Nahwu Wadhih - Ghibah adalah perbuatan menyebutkan sesuatu yang tidak disukai oleh seseorang di belakangnya dengan sesuatu yang benar. Ghibah termasuk dosa besar dan perbuatan tercela yang dapat merusak hubungan antara sesama muslim. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Namun, bagaimana jika kita menjadi korban ghibah dari orang lain? Apakah kita harus marah, sedih, atau dendam? Ternyata, ada hikmah dan kebaikan yang bisa kita ambil dari peristiwa tersebut. Kita bisa bersyukur karena dighibahi orang lain, karena hal itu memiliki beberapa manfaat, antara lain:
إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَّمَ هذا وقذف هذا وأكل مال هذا وسفك دم هذا وضرب هذا فيعطى هذا من حسناته وهذا من حسناته فإن فنيت حسناته قبل أن يقضى ما عليه أخذ من خطاياهم فطرحت عليه ثم طرح في النار
Artinya: “Orang yang bangkrut dari umatku adalah mereka yang datang pada hari kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa orang yang mengghibahi kita akan kehilangan pahalanya dan memberikannya kepada kita di hari kiamat. Sebaliknya, kita akan mendapatkan pahala dari orang yang mengghibahi kita tanpa harus berbuat apa-apa.
ما من عبد مسلم يغتابه مسلم فيدفع الله به عنه من النار مثل ما دفع به عنه من الزنوب
Artinya: “Tidak ada seorang hamba muslim pun yang digunjingi oleh seorang muslim lainnya, melainkan Allah akan menolak darinya api neraka sebagaimana Dia menolak darinya dosa-dosa.” (HR. Ath-Thabrani)
Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa kita sebagaimana orang yang mengghibahi kita telah mengurangi pahala kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membersihkan kita dari noda-noda dosa dengan cara yang tidak kita duga.
إِذَا سَمِعْتُمْ مَنْ يَذْكُرُكُمْ بِمَا تَكْرَهُونَ فَقُولُوا سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي فَإِنِّي لا أَزْكِي نَفْسِي
Artinya: “Apabila kalian mendengar orang yang menyebutkan kalian dengan apa yang kalian benci, maka katakanlah: ‘Maha Suci Engkau, ini adalah fitnah yang besar. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, karena sesungguhnya aku tidak mensucikan diriku.’” (HR. Ahmad)
Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa kita harus bersikap rendah hati dan tidak sombong ketika kita dighibahi orang lain. Kita harus menyadari bahwa kita juga memiliki kekurangan dan kesalahan yang perlu diperbaiki. Kita harus memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah kita.
مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: “Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya yang muslim, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud)
Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa ada orang-orang yang baik hati yang akan membela kita dari ghibah. Mereka akan mendapatkan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atas perbuatan mereka. Kita juga harus berterima kasih kepada mereka dan mendoakan kebaikan untuk mereka.
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأموالِ والأنفُسِ والثّمرات وبشر الصابرين
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa ghibah adalah salah satu bentuk cobaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita untuk menguji iman dan kesabaran kita. Kita harus bersabar dan tidak putus asa ketika dighibahi orang lain. Kita harus mengingat bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu bersama kita dan menolong kita.
Namun bukan berarti kita boleh diam terhadap ghibah atau fitnah yang menimpa diri kita kita. Jika memang memberikan mudharat yang lebih besar terhadap diri kita dan orang-orang disekitar kita dan memberikan dampak membahayakan maka kita harus menepis fitnah tersebut.
Demikianlah beberapa manfaat yang bisa kita ambil dari peristiwa dighibahi orang lain. Kita harus bersyukur karena dighibahi orang lain, karena hal itu merupakan rahmat dan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi kita. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi ghibah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang bersih hatinya, jernih pikirannya, dan lurus amalannya. Aamiin. kitab Nahwu Wadhih – Fikar Store