Nya. Namun, seringkali setan membisikan tipu daya halus yang menghalangi kita dari jalan ini. Salah satunya adalah bisikan sesat seperti, “Tidak usah belajar agar tidak berdosa.” Pernyataan ini tampaknya masuk akal di permukaan, tetapi sesungguhnya ia adalah jebakan yang menjauhkan kita dari kebenaran.
Maka mari kita renungkan bersama mengapa bisikan ini sangat keliru dan berbahaya.
Menuntut Ilmu adalah Kewajiban
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَىْ كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Hadits ini jelas menegaskan bahwa setiap muslim, tanpa terkecuali, memiliki kewajiban untuk belajar, terutama ilmu agama. Sebab, bagaimana kita bisa menyembah Allah dengan benar tanpa ilmu? Bagaimana kita bisa mengetahui mana yang halal dan haram jika tidak belajar?
Setan berusaha membuat kita berpikir bahwa kebodohan bisa menjadi alasan untuk bebas dari dosa. Padahal, enggan menuntut ilmu saat ada kemampuan dan kesempatan untuk melakukannya adalah dosa besar. Kita tidak hanya kehilangan pahala dari ibadah yang dilakukan dengan ilmu, tetapi juga menanggung dosa karena meninggalkan kewajiban.
Uzur karena Kebodohan Tidak Berlaku Bagi Kita yang Memiliki Akses
Allah Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana. Orang yang hidup di pelosok terpencil, yang tidak memiliki akses terhadap ilmu atau dakwah, mungkin mendapatkan uzur karena kebodohan mereka. Hal ini didasarkan pada firman Allah Ta’ala:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
“Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS. Al-Isra’: 15)
Namun, bagi kita yang hidup di zaman dengan akses ilmu yang luas—dari masjid, majelis ilmu, hingga teknologi seperti internet dan buku—tidak ada alasan untuk berpaling dari menuntut ilmu. Jika kita dengan sengaja mengabaikan kesempatan belajar, itu bukan lagi kebodohan, melainkan sikap berpaling dari kebenaran yang disebut i’rodh.
Allah Ta’ala memperingatkan dalam firman-Nya:
وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Tha-Ha: 124)
Enggan Belajar adalah Bentuk Kufur Nikmat
Allah telah memberikan kepada kita nikmat berupa akal, penglihatan, dan pendengaran agar kita menggunakannya untuk menuntut ilmu. Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman:
وَٱللَّهُ أَخۡرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ شَيۡـٔٗا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفۡـِٔدَةَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)
Mengabaikan sarana-sarana ini untuk menuntut ilmu adalah bentuk kufur nikmat. Bukannya mensyukuri dengan memanfaatkan akal dan indera untuk belajar, kita justru menyia-nyiakannya. Akibatnya, kita kehilangan berkah dalam hidup dan menjadi orang yang merugi.
Allah Ta’ala memperingatkan orang-orang yang kufur nikmat:
يَعۡرِفُونَ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya, dan kebanyakan mereka adalah orang yang ingkar kepada Allah.” (QS. An-Nahl: 83)
Menuntut Ilmu adalah Jalan Menuju Surga,
Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Menuntut ilmu adalah jalan ibadah yang penuh dengan keberkahan. Ilmu yang benar akan membimbing kita untuk beribadah dengan cara yang diridhai Allah, menjauhi dosa, dan mendekatkan diri kepada surga. Sebaliknya, mengabaikan ilmu hanya akan menjerumuskan kita ke dalam kebodohan, yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
Pada intinya, Jangan sampai kita Terjebak Tipu Daya
Maka, janganlah kita terjebak dalam bisikan seperti “Tidak usah belajar agar tidak berdosa.” Sebaliknya, jadikanlah menuntut ilmu sebagai prioritas dalam hidup kita. Ilmu adalah cahaya yang akan membimbing kita di dunia dan akhirat. Dengan ilmu, kita bisa beribadah dengan benar, mensyukuri nikmat Allah, dan menghindari dosa.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita semangat untuk menuntut ilmu, menjauhkan kita dari tipu daya setan, dan menjadikan kita hamba-hamba yang taat dan bersyukur. Aamiin.
Kitab Nahwu Wadhih - Fikar Store