My Blog

  • 19-09-2024

Bersyukur dengan Cara yang Benar

Kitab tashrif -  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan banyak nasihat tentang bagaimana seharusnya kita bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Salah satu nasihat yang paling relevan dalam hal ini adalah hadis beliau yang diriwayatkan oleh Muslim: 

انْظُرُوا إلى مَنْ هو أسْفَلَ مِنْكُم، ولا تَنْظُروا إلى مَنْ هو فَوْقَكُم، فهو أجْدَرُ أنْ لا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ الله عليكم 

“Lihatlah kepada orang yang di bawah kalian dan jangan melihat orang yang lebih di atas kalian. Yang demikian itu (melihat ke bawah) akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kalian." (HR. Muslim) 

Saat kita selalu melihat mereka yang lebih kaya atau lebih beruntung dari segi dunia, kita cenderung merasa kurang. Namun, ketika kita melihat kepada mereka yang berada di bawah kita dalam hal harta atau kehidupan duniawi, hati kita akan dipenuhi rasa syukur. Dengan begitu, kita tidak akan meremehkan nikmat yang Allah karuniakan kepada kita. 

Melihat ke bawah bukan berarti kita meremehkan keadaan orang lain, melainkan untuk menanamkan rasa syukur atas nikmat yang kita terima. Banyak di antara kita yang terjebak dengan pandangan kepada orang-orang yang lebih kaya, lebih sukses, atau memiliki kehidupan yang lebih nyaman. Akibatnya, nikmat yang telah Allah berikan kepada kita terasa kurang, dan rasa puas semakin menghilang dari hati. 

Syukur bukan hanya sekadar mengucapkan "Alhamdulillah" di bibir, tetapi juga mencakup bagaimana kita merasakan nikmat tersebut di hati dan menggunakannya untuk kebaikan. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata: 

أَمَرَنِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ وَأَمَرَنِي أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِي وَلَا أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِي 

"Kekasihku yakni Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan tujuh perkara padaku, (di antaranya): [1] Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, [2] beliau memerintahkanku agar melihat orang yang berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku." (HR. Ahmad) 

Nasihat ini bukan hanya mengarahkan kita untuk bersyukur, tetapi juga mengajarkan agar kita mencintai dan dekat dengan orang-orang yang miskin. Hal ini akan membantu kita untuk lebih memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada banyaknya harta, tetapi pada bagaimana kita mengelola hati dalam menerima ketetapan Allah. 

Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه 

"Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa), maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya" (HR. Bukhari dan Muslim). 

Hadits ini mengajarkan kita untuk selalu melihat mereka yang kurang beruntung dari segi duniawi, agar kita terhindar dari sifat iri dan terus merasa cukup atas karunia yang Allah berikan. 

Ada pelajaran menarik dari seorang tabi'in, Aun bin Abdillah bin Utbah rahimahullah. Beliau berkata: 

"Aku banyak bergaul dengan orang-orang kaya, maka aku tidak menemukan orang yang paling banyak obsesinya melebihi diriku. Aku selalu melihat tunggangan mereka yang jauh lebih baik dari tungganganku, pakaian mereka yang jauh lebih baik dari pakaianku. Namun setelah mendengar hadits ini aku memilih bergaul dengan orang-orang faqir. Maka akupun merasakan ketenangan dan rehat karena letih mengejar obsesi" 
(Sunan at-Tirmidzi). 

Kehidupan dunia memang sering kali membuat kita terobsesi untuk mengejar kemewahan dan harta benda. Padahal, semakin kita mengejar dunia, semakin letih dan gelisah hati kita. Namun, ketika kita memilih untuk bergaul dengan orang-orang yang faqir dan sederhana, kita akan merasakan ketenangan hati. Sebab, kita belajar untuk mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan merasa cukup dengan apa yang ada. 

Bersyukur bukan hanya sekadar ucapan "Alhamdulillah," tetapi juga bagaimana hati kita merasa cukup dan ridha atas ketetapan Allah. Dengan melihat kepada mereka yang kurang beruntung, kita akan lebih mudah meresapi betapa besar nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita. 

Semoga Allah selalu memberikan kita kekuatan untuk terus bersyukur dengan cara yang benar, dan menjauhkan kita dari sifat tamak dan iri terhadap dunia. Aamiin. 

Toko grosir kitab online - kitab tashrif - fikar store   

admin
Admin